Review Film Flora and Son, Ketika Musik Menjadi Penghubung Sebuah Keluarga

Hayuning Ratri Hapsari | Alfanni Nurul
Review Film Flora and Son, Ketika Musik Menjadi Penghubung Sebuah Keluarga
Potret Eve Hewson sebagai Flora dan Orén Kinlan sebagai Max dalam still cuts film Flora and Son (imdb.com/Flora and Son)

Flora and Son merupakan film drama musikal terbaru karya sutradara John Carney yang dikenal sebagai sutradara film terkenal, Begin Again. Film ini dibintangi oleh Eve Hewson, Jack Reynor, Orén Kinlan, dan Joseph Gordon-Levitt yang berlatar di Kota Dublin, Irlandia. 

Film Flora and Son berpusat pada kehidupan Flora (Eve Hewson) sebagai ibu tunggal dan seorang anak nakal, pembangkang, dan suka mencuri bernama Max (Orén Kinlan). Flora dan Max memiliki hubungan yang buruk sebagai ibu dan anak. 

Perilaku Max yang buruk membuat Flora beberapa kali harus dipanggil oleh pihak kepolisian setempat karena ketahuan mencuri.

Suatu ketika, ia mengambil sebuah gitar bekas lalu memperbaikinya dan menjadikan gitar tersebut sebagai hadiah ulang tahun Max mengingat ia begitu mencintai musik. Sayangnya, gitar itu ditolak mentah-mentah oleh Max. 

Akhirnya, Flora mengambil gitar tersebut dan mengikuti kursus gitar yang dipandu secara online oleh Jeff (Joseph Gordon-Levitt) dengan harapan bisa mendekati anaknya dengan musik. Dapatkah Flora berhasil memainkan gitar dan memperbaiki hubungannya dengan Max?

Film ini menggambarkan kehidupan Flora yang berasal dari kelas bawah dengan begitu nyata. Mulai dari tinggal di apartemen kecil dan sesak serta memiliki sedikit barang baru mengingat kebanyakan barang di rumahnya adalah bekas.

Tak hanya itu, Flora harus puas bekerja sebagai pengasuh bayi dengan gaji pas-pasan. Meskipun serba terbatas, ia tak pernah lupa dengan kebiasaan merokok dan minum-minum. 

Flora secara sekilas digambarkan sebagai ibu yang buruk, apalagi ia banyak melontarkan kata-kata kasar. Meskipun begitu, nalurinya sebagai ibu tidak tergantikan dan ia rela berkorban demi kebahagiaan Max. Bahkan ia rela belajar gitar untuk bisa lebih dekat dengan Max yang begitu mencintai musik.

Seiring berjalannya film, kisah Flora akan diungkap beserta alasan ia menjalani hidup seperti itu. Penonton akan mendengar curahan hati Flora yang menyentuh dan penuh kisah sedih. 

Film ini lebih banyak bercerita dari sudut pandang Flora sebagai seorang ibu tunggal sehingga karakter Max tidak banyak diceritakan.

Apalagi sifat Max yang pendiam sehingga penonton hanya bisa melihatnya melalui ekspresi dan tindakannya sebagai bentuk pelampiasan dengan ibunya dan hidup yang ia jalani. 

Di samping itu, perkembangan karakter masing-masing tokoh dalam film ini ditunjukkan dengan baik. Awalnya, Flora, Max, bahkan Ian (Jack Reynor) yang merupakan mantan suami Flora adalah karakter yang buruk tetapi kemudian mereka bisa berubah lebih baik sepanjang film berlangsung.

Film Flora and Son cocok buat kalian yang sedang mencari tontonan hangat dan menyentuh. Tak lupa, genre musikal dalam film ini cukup kental sehingga mampu membangkitkan suasana film.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak