Ulasan Who Am I, Manipulasi Hacker Cerdik dengan Plot Twist yang Berlapis

Sekar Anindyah Lamase | Rosetiara Sahara
Ulasan Who Am I, Manipulasi Hacker Cerdik dengan Plot Twist yang Berlapis
Who Am I (IMDb)

"Who Am I - Kein System ist sicher" adalah sebuah film techno-thriller dari Jerman yang disutradarai oleh Baran Bo Odar dan dirilis pada tahun 2014.

Film ini dibintangi oleh Tom Schilling, Elyas M'Barek, Trine Dyrholm, Antoine Monot Jr, hingga Wotan Wilke Mohring. Film ini menggambarkan dunia peretasan dari sudut pandang seorang pemuda introvert, Benjamin Engel (Tom Schilling).

Sinopsis

Film ini dimulai dengan Benjamin yang tengah diinterogasi oleh ketua divisi siber Europol, bernama Hanne Lindberg (Trine Dyrholm). Sepanjang film, Benjamin bercerita kepada Hanne, tentang petualangan hacker yang ia jalani bersama tiga rekannya

Benjamin hanya tinggal bersama sang nenek yang menderita Alzheimer, ibu Benjamin telah mengakhiri hidupnya sendiri akibat gangguan mental alter ego yang dideritanya. Sementara itu, ayah Benjamin pergi entah ke mana, sejak Benjamin masih kecil.

Benjamin adalah seorang yang introvert, sangat tertarik pada komputer dan teknologi, lalu ia mulai mempelajari dunia peretasan secara otodidak.

Pada suatu saat Benjamin bertemu Max (Elyas M'Barek), seorang yang memiliki ketertarikan yang sama di dunia peretasan, kehidupannya pun berubah secara drastis.

Bersama Max dan dua teman lainnya, Stephan (Wotan Wilke Mohring) dan Paul (Antoine Monot Jr) mereka membentuk kelompok peretas bernama CLAY (Clown Laughing At You).

Kelompok ini mulai melakukan aksi peretasan yang bisa dibilang nyeleneh, penuh humor dan berani. Mulai dari mengacaukan siaran televisi hingga meretas server BND (Badan Intelijen Jerman) dan menyebarkan slogan "CLAY WAS HERE! NO SYSTEM IS SAFE" di seluruh gedung. Mereka segera menarik perhatian komunitas peretasan dan juga otoritas pemerintah.

Mereka bercita-cita untuk diakui oleh peretas terkenal yang identitas sulit untuk diketahui, yang sering disebut sebagai MRX.

Plotnya semakin rumit, ketika suatu saat Benjamin mulai berselisih dengan Max, setelah mengetahui Max berciuman dengan Marie (Hannah Herzprung), seorang wanita yang ia cintai sejak duduk dibangku sekolah.

Benjamin, yang merasa dirinya direndahkan oleh Max, diam-diam menjalin komunikasi dengan MRX dengan memberikan data data terenskripsi yang ia ambil dari server BND yang berisi data data karyawan rahasia BND.

Masalah muncul ketika MRX yang ternyata juga anggota kelompok hacker terkenal, FRI3NDS, menjual data tersebut ke Cyber Rusia.

Terungkap ada nama Krypton yang merupakan anggota dari FRI3NDS di data karyawan rahasia BND tersebut, Krypton yang sebenarnya memang anggota dari BND menyusup ke FRI3NDS untuk mengumpulkan informasi tentang para Hacker, karena dianggap telah berkhianat alhasil Krypton pun dibunuh.

Benjamin akhirnya merasa bersalah,dengan adanya kejadian tersebut anggota CLAY menjadi terancam, karena Europol menganggap  mereka yang telah membunuh Crypton.

Selain itu ancaman,kemungkinan juga datang dari FRI3NDS dan Cyber Rusia yang sewaktu-waktu bisa datang dan membunuh mereka.Benjamin pun menyerahkan diri ke Europol.

Film ini dikenal dengan plot twist-nya yang kompleks, yang membuat penonton terus bertanya-tanya hingga akhir. Salah satu twist besar pertama, terungkap bahwa kejadian yang diceritakan oleh Benjamin kepada Hanne, hanyalah hasil dari imajinasinya sendiri akibat gangguan kepribadian ganda yang diwariskan dari ibunya.

Anggota CLAY seperti Max, Stephen dan Paul sebenarnya tidak ada dan hanyalah Alter Ego dari Benjamin.

Benjamin yang menyadari hal tersebut nampak frustasi dan tak percaya jika ia mengidap kepribadian ganda seperti ibunya, ia memohon kepada Hanne agar ia diberikan akses ke program perlindungan saksi.

Film ini berakhir dengan Benjamin yang berhasil memanipulasi Hanne. Saat hendak dibawa ke pengadilan, Hanne yang merasa kasihan dengan Benjamin memutuskan untuk menolongnya.

Ia menyuruh Benjamin mengubah identitasnya dan melepaskannya begitu saja. Namun, alih-alih mengubah identitasnya, Benjamin malah menghapusnya sepenuhnya, menghilang dari sistem agar ia tidak pernah terdeteksi keberadaannya.

Dan terungkap juga bahwa anggota CLAY memang benar ada dan bukan alter ego dari Benjamin, Benjamin telah merekayasa semuanya agar Hanne mengira ia memiliki kepribadian ganda, dengan itu keberadaan anggota CLAY tidak akan terdeteksi, karena Hanne mengira mereka hanyalah Alter Ego dari Benjamin.

Twist kedua ini memperlihatkan kecerdasan dan kemampuan Benjamin dalam social engineering, bukan hanya dalam dunia maya tetapi juga dalam kehidupan nyata.

Ulasan Film Who Im I

"Who Am I – Kein System ist sicher" adalah sebuah film yang menonjol di antara film-film bertema peretasan lainnya. Film ini berhasil memadukan elemen psikologis, teknologi, dan narasi yang penuh liku-liku menjadi tontonan yang menarik dan menegangkan.

Salah satu spesial dari film ini adalah bagaimana karakter utamanya, Benjamin Engel, digambarkan dengan sangat mendalam. Dia adalah individu yang terasing dan kurang diperhatikan.

Dia adalah individu yang terasing dan kurang diperhatikan, keinginannya untuk sekedar dilihat dan diterima membuatnya terlibat dalam tindakan-tindakan yang semakin berisiko.

Kepribadiannya yang introvert juga menjadi faktor penting dalam bagaimana dia mendekati tantangan-tantangan dalam film, memberikan perspektif  tentang bagaimana seseorang yang tampak pendiam bisa mempengaruhi situasi dengan cara yang tak terduga.

Namun, yang membuat karakter Benjamin lebih menarik adalah bagaimana film ini mempermainkan persepsi penonton tentang dirinya. Seiring berjalannya cerita, kita mulai mempertanyakan apakah Benjamin benar-benar seperti yang ia gambarkan atau ada sesuatu yang lebih dalam yang ia sembunyikan?

Dari segi teknis, film ini juga menonjol. Penggunaan pencahayaan, editing , dan gaya visual yang sangat cocok dengan tema teknologi dan peretasan. Ini menciptakan suasana yang tegang dan dinamis, yang membuat penonton merasa seperti terlibat dalam aksi peretasan yang dilakukan para karakternya.

Film ini memberikan pesan kuat kepada industri teknologi mengenai pentingnya meningkatkan keamanan. Berbagai teknik peretasan dan manipulasi yang ditampilkan menjadi pengingat bahwa tidak ada sistem yang benar-benar aman.

Di era digital seperti sekarang, keamanan siber harus menjadi prioritas utama karena celah sekecil apapun dapat dimanfaatkan oleh peretas. Dalam film ini, peretas menunjukkan betapa rentannya sistem yang seringkali dianggap aman.

Selain aspek teknis dan naratifnya, salah satu yang istimewa dari "Who Am I – Kein System ist sicher" adalah akting dari para pemainnya.

Tom Schilling yang memerankan Benjamin Engel berhasil memberikan kedalaman pada karakter seorang peretas introvert yang selalu merasa dan tak dinggap dan selalu memiliki keinginan untuk diakui.

Tom Schilling mampu mengekspresikan kerentanan dan transformasi karakter Benjamin dengan sangat meyakinkan.

Elyas M'Barek sebagai Max, juga menunjukkan penampilan yang solid, karismatik sekaligus manipulatif. Karakter Max membawa dinamika yang menarik dalam kelompok CLAY, terutama dalam hubungannya dengan Benjamin, menciptakan kontras antara karakter yang ekstrovert dan introvert.

Selain itu plot twist yang berlapis dalam film ini juga sangat menarik, ketika dihadapkan pada plot twist pertama mungkin sebagian pononton merasa plot twist semacam ini sudah sering kali digunakan dalam berbagai genre film.

Tetapi plot twist kedua benar-benar epik dan tak bisa ditebak, ini memberikan rasa kepuasan tersendiri bagi penonton yang menyukai cerita dengan akhir yang tidak mudah ditebak.

Secara keseluruhan,"Who Am I - Kein System ist sicher" memang layak sekali untuk ditonton, film ini dengan cerdas menggabungkan peretasan teknologi dengan aspek psikologis untuk menciptakan narasi yang kompleks dan menggelitik pikiran.

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak