Tahu Telur, Makanan Khas Malang yang Menimbulkan Perdebatan

Hernawan | Moch Alfa Alfiansyah
Tahu Telur, Makanan Khas Malang yang Menimbulkan Perdebatan
Tahu telur (Dok. Pribadi/alfaalfnsyh)

Bicara kuliner di Kota Malang mungkin tak akan ada habisnya. Kota yang dijuluki Kota Bunga ini memiliki segudang makanan unik yang tersebar di seluruh penjuru kota.

Tak hanya terkenal akan buah apelnya yang terkesan eksklusif, Kota Malang ternyata juga memiliki kuliner khas yang merakyat. Ya, apalagi kalau bukan tahu telur.

Tahu telur merupakan makanan tradisional dari Jawa Timur yang sangat menjamur di Kota Malang. Untuk menemukannya bukanlah perkara yang sulit. Biasanya, tahu telur lebih sering dijajakan pada malam hari di sepanjang trotoar maupun di kampung-kampung dalam bentuk gerobakan maupun warung. 

Pada dasarnya, tahu telur terbuat dari olahan tahu dan telur yang digoreng garing dan kemudian disiram dengan bumbu kacang yang dipadukan dengan petis udang. Seporsi tahu telur juga dilengkapi dengan irisan timun, acar, tauge atau kecambah, seledri, dan pastinya kerupuk warna-warni atau kerupuk udang.

Tahu telur terkenal sebagai makanan sejuta umat karena harganya yang sangat murah. Baik di emperan maupun restoran, seporsi tahu telur umumnya hanya dibanderol sebesar Rp10.000,00 hingga Rp12.000,00 saja. Hal ini lah yang membuat tahu telur pasti masuk dalam daftar kuliner favorit masyarakat Malang, utamanya mahasiswa perantauan.

Gurih dan manis mendominasi cita rasa dari makanan yang sangat mirip dengan tahu tek ini. Selain itu, penjual tahu telur juga dapat menyesuaikan level kepedasan pada bumbu kacang sesuai dengan permintaan konsumen, antara tidak pedas, sedang, atau sangat pedas.

Tahu telur merupakan makanan yang telah ada sejak lama. Hal ini terlihat dari banyaknya kedai legendaris yang telah menjajakan kuliner ini sejak tahun 80-an.

Menariknya, santapan satu ini kerap menjadi bahan perdebatan. Bukan hanya persoalan bubur diaduk atau dicampur, rupanya tahu telur juga membuat penikmatnya terpecah menjadi dua kubu, yakni menyantapnya dengan nasi atau lontong.

Ya, tahu telur memang tidak memiliki sajian karbohidrat yang valid. Setiap penjual tahu telur biasanya akan menyediakan lontong dan nasi yang dipilih berdasarkan kehendak pembeli.

Adapun perdebatan antara nasi atau lontong menjadi sengit dikarenakan kedua kubu menilainya berdasarkan selera masing-masing.  Baik nasi maupun lontong, keduanya sama-sama cocok disantap bersama dengan tahu telur dan tidak terlalu berpengaruh signifikan terhadap cita rasanya. Tahu telur dengan nasi umumnya dianggap lebih mengenyangkan, sedangkan apabila menikmatinya dengan lontong akan terasa lebih lembut.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak