Kisah Sedih Dua Sahabat di Masa Depresi Berat dalam Novel 'Of Mice and Men'

Sekar Anindyah Lamase | Rie Kusuma
Kisah Sedih Dua Sahabat di Masa Depresi Berat dalam Novel 'Of Mice and Men'
Cover novel Of Mice and Men (Doc. Goodreads)

Of Mice and Men merupakan novel klasik karya dari John Steinbeck yang diterbitkan di tahun 1937. Gramedia Pustaka Utama kemudian mendapatkan hak cipta untuk menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia dan menerbitkannya di tahun 2017.

Novel Of Mice and Men, Tikus dan Manusia, berkisah tentang persahabatan dua tokoh utamanya yang tak lazim. George Milton, digambarkan sebagai lelaki berperawakan kecil dan gesit dengan garis-garis wajah yang tajam dan kukuh.

Sementara Lennie Small, lelaki bertubuh besar dengan kelemahan mental, yang membuat jalan pikiran dan tingkah lakunya seperti seorang bocah.

Lennie juga senang mengelus-elus tikus. Dia kerap membawa-bawa tikus dalam saku mantelnya dan acapkali membuat binatang kecil tersebut mati, karena tekanan tangannya yang terlalu keras.

Suatu kali Lennie terlibat masalah di Weed, yang membuat George berusaha menyelamatkannya dengan mengajak Lennie kabur, dan mencari pekerjaan di tempat lain. Kedua buruh kasar tersebut kemudian mendapatkan pekerjaan di sebuah peternakan.

Di peternakan yang baru tersebut, George dan Lennie mengenal sejumlah pekerja lain, yang juga tinggal di barak yang sama dengan mereka. Salah satunya Candy, lelaki tua berlengan buntung dan bekerja sebagai tukang sapu di peternakan.

Impian George dan Lennie adalah memiliki tanah pertanian, tempat yang mengizinkan mereka menjadi tuan bagi diri mereka sendiri. Bukannya terperangkap menjadi pekerja kasar yang diupah lima puluh dolar dan menghabiskannya untuk minum-minum dan berakhir di rumah bordil.

Rencana George dan Lennie, untuk menabung dan membeli lahan murah didengar oleh Candy. Dia ingin bergabung dengan mereka dan bersedia menyerahkan tabungannya untuk membayar sebagian besar harga lahan tersebut.

Rencana rahasia mereka bertiga lalu bocor ketika Lennie yang dungu menyampaikannya pada Crooks, seorang negro pengurus kandang dengan punggung bengkok akibat serangan seekor kuda.

Crooks tak percaya omong kosong yang dikatakan Lennie tentang lahan, hewan-hewan ternak, dan kelinci yang akan dia miliki.  Meskipun demikian, Crooks menyatakan keinginannya untuk bergabung jika hal itu benar-benar nyata.

“Kalau kalian butuh pembantu untuk bekerja tanpa bayaran—sekadar untuk hidup di sana, aku akan ikut dan bantu. Aku bukannya cacat sepenuhnya sampai tidak bisa kerja keras kalau aku mau.” (Hal. 103).

Novel Of Mice and Men mengangkat kisah yang terjadi di masa great depression (depresi berat) di Amerika Serikat. Saat perekonomian anjlok dan angka pengangguran meningkat di segala lapisan masyarakat.

Novel yang hanya setebal 147 halaman ini ternyata mampu mengupas banyak persoalan pelik yang terjadi di masa tersebut, seperti: krisis sosial, mental health, rasisme, sampai ke nilai moral, empati, ikatan persahabatan, impian dan ambisi.

Melalui para tokohnya, pembaca dapat merasakan keras dan getirnya hidup yang mereka jalani, lengkap dengan nuansa kesedihan yang pekat. Namun, semuanya itu dipayungi dengan impian tebal kedua tokoh utamanya dan dituturkan berulang-ulang, demi menumbuhkan keyakinan bahwa mereka bisa mewujudkan perubahan.

Akhir dalam novel ini meninggalkan koyakan besar di dada dengan ending tak terduga. Sebuah keputusan berat bagi George dan ‘kehidupan’ baru bagi Lennie, untuk persahabatan mereka yang tak biasa.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak