Penerbitan dan pengesahan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, ditambah dengan diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menetapkan standar pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan memiliki kompetensi pendidik, maka setiap guru harus mengasah diri untuk meningkatkan kualifikasi akademik. Misalnya seperti menulis buku, melakukan penelitian, dan lain sebagainya yang bertujuan sebagai usaha meningkatkan kompetensi.
Sejatinya, kegiatan tulis menulis merupakan rangkaian kegiatan yang tidak terpisahkan dalam proses pembelajaran di sekolah. Sebagai kegiatan yang dekat dengan dunia pendidikan, harusnya menulis ini terus dibiasakan dan dikembangkan oleh para guru.
Dua paragraf di atas, barangkali sudah cukup mewakili sebagai jawaban dari pertanyaan pada judul buku ini; Mengapa Guru Harus Menulis? Selain itu, sebab tulisan juga dapat dijadikan sebagai sarana berbagi pengalaman dan pengetahuan. Dan guru selaku insan terdidik yang kaya pengetahuan dan pengalaman, dipastikan bisa berbagi ilmu dan pengalamannya tersebut melalui sebuah tulisan.
Sebagai referensi untuk memulai kegiatan menulis bagi guru yang lain, Catur Nurrochman Oktavian, M.Pd., membuka pembahasan pada buku ini mengenai cara efektif mengembangkan budaya menulis di sekolah. Pada bab kedua membahas soal daya tarik dan manfaat guru menulis. Pada bab ketiga, penulis mengurai tentang cara umum memulai menulis buku dan artikel media massa. Serta bab yang terakhir, menyoal tentang menulis karya ilmiah dan pedoman umum penulisan artikel ilmiah.
Cara efektif mengembangkan budaya menulis di sekolah sebagaimana yang tertuang dalam buku ini, salah satunya guru memberi pemahaman mengenai manfaat menulis kepada peserta didik dan tidak sungkan menghadirkan penulis terkenal untuk berbagi ke sekolah tentang cara menulis yang baik dan efektif.
Selain itu, pihak sekolah hendaknya sering-sering menggelar acara workshop menulis, memacu peserta didik untuk mencari umpan balik, saling berbagi dengan peserta didik, serta intinya; jika hendak menularkan budaya tulis menulis, gurunya harus mampu menulis terlebih dulu.
Oleh karena itu, sebagai role model dalam literasi, guru seyogianya berada di garda terdepan di dunia tulis menulis. Perlu juga guru memberi keteladanan dalam berliterasi, tidak hanya teori semata.
Pendek kata, guru harus menulis, sebab bagaimana mungkin seorang guru tidak mau menulis, sedangkan tugasnya adalah mengajarkan siswa untuk menulis.
Selamat membaca dan menulis! Salam literasi.
Identitas Buku
Judul: Mengapa Guru Harus Menulis?
Penulis: Catur Nurrochman Oktavian, M.Pd.
Penerbit: MNC Publishing
Cetakan: I, Oktober 2015
Tebal: 82 halaman
ISBN: 978-602-0839-54-7
BACA BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE