Series 'Induk Gajah', Humor Dalam Menyikapi Umur yang Kadaluarsa

Candra Kartiko | Athar Farha
Series 'Induk Gajah', Humor Dalam Menyikapi Umur yang Kadaluarsa
Foto Film Induk Gajah (Prime Video)

Series Induk Gajah (2023) produksi MD Entertainment sudah tayang cukup lama di Prime Video. Disutradarai oleh Muhadkly Acho, series ini menampilkan Marshanda sebagai Ira, Tika Panggabean sebagai Mamak Uli, dan Dimas Anggara sebagai Marsel. 

Masih ada yang belum nonton? Simak, yuk! Kisah series Induk Gajah menyorot Ira yang lelah dengan perjodohan yang sering diatur oleh ibunya, Mamak Uli. Ira juga harus menghadapi kritik terkait penampilannya, termasuk dorongan untuk menurunkan berat badan. Setelah banyak perjodohan, Ira dipasangkan dengan Marsel, anak teman ibunya.

BACA JUGA: Tinjauan Kritis Terhadap Representasi Film 'Siksa Neraka'

Meskipun Ira setuju, Marsel rupanya sudah punya hubungan dengan wanita lain. Ira menerima perjodohan itu tanpa cinta, dengan rencana tersendiri. Pertanyaannya, apakah Ira dan Marsel bisa mengatasi segala tantangan dan bersatu, ataukah rencana keduanya akan mengubah arah hubungan mereka?

Ulasan Series 'Induk Gajah'

Tambah kepo tapi masih ragu nonton? Aku akan bagikan kesan-kesan series ini setelah rewatch seriesnya. Aku ingat betul, pertama kali nonton Induk Gajah di bulan Ramadan. Sejujurnya, baik saat itu dan kala aku rewatch seriesnya, perasaannya masih sama, aku menemukan kenyamanan dalam menikmati sajian sebanyak delapan episode. Series ini memikatku dengan penggunaan logat Batak yang sangat mulus dan meyakinkan, sehingga menciptakan atmosfer tersendiri dalam alur cerita yang diusungnya.

Meskipun mengadaptasi kisah nyata, tetap saja nggak terhindar dari kesan klise yang menyertainya. Namun, di balik klise tersebut, latar belakang tokoh utama yang mempertahankan adat istiadat dalam marga keluarga, serta kehadiran elemen komedi sepanjang episode, cukup memberikan hiburan yang menghibur dan sangat terkait dengan realitas sehari-hari.

BACA JUGA: Review Film Bismillah Kunikahi Suamimu, Cita Rasa Sinetron Bikin Julid!

Di usia karakter utama (Ira) yang katanya hampir kadaluarsa, pengalaman yang dialami Ira, meski terdengar klise, tetap saja berhasil menyentuhku karena mampu mewakili situasi batin yang sering kali aku rasakan. Ups.

Ekspresi Marshanda dalam perannya terasa sangat totalitas, tanpa kesan dibuat-buat. Keaslian ekspresinya berhasil mencuri perhatian, demikian juga dengan Tika Panggabean yang menunjukkan kematangan dalam berakting, yang memberikan dimensi tambahan pada pengalaman menontonku. 

Dengan jumlah episode yang terbatas dan durasi yang nggak terlalu panjang untuk setiap episodenya, series ini sangat mudah diikuti. Keterbatasan ini sekaligus menjadi kelebihan, membuatnya menjadi pilihan yang menyenangkan tanpa harus mengorbankan terlalu banyak waktu.

Dengan berbagai pertimbangan tersebut, aku memberikan skor 8/10 untuk series ini. Meskipun mengandung klise dan beberapa kekurangan, hiburan yang diberikan serta kualitas akting para pemainnya membuatnya layak untuk dinikmati. Semoga ulasan ini memberikan gambaran yang bermanfaat. Selamat menonton, ya!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak