Ulasan Film Planetquake, Kisah Bencana Alam dengan Eksekusi Seadanya!

Sekar Anindyah Lamase | Lena Weni
Ulasan Film Planetquake, Kisah Bencana Alam dengan Eksekusi Seadanya!
Poster Film Planetquake (Plex)

Sinopsis Planetquake (2024) - Pergeseran tektonik jauh di bawah Palung Mariana melahirkan bencana yang mengancam kiamat dunia. Pergerakan masif lempeng tektonik menyebabkan rentetan gempa bumi maha dahsyat, serta tsunami di kedua sisi Pasifik.

Demi menyelamatkan umat manusia dari amukan alam, tim ahli seismologi terkemuka, Dr. Anderson (Erica Duke), ilmuan dari Pusat Informasi Gempa Bumi Nasional, bersama rekannya Peter Houston (Phillip Andre Botello) ditunjuk untuk mencari celah cara mencegah bencana yang lebih besar. 

Menimbang risiko, dewan keamanan pun turut memerintah Dr. Anderson untuk menemukan keberadaan kakaknya yang menghilang, Dresden (Doug Jeffery) yang dianggap sebagai kunci keberhasilan dari operasi pencegahan gempa yang berpotensi menghancurkan planet bumi.

Belakangan diketahui, Dresden adalah ilmuan yang pernah menggarap proyek senjata orbital, kekuatan tembakan senjata tersebut dinilai mampu menekan pergerakan lempeng sehingga bencana yang dikhawatirkan sebagai permulaan dari kiamat bumi itu pun dapat dihentikan. 

Ulasan

Dari segi cerita, film ini sebenarnya memiliki konsep cerita yang kuat. Namun, mungkin karena keterbatasan budget, nampak betul beberapa lini dalam film ini ditekan sehingga konsep cerita yang kuat tersebut tidak berhasil divisualkan dengan baik.

Mengingat film ini bercerita tentang bencana alam yang berisiko memusnahkan umat manusia, saya selaku penonton berharap ada efek visual yang menggambarkan amukan alam yang melumat gedung-gedung, pemukiman, hingga manusia, selayaknya film bertema bencana alam pada umumnya.

Namun, sayangnya sebagian besar adegan hanya menampakkan perang argumen para tokoh di ruangan sempit yang nampak minim peralatan canggih. 

Alih-alih menggambarkan penderitaan dan dahsyatnya bencana, film ini menitikberatkan pada kondisi kota yang porak-poranda akibat bencana, itu pun dengan visual yang seadanya.

Film ini makin terlihat gagal eksekusi, ketika para cast hanya ada segelintir, alias sepi, kurang huru-hara, sehingga saya selaku penonton kurang mendapat stimulus untuk dapat bersimpati dengan gambaran bencana alam dalam film ini. 

Film semakin ngawur, ketika adegan putri Dr. Anderson, Sophie (Erin Gall) terjebak di pesawat muncul di layar. Dialognya terkesan kaku, klise dengan penjiwaan yang kurang menggigit.

Pun dengan efek visual dari pesawat yang terbelah, setelah sampai pada babak ini saya nyaris kehilangan minat untuk menamatkan filmnya. 

Dan buat kamu yang penasaran dengan film ini, kamu dapat menyaksikannya di layanan streaming resmi, ya! Selamat menyaksikan! 

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak