Review Film You Will Die in 6 Hours, Jaehyun NCT Bisa Prediksi Kematian

Hayuning Ratri Hapsari | Alexander Joy
Review Film You Will Die in 6 Hours, Jaehyun NCT Bisa Prediksi Kematian
You Will Die in 6 Hours (IMDb)

"You Will Die in 6 Hours" adalah adaptasi menarik dari novel Jepang "6 Jikango ni Kimi wa Shinu" karya Kazuaki Takano yang membawa kita ke dalam dunia yang penuh misteri dan ketegangan. Film ini diproduksi di Korea Selatan dan menawarkan sesuatu yang berbeda dari film thriller pada umumnya.

Disutradarai oleh Lee Yun-seok, yang dikenal melalui karya drama Jepang "Yuko’s Diary", film ini lebih mengedepankan elemen drama daripada sekadar sensasi misteri thriller.

Cerita berfokus pada Jeong Yoon (diperankan oleh Park Ju-hyun), seorang wanita muda yang hidup sendiri setelah melarikan diri dari rumah bertahun-tahun yang lalu. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, Jeong Yoon bekerja sebagai kasir di supermarket dan petugas gudang paket.

Namun, kehidupannya berubah drastis ketika seorang pria misterius bernama Jun Woo (diperankan oleh Jae-hyun Jeong) mendekatinya di jalan dan memperingatkan bahwa ia akan terbunuh dalam enam jam. Peringatan tersebut ternyata berhubungan dengan serangkaian kasus pembunuhan yang menargetkan perempuan muda di kotanya.

Trailer dan pemasaran film ini yang lebih fokus pada elemen misteri thriller mungkin membuat sebagian besar penonton mengharapkan ketegangan yang intens. Namun, film ini justru memilih pendekatan yang lebih lambat dan filosofis, dengan fokus yang lebih pada pengembangan karakter dan drama.

Ini mungkin menjadi kekecewaan bagi mereka yang mengharapkan sensasi khas film thriller.

Meskipun premis cerita cukup menarik, ritme yang lebih lambat dan penuh pertimbangan membuat plot twist lebih mudah ditebak. Melihat pengalaman sang sutradara dalam genre drama, jelas bahwa fokus lebih pada pesan dan sub-plot yang lebih mendalam.

Sementara itu, tema pembunuhan dan prediksi kematian tampak menjadi latar belakang saja.

"You Will Die in 6 Hours" sebenarnya lebih cocok disebut sebagai film drama misteri. Dengan pesan dan elemen filosofis yang kuat, film ini menawarkan pengalaman yang lebih mendalam daripada sekadar ketegangan yang menggelitik saraf.

Namun, jika ingin dipasarkan sebagai film thriller, jelas film ini berbeda dengan mayoritas film thriller yang ada, dengan ketegangan yang lebih halus dan kurang menegangkan.

Film ini juga menampilkan tren narasi yang lambat dan fokus pada konteks yang lebih dalam serta subtilitas, mengingatkan kita pada serial animasi "Boku Dake ga Inai Machi" (Erased) yang juga bergenre fantasi seinen thriller. 

Namun, "Erased" berhasil membangun ketegangan dengan permainan pacing dan misterinya, "You Will Die in 6 Hours" kadang terasa kurang ngeri karena adegan yang seharusnya lebih lambat atau lebih cepat untuk menambah unsur ketegangan dan urgensi.

Secara keseluruhan, sinematografi, musik, dan akting dalam film ini cukup membawa penonton masuk ke dunia yang depresif dan penuh pemikiran. "You Will Die in 6 Hours" akan lebih efektif jika dipasarkan sebagai film drama misteri yang mendalam daripada film thriller, tetapi tetap berhasil menyampaikan pesan yang kuat dan penuh makna.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak