Ulasan Buku Ego Is The Enemy, Panduan Mengalahkan Musuh Terbesar dalam Diri

Hayuning Ratri Hapsari | Akramunnisa Amir
Ulasan Buku Ego Is The Enemy, Panduan Mengalahkan Musuh Terbesar dalam Diri
Ego Is The Enemy (Goodreads)

Ketika kita ingin mencapai sebuah tujuan tertentu dalam hidup, kita mungkin pernah mendengarkan ungkapan bahwa musuh terberat yang harus kita hadapi adalah saingan yang paling kuat serta ujian yang paling sulit. Namun realitanya, musuh terberat itu sesungguhnya datang dari dalam diri sendiri.

Ibarat menghadapi sebuah perlombaan, ketika seseorang cuma fokus untuk mengalahkan rivalnya, waktunya akan habis hanya untuk jatuh dalam bayang-bayang orang lain.

Sebaliknya, ketika ia fokus untuk mengalahkan kelemahan yang ada pada dirinya, ia akan bisa berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. Tak peduli ia menang atau kalah dalam perlombaan tersebut.

Hal itulah yang menjadi premis utama dalam buku berjudul 'Ego Is The Enemy' karya Ryan Holiday ini.

Berangkat dari sebuah fenomena baik dari orang yang sukses maupun yang saat ini masih merintis kesuksesan, musuh utama yang menghambat mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik adalah adanya ego.

Yakni bagian dari diri yang hanya berkutat pada kepentingannya sendiri. Juga tentang ketidakpedulian pada orang lain dan perasaan superior yang hanya ingin menang sendiri.

Dalam tiap situasi, ego ini adalah musuh besar yang dimiliki seseorang. Orang yang sukses perlahan akan hancur jika terus menerus mengedepankan egonya. Atau paling tidak, ia akan menjadi seseorang yang selalu hampa dan tidak pernah merasa cukup dengan apa yang ia miliki.

Ia akan dijauhi oleh orang-orang yang dikasihi, hingga kehilangan kepercayaan dari lingkungannya.

Adapun bagi seseorang yang saat ini baru berjuang dalam karier dan memulai dari nol, kendali ego yang kuat akan membuatnya terperangkap dalam banyak keraguan.

Ego akan menghalanginya untuk melangkah. Ego akan membuat ia berhenti dan terperangkap dalam zona nyaman.

Jadi, siapa pun kita hari ini, senantiasa memiliki kesadaran untuk menaklukkan ego adalah salah satu kunci untuk meraih kebahagiaan. Dalam buku ini, penulis amat banyak memberi contoh berupa kisah-kisah orang yang patut kita jadikan teladan dalam mengalahkan ego.

Secara umum, saya lumayan suka dengan pemaparan Ryan Holiday lewat motivasi yang menohok dalam buku ini.

Membaca Ego Is The Enemy ibarat mendengarkan nasihat seorang guru yang tidak segan-segan dalam menegur kesalahan muridnya. Tentu dengan cara yang menampar dan amat membekas di hati.

Salah satu pesannya adalah jangan memberi makan ego dengan hal yang muluk-muluk berupa mimpi besar dan idealisme tinggi.

Semua orang sukses memulai dengan cita-cita yang realistis. Meskipun kita tidak menampik bahwa punya visi dan misi yang tinggi dalam hidup itu bukan sesuatu yang terlarang.

Tapi, ada baiknya sadar dengan kemampuan diri sendiri dan mulailah berproses untuk menjadi lebih baik setiap harinya sehingga kita menjadi "pantas" untuk sebuah cita-cita yang besar.

"Harapan akan membawa kesuksesan (dan kesengsaran). Sukses menciptakan kesulitan sendiri (dan, mudah-mudahan menciptakan ambisi baru). Kesulitan menciptakan harapan dan kesuksesan yang lebih lagi. Pola ini adalah pola yang tak berakhir," (halaman 248)

Secara umum, Ego is The Enemy adalah salah satu buku motivasi yang lumayan menarik. Jika kamu tertarik untuk mengetahui cara mengalahkan ego, buku ini adalah salah satu bacaan yang layak untuk dipertimbangkan!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak