Ulasan Film Uglies, Standar Kecantikan yang Menghancurkan Dunia

Hayuning Ratri Hapsari | Ardina Praf
Ulasan Film Uglies, Standar Kecantikan yang Menghancurkan Dunia
Cuplika film Uglies (IMDb)

Pelanggan setia Netflix mungkin sudah familiar dengan film orisinal terbaru berjudul Uglies, yang dirilis pada 13 September 2024. Film ini menjadi salah satu film yang kehadirannya ditunggu oleh banyak pencinta film.

Uglies disutradarai oleh McG dan diadaptasi dari seri buku populer karya Scott Westerfeld dengan judul yang sama. Kepopuleran buku Uglies menimbulkan harapan besar akan versi filmnya, terutama karena cerita dalam bukunya sangat digemari.

Namun, meski dinantikan, film Uglies justru mendapat ulasan kurang memuaskan dari penonton. Penasaran seperti apa filmnya? Simak ulasannya berikut ini.

Ulasan Film Uglies

Film Uglies terasa seperti mengikuti jejak film-film remaja distopian yang pernah booming di era 2010-an, seperti The Hunger Games, Divergent, The Giver, The Host, dan film serupa lainnya.

Semua film ini memiliki elemen khas dunia masa depan yang gelap dan penuh konflik sosial, tokoh utamanya adalah remaja yang harus melawan sistem yang menindas.

Meskipun Uglies memiliki kemiripan tema dan nuansa dengan film-film tersebut, ia terkesan hadir di waktu yang salah karena tren film remaja distopian sudah mereda dan tidak lagi menjadi daya tarik utama bagi penonton masa kini.

Selain itu, Uglies gagal menawarkan sesuatu yang baru atau berbeda dari pendahulunya. Ceritanya terasa basi, seakan mengulang formula lama tanpa inovasi yang berarti. Hal ini membuat film terasa membosankan, seolah hanya menghidupkan kembali konsep lama tanpa pembaruan yang relevan dengan audiens modern.

Seperti film remaja distopian lainnya, Uglies berlatar di dunia yang hancur akibat keserakahan manusia dan eksploitasi sumber daya alam. Ceritanya memang sangat familiar bukan?

Setelah krisis tersebut, ilmuwan menciptakan energi baru dan pemimpin dunia menerapkan aturan baru untuk mencegah kejadian serupa. Salah satu aturan utama adalah mewajibkan setiap remaja berusia 16 tahun menjalani operasi untuk menjadi "Pretty," yaitu tampil rupawan, sebagai bagian dari kontrol sosial.

Film Uglies tidak hanya bermasalah dari segi cerita, tetapi juga dari aspek visual yang tampak datar dan kurang meyakinkan, terutama saat menggunakan efek CGI yang terlihat murahan.

Meskipun kualitas visual sedikit membaik ketika adegan beralih ke lokasi nyata, sutradara McG tetap gagal menghadirkan sesuatu yang menarik. Akibatnya, Uglies terasa seperti film Netflix yang mudah dilupakan.

Namun, film ini menyampaikan pesan penting tentang bahayanya menilai orang hanya dari penampilan fisik dan pentingnya menghargai keaslian diri. Menjadi diri sendiri lebih terhormat daripada mengikuti standar kecantikan yang dipaksakan.

Itulah ulasan singkat film Uglies. Bagaimana? Tertarik untuk melihat film Uglies?

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak