Review Film 'Tag', Horor Ngeri tapi Bikin Gak Ngerti

Hayuning Ratri Hapsari | Caca Kartiwa
Review Film 'Tag', Horor Ngeri tapi Bikin Gak Ngerti
Poster film Tag (IMDb)

Film Jepang "Tag," yang dirilis pada tahun 2015 dan disutradarai oleh Sion Sono, adalah sebuah karya yang mengajak penonton masuk ke dalam dunia yang penuh dengan misteri, takdir yang tidak dapat dihindari, dan permainan tanpa batas.

Dengan kombinasi elemen horor, action, dan fiksi ilmiah, film ini mempertanyakan makna kehidupan melalui perjalanan karakter utamanya yang tak terduga.

Cerita dimulai dengan sekelompok siswi SMA Putri yang tiba-tiba mendapati diri mereka terlibat dalam permainan tanpa henti yang mempertaruhkan nyawa. 

Setelah serangkaian kejadian aneh dan kematian misterius, Mitsuko (Reina Triendl) menemukan dirinya terlibat dalam dunia yang tampaknya terus berubah tanpa arah yang jelas. 

Sementara dia berusaha mencari jawaban, Mitsuko menyadari bahwa takdirnya tak terelakkan dan berlari dari takdir itu sendiri hanyalah ilusi.

Salah satu aspek yang membuat "Tag" menonjol adalah pendekatan sutradara Sion Sono terhadap narasi dan visual. 

Dengan penggunaan kamera yang dinamis, pengeditan yang cerdas, dan perubahan tiba-tiba dalam suasana film, Sono menciptakan dunia yang penuh ketidakpastian dan kekacauan. Gaya penceritaannya yang unik dan tak terduga menghadirkan perasaan ketegangan yang terus meningkat.

Reina Triendl memberikan penampilan yang kuat sebagai Mitsuko, membawa karakternya dari kebingungan dan ketakutan hingga keberanian dan penerimaan.

Dia berhasil menangkap nuansa kompleksitas perjalanan karakternya, menghadirkan kisah seorang wanita yang berusaha memahami takdirnya dan menghadapi keputusan-keputusan sulit yang menghadangnya.

Plot "Tag" memperkenalkan konsep permainan misterius yang tidak hanya menantang fisik, tetapi juga melibatkan pertanyaan filosofis tentang kehidupan, kebebasan, dan takdir. 

Konsep perubahan identitas dan realitas yang terus-menerus berubah menciptakan ketidakpastian yang menjajaki batas antara mimpi dan kenyataan. Ini membingungkan penonton, memaksa mereka untuk mempertanyakan arti dari setiap momen yang terungkap.

Aspek horor dan pembantaian dalam film ini memperkuat elemen ketegangan. Sion Sono memanfaatkan gambar-gambar yang mengerikan dan kekerasan yang mendalam untuk menciptakan atmosfer yang intens. 

Sementara pilihan efek visual yang dramatis dan musik yang menakutkan membantu membangun suasana mencekam yang membebani setiap adegan, membuat penonton terus terpaku pada layar.

Namun, "Tag" bukanlah film yang dapat diterima oleh semua penonton. Kombinasi elemen horor, kebingungan, dan eksperimen visual mungkin membuat beberapa orang merasa kewalahan atau bahkan bingung. 

Sejumlah adegan yang sangat eksentrik dan penggunaan simbolisme yang kuat mungkin memerlukan keterbukaan pemirsa terhadap interpretasi yang lebih abstrak.

Tema-tema dalam "Tag" memunculkan pertanyaan filosofis yang mendalam, seperti keberartian kehidupan, takdir, dan pilihan. Film ini menyajikan refleksi tentang bagaimana manusia berusaha memahami makna eksistensi mereka dan bagaimana takdir dapat membentuk perjalanan hidup. 

Dengan melibatkan pemirsa dalam pertanyaan-pertanyaan filosofis ini, "Tag" menciptakan pengalaman yang memaksa penonton untuk merenung.

"Tag" adalah film yang tidak hanya menciptakan ketegangan visual melalui elemen horor dan aksi, tetapi juga memprovokasi pemirsa untuk merenung tentang misteri kehidupan. 

Dengan pendekatan sutradara yang unik, penampilan mengesankan dari Reina Triendl, dan tema-tema filosofis yang mendalam, "Tag" mengajak penonton pada perjalanan emosional dan intelektual yang tak terduga. Skor 70/100.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak