Rasa malas termasuk penyakit berbahaya yang harus selalu kita waspadai kehadirannya. Rasa malas bila selalu dituruti, akan menghancurkan masa depan kita. Ya, bagaimana kita dapat mewujudkan impian bila selalu diliputi rasa malas untuk menggapainya?
Rasa malas menjadi salah satu penyebab manusia suka menunda-nunda waktu untuk mengerjakan sesuatu. Misalnya, menunda belajar, menunda menunaikan beribadah, dan lain sebagainya.
Orang yang hobi menunda-nunda pekerjaan tentu akan merugi dan bisa menjadi pemicu stres. Ya, bagaimana tidak pusing dan stres karena pekerjaan bukan malah berkurang tapi semakin menumpuk akibat suka menunda-nunda untuk menyelesaikannya.
Dalam buku ‘Sudahkah Hidupku Berguna? Melawan Malas untuk Jadi Anak Muda Hebat’ ini dijelaskan bahwa dalam Islam, kita tidak diajarkan untuk menunda-nunda pekerjaan. Meski pada akhirnya pekerjaan tersebut dikerjakan, namun menunda pekerjaan tetap tidak disarankan. Menunda pekerjaan apalagi ibadah wajib, merupakan kebiasaan buruk yang tidak disukai oleh Allah Swt.
Menunda biasa kita artikan dengan mengundur pengerjaan suatu urusan untuk sementara waktu, dengan niatan akan mengerjakannya di waktu lain. Pada dasarnya, menunda waktu tidak menjadi masalah bila ada hal yang benar-benar penting yang harus dikerjakan saat itu juga. Namun, lain halnya bila kita menunda waktu karena merasa masih punya waktu luang, bad mood, malas, atau alasan sejenis lainnya. Penundaan semacam ini biasanya akan membuat pekerjaan kita terbengkalai (hlm. 91).
Sifat malas bila sering dibiasakan memang akan membuat orang terlena. Meski dia tahu dampak buruk yang akan ditanggung akibat kebiasana malasnya tersebut, tapi karena enggan untuk berubah, maka dia akan selalu memperturutkan hawa malas yang ada dalam dirinya.
Lantas, adakah cara yang manjur untuk mengatasi rasa malas yang kerap menghantui jiwa kita? Dalam buku ini dijelaskan cara-cara untuk mengatasi rasa malas. Salah satunya ialah dengan membiasakan diri untuk bergerak. Semakin terbiasa kita bergerak, maka semakin berkurang rasa malas yang menyerang. Rasa malas itu semakin melemah seiring dengan gerakan yang kita lakukan. Alhasil, lama-kelamaan ia akan musnah.
Kiat selanjutnya untuk mengatasi rasa malas adalah: berkumpul dengan teman-teman yang rajin dan sejalan. Jadi, teman kita akan memengaruhi tindakan kita. Berkumpullah dengan orang-orang yang rajin bila ingin melawan rasa malas. Sebab, kita tidak bisa sendiri, kita juga butuh orang lain untuk menguatkan dan memotivasi diri. Kita membutuhkan lingkungan atau teman yang bisa mengingatkan dan menguatkan diri agar tidak melakukan kesalahan (hlm. 115).
Terbitnya buku ‘Sudahkah Hidupku Berguna? Melawan Malas untuk Jadi Anak Muda Hebat’ karya Meilina Astariah (penerbit Quanta, Jakarta, 2020) ini dapat dijadikan sebagai sarana penyemangat hidup, terutama bagi kalian yang sedang dikungkung rasa malas dan berusaha mencari cara untuk mengatasinya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.