Begitu saya selesai membaca novel Ghost Next Door karya dari Oke Sudrajat, butuh beberapa waktu bagi saya untuk berselancar di internet dan mencari tahu lebih banyak tentang drakula atau vampir.
Bukan tanpa alasan, tapi ada beberapa ganjalan yang saya rasakan saat membaca novel bergenre horor komedi terbitan Grasindo ini.
Saya membutuhkan validasi untuk memperkuat catatan yang saya buat, sepanjang pembacaan saya. Namun sebelumnya, saya akan menceritakan garis besar ceritanya terlebih dahulu.
Jo Sebastian terbayang-bayang senyuman gadis cantik yang dilihatnya di rumah Pak Jamal, tetangga sebelah rumahnya. Jo begitu terpesona, lalu berusaha mencari tahu siapakah gadis itu. Padahal setahu Jo, Pak Jamal tidak punya anak perempuan.
Andrea, gadis yang dilihat Jo, sebenarnya vampir asal Italia yang nyasar ke Indonesia dan menumpang di rumah Pak Jamal. Seperti halnya Jo, Andrea juga menaruh hati pada lelaki itu.
Tak butuh waktu lama bagi Jo untuk berkenalan dengan Andrea, meskipun sempat dihalangi Pak Jamal. Jo pun langsung menyatakan perasaannya pada Andrea, tapi gadis bule itu tak memberikan jawaban sesuai dengan harapannya.
“Jangan Jo, jangan sekarang … kita tunda dulu masalah perasaan kita, ada baiknya kamu tahu dulu siapa aku,” Andrea menggeleng cepat, dia tidak mau terburu-buru untuk menjalin cinta dengan Jo. Dia takut hubungan yang dijalin terburu-buru akan tidak baik ke depannya. Jo harus mengetahui dulu siapa dirinya. (Hal. 73)
Jo yang galau karena ditolak Andrea, berpaling pada Alexa, anak band yang mendaftar di acara musik underground di kampus Jo, dengan Jo sebagai koordinator acaranya.
Jo berpikir, Tuhan mengirimkan Alexa sebagai pengganti Andrea yang tak menggubris cintanya. Jo menjadi dilema ketika Andrea akhirnya setuju menjadi pacarnya, padahal sebagian hati Jo telah memilih Alexa.
Novel Ghost Next Door sesungguhnya memiliki humor yang cukup kental. Terutama ketika Andrea berinteraksi dengan teman-teman hantunya setiap malam.
Ketika Andrea ingin mengerjai Alexa supaya tak lagi mendekati Jo, Andrea juga mengerahkan para teman hantunya, yang pada beberapa adegan menyuguhkan komedi yang bikin senyum-senyum sendiri.
Namun, ada beberapa hal dalam cerita yang bagi saya tidak sinkron. Seperti ketika Alexa sengaja mendaftar di acara musik supaya bisa mendekati Jo. Alexa yang tidak punya band, lalu mengajak teman-teman adiknya.
Padahal sengaja dia berlatih vokal metal sebulan penuh setelah melihat pengumuman acara musik di kampus dan mengajak teman-teman metal adiknya untuk mendukung aksinya di acara musik (Hal. 96).
Namun, di part lain dikatakan Alexa takut dicoret dari anggota band (Hal. 140). Lalu di narasi berikutnya dikatakan Alexa sedang pemanasan dengan menyanyikan lagu ciptaan mereka, bandnya (Hal. 142). Kemudian ada narasi yang menyebutkan Alexa menggantikan personil lama yang mengundurkan diri (Hal. 143).
Kesimpulannya, sejak awal Alexa memang tidak punya band. Lalu mengapa tiba-tiba dia takut dikeluarkan dari band, padahal dia memang bukan anggotanya?
Lalu, bagaimana mungkin Alexa menyanyikan lagu ‘ciptaan mereka’? Membuat lagu bersama tentu butuh waktu, terutama untuk harmonisasi dan kekompakan band, yang pasti sulit jika bandnya dibentuk dadakan.
Mengenai Alexa yang menggantikan personil lama itu juga bertentangan dengan narasi yang ada di halaman 96.
Selain hal tersebut, ada ‘miss’ dalam keterangan waktu, yaitu ketika Jo ditolak cintanya oleh Andrea di ‘pagi hari’ sebelum berangkat kuliah (Hal. 73), tapi di halaman 92 ada dialog Jo yang mengatakan kalau Andrea sudah menolaknya ‘kemarin’. Padahal itu masih di hari yang sama, di jam 7 malam saat Andrea menyusul Jo ke kampus.
Lalu mengenai yang saya singgung paling awal, tentang informasi yang saya cari di internet seputar vampir. Ini karena di novel sejenis yang pernah saya baca (saya lupa judulnya), vampir tidak akan mengisap darah manusia sampai habis, karena justru akan menjadi racun yang berbahaya bagi vampir itu sendiri.
Dalam novel ini, ada beberapa part yang Andrea ingin mengisap darah para tokoh cameo-nya sampai habis.
Informasi yang saya dapatkan dari sebuah kanal berita, menjelaskan tentang suatu komunitas vampir, yaitu orang-orang yang biasa minum darah orang lain (dengan seizin orang tersebut) untuk pengobatan. Jadi, meminum darah masih aman apabila dengan takaran yang sesuai.
CJ! contohnya, mengalami gangguan pencernaan yang hanya bisa disembuhkan setelah minum darah. "Setelah mengkonsumsi darah dengan jumlah yang cukup (antara tujuh gelas shot sampai satu gelas besar), sistem pencernaan saya bekerja dengan baik.".
Selain itu, ada adegan Andrea menggigit dan mengisap leher Ki Jablay. Namun anehnya, Ki Jablay tidak berubah jadi vampir. Malah ada tokoh lain di-ending yang tidak digigit Andrea tapi malah berubah jadi vampir.
Terlepas dari segala kekurangannya, novel Ghot Next Door menyuguhkan horor komedi yang menggelitik meskipun masih banyak catatan dari saya, yang terlalu panjang jika dijabarkan satu per satu.
Saya berharap, ke depannya penulis tidak mengabaikan persoalan riset. Sesederhana apa pun isi cerita yang tengah digarap dan untuk novel bergenre komedi sekalipun.
CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS