Euforia Piala Dunia dalam Metode Pembelajaran Two Stray Two Stay

Ayu Nabila | Yumna Zaul
Euforia Piala Dunia dalam Metode Pembelajaran Two Stray Two Stay
Bintang sepak bola Argentina Lionel Messi (tengah) berswafoto dengan ponselnya saat merayakan di atas bus dengan tanda bertuliskan "Juara Dunia" bersama pendukung setelah menjuarai turnamen Piala Dunia 2022 Qatar saat mereka melakukan tur keliling di pusat kota Buenos Aires, Argentina, Selasa (20/12/2022). [TOMAS CUESTA / AFP]

Eksistensi sepak bola sebagai olahraga yang digemari masyarakat semakin meningkat. Bukan tanpa alasan, hal ini karena olahraga sepak bola tidak memiliki batasan umur, gender, dan tak lekang oleh waktu. Hingga kini, berbagai perhelatan sepak bola marak diselenggarakan, baik pada taraf lokal maupun internasional. 

Tahun 2022 merupakan salah satu tahun penyelenggaraan pesta olahraga terbesar di dunia yakni Piala Dunia yang diselenggarakan di Qatar. Hal ini memiliki euforia tersendiri bagi masyarakat Indonesia. Seluruh lapisan masyarakat begitu kenal dengan event ini, mulai dari orang tua, mahasiswa, hingga siswa sekolah ramai memperbincangkan siapa yang akan mengangkat trofi. 

Siapa sangka, event bola ini memberi dampak positif bagi kegiatan belajar mengajar di kelas. Salah satunya adalah dalam penerapan metode pembelajaran  two stay two stray. 

Metode pembelajarn two stay two stray sendiri merupakan metode pembelajaran yang terbilang cukup rumit dalam aplikasinya.

BACA JUGA: Link Live Streaming Wolves vs Gillingham: Elkan Baggott Siap Jajal Tim Liga Inggris Lagi

Pelaksanaan dari metode ini adalah dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok di mana masing-masing kelompok terdiri atas empat siswa, kemudian dua siswa bertugas untuk tinggal di dalam kelompok (stay) dan dua siswa lainnya bertugas untuk bertamu ke kelompok lain (stray)

Mengingat metode ini begitu sukar diterapkan, metode pembelajaran ini akan sangat efektif jika diterapkan dengan memperhatikan apa yang sedang ramai diperbincangkan siswa sehingga minat belajar siswa akan bertambah, salah satunya dengan menyisipkan event piala dunia. 

Dalam penerapannya, guru dapat membagi siswa dalam beberapa kelompok dengan menggunakan nama negara sebagai nama kelompok.

Kemudian, kelompok-kelompok atau bisa disebut ‘miniatur negara’ tersebut mendiskusikan suatu kasus atau materi yang telah disampaikan oleh guru. 

Setelah sesi diskusi selesai, dua anggota dari setiap negara harus berkunjung dan menggali hasil diskusi dari negara lain dan dua siswa lainnya bertugas menjamu tamu dari negara lain—dengan cara memaparkan hasil diskusi negara sendiri. 

BACA JUGA: Diberi Kesempatan Ikut Verifikasi Ulang Pemilu, Partai Ummat Bantah Kasih Suap: 1.000 Persen Tak Ada!

Misalnya, dua anggota dari negara Argentina berkunjung ke negara Perancis untuk menggali hasil diskusi negara Perancis. Sedangkan dua anggota negara Argentina yang tersisa, harus menjamu tamu dari negara lain yang berkunjung dengan cara memaparkan hasil diskusi kelompok sendiri.

Setelah informasi dirasa cukup, para anggota yang berkunjung kembali ke negara masing-masing untuk melaporkan informasi yang telah didapat kepada seluruh anggota negaranya. 

Penyesuaian metode pembelajaran  dengan suatu hal yang sedang ramai diperbincangkan oleh siswa diharapkan dapat menambah ketertarikan dan semangat belajar siswa  dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas.

Video yang Mungkin Anda Suka.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak