Novel Kota Bandung dan Biru, menggambarkan bullying panjang pada Biru, seorang anak yang terlahir dari keluarga tidak mampu. Perundungan demi perundungan terjadi padanya. Ia mengalaminya dari mulai bangku sekolah dasar sampai sekolah menengah atas.
Identitas Buku
Judul Buku: Kota Bandung dan Biru
Penulis: Niawidia
Penerbit: Tekad
Tahun terbit: 2023
Jumlah halaman: 230 halaman
Ulasan Buku
Mungkin bagi setiap orang masa-masa sekolah adalah masa-masa indah dalam perjalanan hidupnya, tapi tidak bagi Biru. Masa-masa sekolah adalah masa neraka yang ia rasakan.
Perundungan demi perundungan ia terima. Saat duduk di sekolah dasar, Biru tidak mempunyai kawan di sekolahnya, bahkan hinaan dan cacian jadi makanan sehari-hari, penyiksaan fisik sudah tak terhitung jumlahnya, bukannya Biru tidak mau melawan, tapi Biru memikirkan masa depan, kalau sampai dia berhenti sekolah, maka masa depannya hancur.
Sedangkan Biru sendiri berkeinginan kuat untuk menjadi orang kaya, mengangkat derajat kedua orang tuanya yang hidup di bawah garis kemiskinan, tidak menjadi kaya pun, minimal Biru bisa menjadi orang pintar disegani dan dibutuhkan orang-orang.
Menginjak sekolah menengah atas, barulah sosok Ayunda dan Yuda, hadir jadi teman Biru yang mau menjadi sahabatnya sampai titik darah penghabisan. Selain teman, Ayunda juga adalah kekasih Biru, yang selalu setia menemani Biru dalam susah maupun senang.
Januarta adalah sosok utama pembully Biru di SMA Galaksi, salah satu sekolah bergengsi di kota Bandung. Dia merasa berkuasa, bisa melakukan apa saja, tanpa takut dikeluarkan dari sekolah, karena ayahnya seorang pengelola yayasan tempat Biru bersekolah.
Titik puncak bullying yang terjadi pada Biru adalah sabotase nilai, yang berdampak pada skorsing hingga pencabutan beasiswa Biru hingga ia tidak bisa bersekolah. lagi-lagi Yuda dan Ayunda jadi garda terdepan pembela Biru, untuk membuktikan bahwa Biru tidak bersalah.
Novel ini membawa pembaca masuk ke dunia bullying, bisa merasakan pedih dan sakitnya perlakuan bullying. Bullying yang ditampilkan dalam novel ini, bukan hanya datang dari teman sebaya, tapi bullying juga datang dari pihak orang tua, bagaimana cara memperlakukan anak dan membuat anak melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan orang tua, bukan berdasarakan kemauan anak.
Novel ini menguras emosi dan air mata. Satu hal yang layak diacungi jempol pelajaran berharga yang didapat stop bullying, sehingga tidak ada lagi Biru yang lainnya di dunia ini.