Tino Sidin: Seniman yang Pernah Jadi Sukarelawan Ilmu Kebatinan

Hernawan | Gabriel sola
Tino Sidin: Seniman yang Pernah Jadi Sukarelawan Ilmu Kebatinan
Tino Sidin dalam Peristiwa Ganyang Malaysia (Dok. Pribadi/Gabriel Sola)

Tino Sidin yang dikenal sebagai seorang seniman sekaligus guru menggambar ternyata memiliki sisi lain yang jarang sekali diketahui oleh publik. Sebagai seorang seniman dengan karya-karya yang banyak memberikan inspirasi serta perannya sebagai seorang pendidik seni di Indonesia, Tino Sidin ternyata pernah menjadi sukarelawan ilmu kebatinan dalam peristiwa Ganyang Malaysia.

Sebagai seorang seniman, Tino Sidin dengan teknik mengajar yang hangat dan sederhana menjadi populer dikalangan anak-anak melalui program Gemar Menggambar di TVRI pada tahun 1980-an. Melalui program ini, nama Tino Sidin mulai dikenal di Indonesia sebagai seniman dan guru menggambar.

Namun siapa sangka, pria yang lahir pada tanggal 25 November 1925 di kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara ini tidak hanya memiliki keahlian dalam bidang seni, tetapi juga dalam hal spiritual. Hal ini dibuktikan melalui keterlibatannya dalam peristiwa Ganyang Malaysia pada tahun 1960-an sebagai koordinator ilmu kebatinan.

Menjadi Sukarelawan Ilmu Kebatinan

Surat Panggilan Sukarelawan Ilmu Kebatinan (Dinas Kebudayaan DIY/gregahmuseum.jogjaprov.go.id)
Surat Panggilan Sukarelawan Ilmu Kebatinan (Dinas Kebudayaan DIY/gregahmuseum.jogjaprov.go.id)

Keberadaan Tino Sidin sebagai seorang sukarelawan di peristiwa Ganyang Malaysia  menggambarkan rasa nasionalismenya yang kuat, sekaligus memperlihatkan sisi spiritual Tino Sidin yang mendalam. Dalam peristiwa Ganyang Malaysia, Presiden Soekarno meminta bantuan secara langsung kepada Tino Sidin untuk mengumpulkan ahli-ahli ilmu kebatinan pada tahun 1964. Selama periode tersebut, Tino Sidin berpartisipasi untuk membantu mengembangkan kemampuan mental dan kebatinan pasukan tentara Indonesia.

Ilmu kebatinan yang diajarkan oleh Tino Sidin berfokus pada penguatan jiwa dan mental pasukan tentara, serta menanamkan nilai-nilai keberanian dan semangat persatuan. Hal ini penting untuk membantu pasukan tentara Indonesia agar bisa mengendalikan diri dan membangun rasa percaya diri. 

"Jadi, tentara-tentara yang dikirim dalam peristiwa Ganyang Malaysia tidak hanya dibekali oleh senjata, tetapi juga dengan ilmu tenaga dalam atau kebatinan", ucap Titik (19/10) selaku pengurus Museum Taman Tino Sidin.

Dengan sisi kehidupan yang kurang dikenal ini, Tino Sidin menunjukkan bahwa seorang seniman sejati dapat memainkan berbagai peran penting dalam masyarakat. Dari menginspirasi generasi muda melalui seni hingga turut berkontribusi dalam mempersiapkan kekuatan mental dan semangat kebangsaan, Tino Sidin membuktikan bahwa kreativitas dan semangat patriotik dapat berjalan berdampingan.

Legasi dan perjuangan Tino Sidin, baik di dunia seni maupun dalam aspek kebatinan, menjadi contoh bagi kita semua bahwa kontribusi seorang seniman dapat melampaui batasan bidang keahlian mereka dan memberikan dampak yang lebih luas bagi bangsa.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak