Ulasan Buku 'Teman Duduk', Mengenang Jasa Guru bagi Kehidupan

Hayuning Ratri Hapsari | Sam Edy
Ulasan Buku 'Teman Duduk', Mengenang Jasa Guru bagi Kehidupan
Ilustrasi Buku 'Teman Duduk' (Dokumen pribadi)

Guru adalah sosok penting dalam kehidupan ini. Ia memiliki jasa yang sangat besar bagi kita semua. Guru telah mengajari kita tentang beragam ilmu pengetahuan, baik ilmu pengetahuan umum maupun agama, sebagai bekal mengarungi terjalnya kehidupan ini.

Maka, menghormati para guru adalah sebuah keniscayaan bagi kita semua. Jangan sampai kita melupakan jasa-jasanya. Jangan pula kita memperlakukan mereka dengan buruk.

Bicara tentang pentingnya menghormati para guru, ada sebuah kisah menarik yang mengisahkan tentang begitu berjasanya seorang guru dalam kehidupan umat manusia. Kisah tersebut terdapat pada buku kumpulan cerpen berjudul ‘Teman Duduk’ maha karya penulis senior, Daoed Joesoef.

‘Patung Guru’ adalah salah satu judul cerpen menarik karya Daoed Joesoef yang mengisahkan tentang perjuangan seorang guru yang begitu besar bagi kehidupan banyak orang. Menceritakan tentang sebuah patung guru yang sengaja dibuat untuk menghormati jasa-jasanya yang begitu besar bagi masyarakat.

Patung guru yang dilapisi emas tersebut berdiri kokoh di dekat alun-alun sebuah kota. Mulanya, patung guru tersebut menjadi kebanggaan kota dan penduduknya.

Pada waktu peresmian patung yang sekaligus juga peresmian alun-alun, seluruh penduduk datang berduyun-duyun dengan pakaian lebaran.

Semua siswa dengan pakaian seragam yang rapi, tegak berdiri di sekitar patung, dan menyanyikan dengan khidmat lagu “Himne Guru”.

Ya, pada awalnya, orang-orang memang begitu menghormati keberadaan patung tersebut. Namun, seiring berjalannya sang waktu, orang-orang pun mulai melupakannya. Suatu hari, seekor burung gelatik berteduh di dekat patung guru tersebut. Di sanalah terjadi sebuah percakapan panjang. 

Intinya, patung guru meminta kepada burung gelatik agar mengambil emas yang melapisi sekujur tubuhnya, untuk dibagikan kepada warga yang membutuhkan pertolongan.

Burung gelatik pun menyetujui, melaksanakan permintaan mulia patung guru tersebut bahkan hingga burung gelatik merasa kelelahan dan menemui ajalnya.

Kisah tentang patung guru yang pada awalnya dibuat untuk menghormati jasa guru tetapi kemudian dilupakan oleh banyak orang itu menyelipkan pesan berharga kepada para pembaca, agar berusaha menghormati, memuliakan, dan selalu mengenang jasa-jasa para guru. 

Buku ‘Teman Duduk’ karya Daoed Joesoef yang diterbitkan oleh penerbit Kompas (2016) ini menarik dijadikan sebagai bacaan menghibur sekaligus mendidik. Selamat membaca.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak