Ulasan Novel Takbir Rindu di Istanbul, Memperjuangkan Cinta atau Cita-Cita?

Hikmawan Firdaus | Fathorrozi 🖊️
Ulasan Novel Takbir Rindu di Istanbul, Memperjuangkan Cinta atau Cita-Cita?
Buku Novel Takbir Rindu di Istanbul (Doc. Pribadi/Fathorrozi)

Novel Takbir Rindu di Istanbul ini ditulis oleh Pujia Achmad kelahiran Blitar, Jawa Timur, pada 28 Juni 1978. Ia alumnus Institute for Housing and Urban Development Studies (IHS), Eranmus University Rotterdam, Belanda, dengan beasiswa dari Netherland Education Support Office (Neso Indonesia).

Novel ini terinspirasi dari keseharian penulis ketika tinggal di Belanda sebagai mahasiswa asing yang hidup dari beasiswa. Rotterdam tempat ia tinggal merupakan kota terbesar kedua dan kota pelabuhan yang indah dengan perpaduan heterogenitas dan kenyamanan sebagai kota besar yang modern.

Keanekaragaman budaya di Rotterdam ikut menginspirasi lahirnya novel terbitan Puspa Populer ini. Setting novel yang sebagian di Turki adalah bagian dari imajinasi penulis setelah menyelami kehidupan, khususnya warga muslim yang tinggal di Rotterdam.

Kisah cinta dalam novel ini dimulai dari pertemuan Zaida Aquilla dengan Ilham Hanafi dalam acara Talk Show bersama salah satu penulis buku muslim terkemuka di Indonesia. Saat kuliah dulu, Zaida dan Ilham berteman dalam satu organisasi. Semenjak lulus kuliah itulah, Zaida dan Ilham lama sekali tak jumpa.

Usai acara, Zaida dan Ilham saling menyapa dan ngobrol agak lama, meski keduanya sama-sama menyembunyikan perasaan mereka. Waktu itu, sebenarnya Ilham ingin mengatakan sesuatu kepada Zaida, tapi ia mengurungkan niatnya dan membiarkan Zaida pamit pulang sebab takut ketinggalan kereta.

Tak lupa, dalam perjumpaan itu, Ilham meminta nomor telepon Zaida. Zaida pun menerima kartu nama Ilham. Selama berada di dalam taksi menuju stasiun, Zaida tak habis-habis mengamati kartu nama milik Ilham. Di balik kerumunan orang di stasiun pun, Zaida tersenyum membuka ponselnya. Dua sahabat yang pernah hilang kontak cukup lama, kini telah saling menyimpan nomor telepon.

Sekian hari berlalu, Ilham akhirnya datang berkunjung ke rumah Zaida. Ilham dan Zaida pun mengobrol. Ilham bercerita tentang keluarga dan aktivitasnya. Zaida semakin kagum kepada Ilham. Setelah cukup berbasa-basi, Ilham minta dipanggilkan ibu Zaida. Zaida mengira bahwa ia akan pamitan, tapi salah. Dengan wajah serius, Ilham mengatakan kepada ibu Zaida bahwa kedatangannya adalah untuk meminang putrinya.

Menanggapi pinangan Ilham itu Zaida bingung, antara menerima atau menolak, sebab ia ingin melanjutkan kuliah S2 di luar negeri. Ia ingin menjadi arsitek andal dan bercita-cita membangun masjid paling indah di kampungnya.

Selang beberapa hari kemudian, masuk sebuah pesan elektronik ke email Zaida bahwa pengajuan beasiswa S2-nya ke luar negeri telah diterima. Zaida tambah bingung, karena ia tak mungkin akan menolak pinangan Ilham. Ia pun mengabaikan beasiswa tersebut dan siap menerima lamaran Ilham.

Namun, rencana pernikahan akhirnya kandas karena orang tua Ilham menginginkan menantu hafizah, muslimah yang hafal al-Qur'an. Kegagalan itulah yang akhirnya mengantarkan Zaida mendaftarkan diri ke sekolah al-Qur'an. Tapi sayang, Zaida tak lulus. Ia pun terpaksa pergi ke Belanda dengan membawa luka hati.

Di Belanda, Zaida telah menemukan sosok pria lain bernama Salman. Namun, kebahagiaan itu kembali goyah dengan hadirnya bos cantik yang jatuh hati kepada Salman. Bahkan, sampai membuat Salman menghilang. Di tengah situasi tersebut, takdir kembali mempertemukan Zaida dan Ilham di Istanbul. Zaida yang ditinggalkan Salman, akhirnya bertemu lagi dengan Ilham yang sedang gundah karena istrinya, Hamidah, tak kunjung hamil.

Inilah novel islami dengan kisah cinta yang runyam. Seperti kisah cinta yang nyata. Membaca novel ini, rasanya ikut terbawa ke dalam setiap adegan. Dan pada akhirnya, kita harus sepakat menyatakan bahwa "jodoh itu memang rahasia Tuhan." Selamat membaca!

Identitas Buku

Judul: Takbir Rindu di Istanbul

Penulis: Pujia Achmad

Penerbit: Puspa Populer

Cetakan: I, 2013

Tebal: 324 Halaman

ISBN: 978-602-8290-93-7

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak