Bukit Dami Probolinggo, Sajikan Panorama City Light di Tengah Pedesaan

Hernawan | Moch Alfa Alfiansyah
Bukit Dami Probolinggo, Sajikan Panorama City Light di Tengah Pedesaan
Panorama citylight Bukit Dami (Doc/alfaalfnsyh)

Kalau kamu berpikir untuk bisa menikmati pemandangan kilauan cahaya perkotaan dari ketinggian haruslah pergi ke kota-kota besar, kamu tidak sepenuhnya benar. Nyatanya, lanskap city light juga bisa didapatkan dari tempat-tempat tersembunyi yang lokasinya bahkan ada di pedesaan. Bukit Dami adalah salah satunya.

Bukit Dami merupakan sebuah bukit wisata yang berada di Desa Tigasan Wetan, Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Nama Bukit Dami memang tak sepopuler destinasi wisata hits di wilayah Probolinggo, seperti Gunung Bromo maupun Air Terjun Madakaripura. Hal ini dikarenakan Bukit Dami tergolong wisata yang masih baru dikelola sejak 2020 dan masih terus dikembangkan oleh komunitas Teras Tanah, pemuda desa setempat.

BACA JUGA: 4 Rekomendasi Tempat Wisata Alam di Kulon Progo, Suguhkan Panorama Menawan

Bukit Dami atau warga sekitar memanggilnya “Nongdammih” menyajikan bukit dengan pemandangan penuh 360 derajat. Dari puncaknya yang memiliki ketinggian 200 meter di atas permukaan laut, pengunjung dapat memandang Pegunungan Argopuro di sisi timur, Gunung Lemongan di sebelah selatan, dan Pegunungan Tengger yang berdiri kokoh di ufuk barat. Sedangkan jika memandang ke arah utara, view dari Bukit Dami akan langsung menuju Kota Probolinggo dan Laut Jawa yang menjadi latarnya.

Keindahan di segala arah tersebut akan semakin spesial pada tiga momen, yakni pada sunrise, sunset, dan malam hari. Pemandangan matahari terbit dan terbenam di Bukit Dami sangatlah syahdu dengan sang surya yang bangun dan bersembunyi di antara gunung-gunung. 

Di malam hari, bukit yang kini juga memiliki cafe ini cocok digunakan untuk “ngopi” sambil menikmati pemandangan cahaya Kota Probolinggo. Letaknya yang berada di pedesaan justru memberikan suasana yang tenang dan jauh dari kebisingan, ditambah dengan sejuknya semilir angin malam yang mendampingi pengunjung menyaksikan gemerlapnya lampu-lampu kota yang nampak sangat menawan. 

Tak hanya itu, pemandangan cakrawala di atas Bukit Dami sangatlah bersih dan cerah. Langitnya masih jauh dari polusi sehingga gemerlap cahaya bintang dan bulan dapat terlihat dengan sangat jelas. Hal ini lah yang menjadikan para pengunjung sangat betah sampai-sampai mendirikan tenda dan menginap di bukit yang juga berbatasan dengan Kabupaten Lumajang ini. 

Bukit Dami sendiri tergolong wisata tersembunyi atau Hidden Gems. Berjarak sekitar 20 kilometer dari Kota Probolinggo, pengunjung perlu menyusuri Jalan Raya Lumajang ke arah selatan selama kurang lebih 45 menit. Selanjutnya, sebelum tugu perbatasan, pengunjung akan berbelok ke arah barat dan mengikuti jalan desa hingga sampai di rumah terakhir untuk menitipkan kendaraan.

Bukit Dami juga menjadi spesial karena pengunjung hanya perlu membayar parkir sebesar 5-10 ribu rupiah. Tidak ada tiket masuk yang dikenakan, kecuali pengunjung ingin menginap yang dikenakan biaya registrasi sebesar 15 ribu Rupiah setiap tendanya. Tracking menuju puncaknya pun sangat mudah, hanya 10 menit dengan akses jalan yang sudah dicor.

Selain menawarkan pemandangan dan cafe, Bukit Dami juga berkembang menjadi pusat kegiatan masyarakat dan komunitas setempat. Penjelajahan, perkemahan sekolah, upacara HUT Kemerdekaan RI, sosialisasi, hingga penghijauan pernah dilaksanakan di sini, termasuk di dalamnya adalah pembuatan bardcode pohon bercerita.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak