Pecinta film tentunya masih ingat dengan kekecewaan para penonton pada film bertema fantasi horor, "The New Mutant" tahun 2020 silam. Setelah berbagai gimmick mengapa filmnya tak kunjung rilis ternyata saat tayang hasilnya biasa-biasa saja.
Seperti diketahui, belakangan, di era dominasi produksi film mengenai pahlawan super yang mulai menjemukan, beberapa filmaker mencoba mendekonstruksi atau bahkan memparodikan genre ini, sebut saja serial "The Boys" atau film "Deadpool".
Satu film serupa yang menurut saya lebih pantas menyandang title "The New Mutant" datang dari industri sinema Eropa, yakni "The Innocents".
"The Innocents" yang punya judul original "De Uskyldige", adalah film Norwegia yang ditulis dan disutradarai oleh Eskil Vogt. Sebelumnya, Eskil Vogt menjadi penulis naskah film "The Worst Person in the World" atau "Verdens Verste Menneske".
Film ini dibintangi sejumlah aktor muda seperti Rakel Lenora Flottum, Sam Ashraf, Alva Brynsmo Ramstad, dan Mina Yasmin Bremseth Asheim
Sinopsis film "The Innocents" berkisah tentang keluarga Ida (Rakel Lenora Flottum) yang pindah ke pinggiran kota Oslo. Saat berjalan-jalan di lingkungan baru mereka, Ida dan saudara perempuannya, Ana (Alva Brynsmo Ramstad) berteman dengan dua anak lain, Ben (Brynsmo Ramstad) dan Aisha (Yasmin Bremseth Asheim).
Secara tak terduga, mereka menemukan bahwa mereka memiliki kekuatan super dan mulai menjelajahinya sendiri. Namun, situasi ini dengan cepat berubah dari permainan anak-anak menjadi sesuatu yang lebih gelap dan menyeramkan.
Ulasan Film 'The Innocents'
Disamping naskah dan penyutradaraan, kredit terbesar di film ini patut diberikan pada 4 pemain bocah yang tampil dengan natural dan meyakinkan. Saya bahkan terkecoh oleh akting Alva Brynsmo Ramstad yang sangat meyakinkan.
Film "The Innocents" adalah contoh terbaik dari pepatah, 'less is more'. Karena dalam setiap cerita, baik yang berhubungan dengan superhero atau tidak, bukanlah kehebatan efek khususnya, melainkan karakter-karakternya tentang bagaimana mereka berkembang dan mendorong cerita menjadi lebih menarik.
Skenario yang rapi memberikan perhatian dan kehati-hatannya dalam mengeksplorasi psikologi para protagonis - antagonis, dan menggambarkan keinginan serta ketakutan masing-masing.
Film ini berhasil menyajikan gagasan tentang apa yang menjadi awal mula seorang penjahat super, bukan hasrat akan kekuasaan atau kejahatan kosmik, melainkan perasaan nyata seperti frustrasi, kesepian, atau ketidakmampuan untuk melarikan diri dari diri sendiri.
Yang terbaik dari semuanya adalah bahwa tidak ada niatan dalam film ini untuk mengubah genre superhero atau "melakukan sesuatu yang lebih baik" seperti yang diungkapkan oleh beberapa orang yang menolak genre tersebut. Eskil Vogt hanya bersenang-senang menceritakan kisah ini dengan caranya sendiri.
Sebuah kisah yang intim, namun juga disturbing pada beberapa momen, dengan ritme sendiri yang membangun konflik secara perlahan, film ini memungkinkan perkembangan karakter menjadi lebih alami dan reaksi mereka terhadap setiap peristiwa tidak terasa dipaksakan.
Skor "The Innocents" 89/100. Film berhasil melakukan pendekatan realistis terhadap dunia superhero, menjelajahi tema seperti persahabatan dan hilangnya kepolosan anak-anak.
Film "The Innocents" dapat disaksikan di layanan nonton berbayar, klikfilm.