Belajar Mengatur Skala Prioritas dari Buku '80/20 Prinsip Pareto'

Hayuning Ratri Hapsari | Akramunnisa Amir
Belajar Mengatur Skala Prioritas dari Buku '80/20 Prinsip Pareto'
Ilustrasi buku 80/20 Prinsip Pareto (Gramedia)

Pernah nggak sih kamu mengalami kesulitan dalam menentukan prioritas yang harus kamu lakukan? Atau mungkin kamu merasa terlalu tenggelam dalam menjalani keseharian karena banyaknya agenda yang harus kamu selesaikan? Jika iya, ada sebuah buku yang bisa jadi rekomendasi bacaan bagimu yang mengalami hal ini. 

Yakni buku yang berjudul 80/20 Prinsip Pareto untuk Mendapatkan Hasil yang Luar Biasa tanpa Usaha Luar Biasa. Buku ini ditulis oleh Richard Koch, yang membahas mengenai penerapan prinsip Pareto dalam segala aspek kehidupan. 

Adapun prinsip Pareto ini menganut gagasan 80/20 yang berarti bahwa sekitar 80 persen hasil yang kita dapatkan hanya berasal dari 20 persen usaha yang dikerahkan. Nah menarik, bukan?  

Selama ini mungkin kita menganggap bahwa usaha akan selalu berbanding lurus dengan hasil. Semakin kita keras berusaha, maka semakin besar hasil yang akan didapatkan. 

Namun prinsip Pareto tidak demikian. Kita bahkan bisa mendapatkan 80 persen hasil dengan hanya menyelesaikan 20 persen usaha.

Misalnya saja seorang pedagang yang bisa mendapatkan 80 persen penjualan dengan menjual 20 persen dari produk yang paling laku di pasaran.

Ataukah 80 persen buku yang mendapatkan predikat bestseller hanya berasal dari 20 persen penulis. Serta 80 persen teori yang kita pelajari dalam sebuah buku juga biasanya hanya berasal dari 20 persen bagian halamannya.

Kuncinya adalah kemampuan dalam menganalisis skala prioritas. Di antara banyaknya tugas atau pekerjaan yang ada dalam to do list, kamu harus pandai-pandai menilai tiap item dalam daftar pekerjaan tersebut.

Mana saja pekerjaan yang sekiranya berdampak sangat besar dalam pencapaian hari itu, dan mana yang tidak begitu penting dan bisa dipangkas.

Terkadang kita diliputi dengan banyak sekali agenda, namun ternyata hanya menguras waktu dan tidak berdampak signifikan dalam produktivitas.

Misalnya menjawab telepon, membalas email, ngobrol, atau browsing internet untuk kemudian membaca informasi yang tidak relevan dengan pekerjaan. Dan hal-hal tersebut biasanya dilakukan berbarengan dengan tugas yang harusnya jadi prioritas utama. 

Maka mengerjakan banyak hal dalam satu waktu itu akan sangat melelahkan dan bisa berujung pada toxic productivity. Oleh karena itu agar tidak kewalahan, kamu bisa mengerjakan pekerjaan prioritas terlebih dahulu sebelum mengerjakan aktivitas lain.

Kerjakan semua hal yang paling penting hari itu terlebih dahulu. Biasanya, pekerjaan-pekerjaan paling penting hanya berkisar 20 persen dari daftar tugas yang ada. Kamu bisa mengeliminasi sisanya, dan hanya fokus pada sesuatu yang benar-benar krusial. 

Dengan cara ini, hidup akan lebih simpel dan kamu akan mendapatkan hasil yang luar biasa tanpa usaha yang luar biasa. Bagaimana, tertarik untuk membaca buku ini?

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak