Ulasan Novel Saksi Bisu: Warisan Jadi Motif Pembunuhan?

Hikmawan Firdaus | Rizky Melinda Sari
Ulasan Novel Saksi Bisu: Warisan Jadi Motif Pembunuhan?
Novel Saksi Bisu (Doc. Pribadi/rizkymelinda)

Berbicara tentang kasus kriminal dan pembunuhan, para pembaca tentu tidak asing lagi dengan nama salah satu penulis perempuan yang karyanya mendunia ini, siapa lagi jika bukan Agatha Christie.

Salah satu karya Agatha Christie yang tidak kalah seru untuk dibaca adalah tentang kematian seorang perempuan tua yang terlihat wajar karena penyakit dan usia, padahal sebenarnya ada sesuatu di balik kematiannya tersebut.

Penasaran dengan kisahnya? Simak selengkapnya di bawah ini.

Identitas Buku

Judul Buku: Saksi Bisu (Dumb Witness)

Penulis: Agatha Christie

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Jumlah Halaman: 384 Halaman

Sinopsis Cerita

Empasan tubuhnya di lantai, teriakannya yang melengking memecah keheningan malam, mengusik kelelapan tidur seisi rumah. Pintu-pintu dibuka, lampu pun menyala. Miss Lawson melongok ke luar kamarnya yang letaknya paling dekat tangga.

Berteriak histeris, perempuan itu tergopoh-gopoh turun. Yang lain berdatangan satu per satu: Charles menguap dan masih mengenakan jas kamar. Theresa, dengan hanya sehelai kain sutra berwarna gelap membalut tubuhnya. Bella, dengan kimono biru laut dan rambutnya penuh gulungan. Suaminya, Dokter Tanios, tidak kehilangan akal…

Hercule Poirot membongkar kasus kematian Emily Arundell, perawan tua yang kaya raya. Pembunuhan itu direncanakan dengan  begitu rapi dan mengagumkan, namun si pembunuh lupa, ada lidah si saksi bisu.

(Gramedia.com)

Ulasan Cerita

Dari segi alur, Agatha Christie menampilkan alur campuran. Bab pertama diawali dengan pernyataan yang mengarah langsung pada inti permasalahan. Dikatakan tanggal kematian Miss Arundell dengan jelas sejak paragraf pertama.

Hal ini tentu mengindikasikan bahwa fokus cerita ini ada pada kematian Miss Arundell. Hingga beberapa bab, Hercule Poirot masih belum muncul. Pembaca akan diajak untuk mengenal para tokoh yang terlibat dalam cerita ini secara langsung, tanpa perantara dan praduga dari Hercule Poirot.

Seiring bertambahnya halaman, permasalahan pun semakin memuncak hingga akhirnya M. Hercule Poirot mengambil alih kasus ini dan memulai penyelidikan.

Motif utama dugaan pembunuhan ini tidak jauh-jauh dari masalah kekayaan dan harta warisan. Sepertinya motif warisan ini merupakan motif pembunuhan terbesar di zaman hidupnya Agatha Christie.

Meski di novel sebelumnya juga banyak mengangkat tema tentang pembunuhan dengan motif warisan, nyatanya novel ini tetap menghadirkan cerita yang baru dan segar. 

Para tersangka tidak jauh dari anggota keluarga Miss Arundell sendiri. Karena lingkupnya yang tidak terlalu luas, pembaca jadi bisa ikut menebak apa sebenarnya yang terjadi dan siapa pembunuhnya.

Clue yang cukup mengecoh tetapi juga sekaligus menegaskan ada pada bola mainan anjing peliharaan Miss Arundell yang menyebabkan dirinya jatuh berdebum dari tangga, seperti yang diceritakan pada bagian blurb.

Penyelesaian kasus ini tentu saja sangat jelas, apalagi disampaikan setelah hasil analisis dari Hercule Poirot.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak