Sejarah Gejayan Menjadi Jalan Affandi, Bentuk Penghormatan kepada Maestro

Hernawan | Bernardino Realino Arya Bagaskara
Sejarah Gejayan Menjadi Jalan Affandi, Bentuk Penghormatan kepada Maestro
kepadatan Jalan Affandi melalui Google Earth (Tangkapan layar/Bernardino Realino)

Jalan Gejayan sudah bukan nama resmi dari jalan penghubung antara Jalan Solo dan Jalan Ringroad Utara. Nama resminya kini Jalan Affandi. Nama ini diperoleh dari nama salah satu maestro seni lukis Indonesia, yakni Affandi. Sebenarnya, nama Jalan Affandi sudah diresmikan sejak tahun 2007. Namun, daerah tersebut masih sering dipanggil dengan nama lamanya.

Berkenalan dengan Affandi

Affandi adalah salah satu pelukis senior Indonesia yang karyanya sudah mendunia. Affandi terkenal sebagai seorang pelukis dengan aliran ekspresionisme, aliran yang lebih menekankan pada emosi dari pelukisnya. Maka dari itu karya lukis Affandi tidak menggambarkan secara realistis model dari lukisannya tetapi lebih pada emosi yang ingin ia luapkan. 

Affandi memulai karier melukisnya pada tahun 1935 di Bandung dan sempat tergabung di organisasi seniman Kelompok Lima Bandung. Ia mulai mengikuti pameran seni pertama kali di Jakarta pada masa penjajahan Jepang yang kemudian membuka kesempatan bagi dirinya untuk sampai ke luar negeri. Affandi mengikuti tur pameran di Belgia, Inggris, Italia, dan Brazil sebagai delegasi untuk menarik perhatian dunia melalui seni kepada Indonesia yang saat itu masih berusia muda.

Setelah perjalanan di luar negeri, Affandi kembali ke Indonesia dan menetap secara permanen di Yogyakarta sekaligus membangun Museum yang masih berdiri hingga saat ini. Museum Affandi juga terletak di sebelah Tenggara dari Jalan Affandi. Pengunjung dapat menikmati berbagai lukisan dan karya seni dari Affandi dan keluarga di ketiga galeri museum. 

Parade peresmian Jalan Affandi

Jalan Affandi membentang dari utara (Ringroad Utara Condong Catur) ke selatan (Jalan Solo). Perubahan nama jalan ini diresmikan pada 20 Mei 2007 oleh Bupati Sleman saat itu, Ibnu Subiyanto. Nama jalan tersebut diberikan kepada Affandi sebagai bentuk penghormatan kepada maestro seni lukis Indonesia. Bahkan, pada saat acara peresmian turut diiringi dengan Parade Karnaval Affandi yang diadakan dengan meriah. 

“Tahun itu seharusnya beliau berumur 100 tahun, jadi perubahan jalan Gejayan untuk penghormatan kepada Pak Affandi,” jelas Kanina Sistha Sekar Tanjung, Edukator Museum Affandi. 

Tanggal peresmian nama Jalan Affandi merupakan tanggal yang spesial sebab selain peringatan seabad Affandi, hari itu sekaligus merayakan Hari Kebangkitan Nasional. Karnaval meriah diadakan dengan berparade dari museum Affandi hingga batas Jalan Affandi dengan Ringroad Utara. Peserta karnaval juga merupakan anggota dari berbagai kelompok seniman, komunitas, dan mahasiswa.

Parade untuk peristiwa yang besar itu juga disertai dengan maskot Ogoh-ogoh dari kayu dan kertas karya komunitas Sanggar Dewata. Selain itu, terdapat 100 topeng wajah Affandi dengan ekspresi yang khas dari sosok Affandi. Rambut gondrong putih, sedikit botak, gigi tersisa satu, dan bercangklong adalah ciri khas Affandi yang digambarkan dalam setiap topeng yang hadir. 

Parade karnaval diakhiri dengan prosesi peresmian pergantian nama jalan di depan toko buku Togamas di utara Jalan Affandi. Prosesi dimulai dengan melingkari gambar besar dari wajah Affandi dengan petasan gantung yang disulut dengan obor oleh Bupati Sleman. Kemudian diikuti dengan petasan sambung berbentuk barongsai yang diarak oleh Grup Egrang. Ledakan petasan menjadi penanda resminya pergantian nama Jalan Gejayan menjadi Jalan Affandi. 

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak