Siapa di antara kalian yang tak pernah membaca puisi? Saya kira sebagian dari kalian pasti pernah membacanya. Lalu apa yang sebenarnya kalian cari ketika kalian membaca puisi? Keindahannya bukan? Baik keindahan dari segi bentuknya maupun dari segi isinya. Akan tetapi, sudah tahukah kalian mengenai apa itu puisi? Ya, puisi adalah salah satu ragam sastra yang bentuknya terikat oleh aturan-aturan tertentu, seperti kesamaan rima; irama; mantra; serta teknik penyusunan larik dan baitnya.
Berbicara mengenai puisi, tentu tak lengkap apabila kita tak membahas contoh karyanya. Dan pada kesempatan kali ini, saya akan mengulas salah satu buku kumpulan puisi yang ditulis oleh salah seorang dosen dari Universitas Muhammadiyah Malang, yang banyak memuat puisi-puisi sederhana tetapi bermakna dalam. Penasaran seperti apa buku puisi yang akan saya ulas? Mari kita simak pembahasannya.
BACA JUGA: Disenggol Warganet Pakai Penghargaan Mentereng Anies, Gibran Pasrah Bilang Begini
Buku kumpulan puisi yang akan saya ulas pada kesempatan kali ini adalah buku kumpulan puisi karya Arif Budi Wurianto, seorang dosen yang aktif mengajar di Universitas Muhammadiyah Malang. Adapun buku kumpulan puisinya yang akan saya ulas pada kesempatan kali ini adalah Sajak Sepotong Hati di Bumi, yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2001 oleh Lembaga Kebudayaan dan Pusat Penerbitan UMM Press Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam buku Sajak Sepotong Hati di Bumi ini, terdapat dua puluh dua puisi yang ditulis oleh sang pengarang dari pertengahan tahun 1980 hingga awal tahun 2000. Dari keseluruhan puisi yang terdapat dalam buku ini, masing-masing puisi memiliki tema yang berbeda, antara lain seperti kerinduan; keresahan; kemarahan; dan rasa dukacita.
Adapun yang menjadi fokus utama dalam puisi-puisi yang terdapat di dalam buku ini antara lain ialah kritik terhadap pemerintah; kenangan terhadap seseorang; kenangan terhadap masa kecil; kenangan terhadap perjuangan para mahasiswa; dan kesunyian.
Dalam buku Sajak Sepotong Hati di Bumi ini, terdapat berbagai keunikan, antara lain ialah penggunaan bahasa yang sederhana sehingga memudahkan para pembaca untuk menangkap pesan dan kesan secara lebih jernih, dari puisi-puisi yang terdapat di dalamnya. Contohnya saja seperti yang terdapat dalam puisi Puisi Cinta, yang menceritakan kerinduan seseorang akan mantan kekasihnya ketika orang tersebut melewati jalan yang biasa mereka lewati berdua.
BACA JUGA: Viral Pria Makan Nasi Padang Topping Brownies, Emang Enak?
Kemudian hal menarik lainnya adalah pemilihan diksi yang sangat berpengaruh terhadap rima, sehingga mampu memberikan efek keselarasan bagi siapapun yang membacanya. Contohnya saja seperti yang terdapat dalam puisi Cermin, yang memiliki kesamaan rima di setiap akhir larik puisinya.
Kemudian keunikan terakhir yang terdapat dalam buku kumpulan puisi ini adalah isi puisinya, yang hampir secara keseluruhan menggunakan perumpamaan alam sekitar, sehingga mampu membuat siapa saja yang membacanya menjadi sangat dekat dengan isi dari puisi-puisi yang terdapat di dalam buku ini. Contohnya saja seperti yang terdapat dalam puisi Tanda Mata.
Nah, itu tadi merupakan sedikit ulasan mengenai sebuah buku kumpulan puisi karya Arif Budi Wurianto yang berjudul Sajak Sepotong Hati di Bumi. Adapun ulasan ini merupakan ulasan saya pribadi, berdasarkan buku tersebut. Menurut saya, buku Sajak Sepotong Hati di Bumi ini sangat cocok untuk kalian baca, karena isi dan bentuk penyampaiannya yang sangat sederhana sehingga memudahkan kalian untuk menangkap pesan dan kesannya secara lebih mendalam. Semoga ulasan ini dapat bermanfaat.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS