Saat menonton film "Siksa Neraka" ada satu kalimat dari karakter yang diperankan Ingrid Widjanarko yang cukup menggelitik. Kalimat jelasnya saya sudah lupa, namun dalam film itu Ingrid bertanya, jika anak yang ditinggal wafat orang tua disebut yatim piatu, apa sebutan untuk orang tua yang ditinggal wafat anaknya.
Setelah dicari, saya tidak menemukan apa istilah untuk pertanyaan karakter Ingrid di "Siksa Neraka", namun bagaimana gambaran orang tua yang ditinggal wafat oleh anak, film "Rabbit Hole" mungkin salah satu jawabannya.
"Rabbit Hole" merupakan film garapan sutradara John Cameron Mitchell yang mengeksplorasi perjalanan kesedihan dan penyembuhan keluarga yang terkena tragedi besar, yang rilis tahun 2010 silam.
Diadaptasi dari drama panggung karya David Lindsay-Abaire, film ini menggambarkan kehidupan pasangan suami-istri, Becca (Nicole Kidman) dan Howie (Aaron Eckhart), yang berjuang untuk menemukan makna dalam kehilangan mendalam mereka.
Sejak awal, "Rabbit Hole" mengejutkan penonton dengan kenyataan tragis: kematian anak pasangan tersebut, Danny, dalam suatu kecelakaan.
Film ini menggambarkan dampak kehilangan anak, tidak hanya pada tingkat individu tetapi juga pada hubungan mereka sebagai pasangan.
Penonton disuguhkan dengan gambaran tentang betapa rumitnya proses berduka, terutama saat mereka berdua mencoba untuk menemukan cara-cara berbeda untuk mengatasi kesedihan masing-masing.
Salah satu kekuatan film ini adalah penampilan luar biasa dari Nicole Kidman sebagai Becca.
Nicole Kidman memberikan penampilan memukau dengan mengeksplorasi dimensi kehilangan dan duka yang mendalam. Ekspresi, gestur, dan caranya mengartikulasikan rasa sakit menciptakan ketegangan yang kuat, membuat penonton merasakan intensitas emosional yang dialami karakternya.
Dalam "Rabbit Hole," penonton disajikan dengan penggambaran yang realistis tentang perjalanan berduka. Becca dan Howie berusaha menghadapi kenyataan kehilangan anak mereka dengan cara yang berbeda.
Howie mencarinya lewat dukungan kelompok 'curhat' orang tua yang mengalami hal serupa, sementara Becca berusaha mengatasi dengan menghapus setiap jejak keberadaan Danny dari kehidupan sehari-hari. Perbedaan pendekatan ini menciptakan konflik yang memikat dan menggugah empati penonton.
Dalam film ini, rumah keluarga menjadi simbol penting. Bagi Becca, rumah tersebut diisi dengan kenangan yang menyakitkan dan rasa sakit yang tak terlupakan. Sebaliknya, Howie mencoba mempertahankan keberadaan anak mereka melalui video dan kenangan-kenangan yang terpampang di rumah.
Konflik internal dan eksternal terjadi di dalam dan luar rumah turut menjadi cerminan ketidakmampuan pasangan tersebut untuk melupakan atau merangkul kenangan.
Di sisi lain, penyutradaraan John Cameron Mitchell menghadirkan ketegangan emosional, namun dalam waktu bersemaan juga lembut.
Selain memberikan ruang bagi aktor-aktornya untuk tampil dengan keaslian, pengarahan visualnya berhasil menangkap nuansa emosional setiap adegan. Pilihan pengambilan gambar dan sinematografi yang mendukung menciptakan atmosfer yang intim dan memikat.
"Rabbit Hole" juga mengeksplorasi tema kesempatan untuk penyembuhan. Ketika Becca secara tidak sengaja bertemu dengan seorang remaja bernama Jason (Miles Teller), yang memiliki keterkaitan dengan meninggalnya anak mereka, film ini membuka peluang untuk pertemuan yang penuh makna.
Hubungan antara Becca dan Jason mengilhami pertanyaan-pertanyaan tentang penerimaan, pengampunan, dan kesempatan untuk memulai kembali.
Dengan segala kelebihan dan keunikan "Rabbit Hole," film ini bukanlah kisah gembira atau menghibur, namun menyuguhkan kejujuran dan kompleksitas dalam menggambarkan perjalanan duka yang penuh tantangan.
Film ini menunjukkan bahwa dalam kehidupan yang penuh dengan kehilangan, ada peluang untuk tumbuh dan menemukan makna baru.
"Rabbit Hole" memang berat, tetapi memberikan pengalaman film yang mendalam dan memikat untuk penonton yang siap merenungkan tentang kehidupan, cinta, dan kesempatan untuk menyembuhkan. Skor 94/100.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS