Review Novel Pramoedya: Ketika Cinta Terhalang Ingatan yang Pudar

Hayuning Ratri Hapsari | Rizky Melinda Sari
Review Novel Pramoedya: Ketika Cinta Terhalang Ingatan yang Pudar
Novel Pramoedya (Dok. Pribadi/rizkymelinda)

Definisi pulang bagi setiap orang mungkin berbeda-beda. Ada yang mendefinisikan pulang sebagai sebuah perjalanan kembali ke rumah yang hangat, di mana keluarga menunggu kehadiran kita. Ada juga yang mendefinisikan pulang dan rumah sebagai seseorang.

Identitas Buku

Judul Buku: Pramoedya

Penulis: Tenderlova

Penerbit: Gagasmedia

Jumlah Halaman: 262 Halaman

Sinopsis Novel

Pram, aku pulang, kembali ke sudut-sudut tempat kenangan kita berserakan. Aku mencoba mengumpulkan serpihannya hingga larut dalam kesedihan. Namun, tatapanmu masih dingin, seolah asing.

Pram, ini aku, Dimitri, seseorang yang pernah menjadi alasanmu bertahan. Masihkah tersisa sedikit saja tentangku di ingatan? Berharap dengan sepotong kenangan itu kita bisa kembali mengecap rasa yang pernah ada. Manisnya kehangatan bahkan getir dari sikap dinginmu yang kuteguk tak bersisa.

Pram, ingatkah, kau selalu menjadi rumah untuk cintaku? Mengapa kini aku adalah orang asing bagimu yang hanya bisa kau kenang melalui catatan di jurnalmu? Benarkah kini aku telah menjadi kisah lampau yang serupa bayangan semu?

Ulasan Novel Pramoedya

Buku ini bercerita tentang Dimitri yang kembali pulang pada definisi rumah versinya, tetapi ia akhirnya menyadari bahwa pulangnya kali ini tidak lagi terasa sama.

Ia tidak hanya pulang dengan membawa koper dan kenangan akan Kota New York, tetapi juga rindu. Rindu yang hingga mati pun ia tahu tidak akan pernah berbalas.

Dari halaman awal hingga akhir, hanya kegetiran yang dirasakan saat aku membaca kisah antara Dimitri dan Pramoedya ini. Bagaimana tidak, kedua insan yang telah saling jatuh cinta dan menemukan definisi rumah di diri satu sama lain harus menerima kenyataan pahit.

Takdir ternyata tidak mengizinkan mereka untuk saling bersama. Ketika Dimitri memutuskan untuk mencari Pram setelah kepulangannya kembali ke Indonesia, ia menemukan kenyataan bahwa Pram tidak bisa ditemukan. Pram seakan bersembunyi di sebuah tempat yang tak terjangkau.

Hingga akhirnya pertemuan kembali keduanya ternyata tidak mampu mengurai segala kerinduan yang telah dipupuk oleh Dimitri selama jarak yang membentang di antara mereka. 

Aku pribadi termasuk salah satu penggemar cerita yang memiliki vibes sedih dan mengharu biru seperti ini, karena ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari kisah para tokohnya. Termasuk kisah Dimitri dan Pram ini.

Melalui keduanya, aku belajar bahwa kita tidak bisa menjanjikan selamanya kepada seseorang. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Kita hanya bisa berusaha semampu kita dalam mencintai orang yang spesial bagi diri kita.

Buku yang aku beli dilengkapi dengan selembar surat dari Pram untuk Dimitri. Aku tidak tahu apakah semua versi buku yang dijual akan menyelipkan selembar surat ini. Surat satu lembar dari Pram ini berisi ungkapan perasaan Pram yang merasa berat karena harus meninggalkan Dimitri demi kebaikan perempuan yang ia cintai itu sendiri.

Sebuah kisah cinta yang mengharukan namun penuh nilai-nilai hidup.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak