Anime Oshi no Ko mengisahkan kisah tragis Ai Hoshino, seorang idol berbakat yang diam-diam memiliki anak kembar. Kehidupan damai mereka hancur ketika seorang penggemar obsesif membunuh Ai. Kedua anaknya, Aqua dan Ruby, terlahir kembali dengan ingatan masa lalu mereka. Aqua bersumpah untuk membalas dendam pada pelaku pembunuhan ibunya, sementara Ruby bercita-cita mengikuti jejak ibunya menjadi seorang idol.
Anime Oshi no Ko tidak hanya menyajikan drama balas dendam dan reinkarnasi yang menarik, tetapi juga berfungsi sebagai kritik sosial yang tajam terhadap industri hiburan Jepang, khususnya dunia idol. Anime ini secara blak-blakan menyoroti berbagai aspek gelap yang seringkali tersembunyi di balik gemerlap panggung dan senyum palsu para bintang.
Salah satu poin krusial yang diangkat adalah tekanan ekstrem yang dihadapi para idol. Sejak usia muda, mereka dituntut untuk menjaga citra sempurna, baik di depan maupun di belakang layar. Mereka harus terus-menerus berlatih vokal, menari, dan berakting, seringkali dengan jam kerja yang tidak manusiawi dan istirahat yang minim. Kehidupan pribadi mereka pun nyaris tidak ada, karena setiap tindakan dan perkataan mereka diawasi ketat oleh agensi dan publik. Tekanan untuk selalu tampil sempurna dan memenuhi ekspektasi penggemar dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik para idol.
Anime ini juga menyoroti isu eksploitasi. Agensi yang berkuasa seringkali memanfaatkan popularitas idol untuk keuntungan finansial semata, tanpa memperhatikan kesejahteraan artis mereka. Kontrak yang tidak adil, pembagian keuntungan yang timpang, dan kurangnya perlindungan hukum menjadi masalah yang laten. Anime ini secara implisit mempertanyakan etika bisnis dalam industri hiburan dan bagaimana para talenta muda dapat menjadi korban sistem yang eksploitatif. Penggambaran obsesi penggemar yang berbahaya. Kasus pembunuhan Ai Hoshino menjadi contoh ekstrem dari bagaimana fanatisme yang tidak terkendali dapat berubah menjadi kekerasan. Anime ini menggambarkan berbagai tingkatan obsesi, mulai dari dukungan yang berlebihan hingga penguntitan dan keyakinan posesif terhadap idol. "Oshi no Ko" memperingatkan tentang bahaya dehumanisasi seorang idol menjadi sekadar objek pemujaan dan hilangnya batasan antara idola dan penggemar.
Anime ini juga menyentuh isu manipulasi citra dan kepalsuan dalam industri hiburan. Para idol seringkali dipaksa untuk menciptakan persona publik yang jauh berbeda dari diri mereka yang sebenarnya. Mereka harus menyembunyikan kehidupan pribadi, berpura-pura bahagia, dan selalu menjaga senyum di depan kamera. Anime Oshi no Ko mempertanyakan keaslian interaksi antara idol dan penggemar, serta dampaknya pada kesehatan mental kedua belah pihak. Anime ini bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga sebuah refleksi kritis tentang tekanan, eksploitasi, dan bahaya obsesi dalam dunia yang penuh gemerlap namun juga penuh dengan kepalsuan.
Kisah tragis Ai Hoshino menjadi titik awal yang mengerikan untuk menggambarkan dampak dari obsesi yang tidak terkendali. Pembunuhan Ai oleh seorang penggemar yang merasa dikhianati menyoroti batas tipis antara kekaguman yang sehat dan fanatisme yang berbahaya. Tindakan pelaku adalah manifestasi ekstrem dari obsesi posesif, di mana ia memperlakukan idolanya sebagai properti dan merasa berhak untuk menghukumnya ketika ekspektasinya tidak terpenuhi. Peristiwa ini bukan hanya menjadi tragedi pribadi bagi keluarga Hoshino, tetapi juga menjadi peringatan mengerikan tentang potensi kekerasan yang mengintai di balik layar gemerlap industri hiburan.
Obsesi tidak hanya terbatas pada penggemar terhadap idol. Anime Oshi no Ko juga menggambarkan berbagai bentuk obsesi yang lebih kompleks di antara karakter-karakternya. Misalnya Aqua, didorong oleh obsesi untuk mengungkap kebenaran di balik kematian ibunya dan membalas dendam pada pelakunya. Obsesi ini mewarnai setiap tindakannya, memengaruhi keputusannya dan bahkan membentuk kepribadiannya. Meskipun tujuannya tampak adil, obsesi Aqua berpotensi membutakannya terhadap hal lain dalam hidupnya dan membawanya ke jalan yang berbahaya.
Ruby, di sisi lain, memiliki obsesi yang lebih positif namun tetap kuat, yaitu untuk mengikuti jejak ibunya menjadi seorang idol yang bersinar. Obsesi ini menjadi motivasi utamanya, mendorongnya untuk bekerja keras dan mengatasi berbagai rintangan. Namun, anime ini secara implisit mengajukan pertanyaan tentang potensi bahaya dari obsesi yang berlebihan terhadap impian, di mana seseorang mungkin mengorbankan segalanya demi mencapai tujuannya, bahkan kesejahteraan diri sendiri.
Anime Oshi no Ko juga menampilkan karakter-karakter pendukung yang menunjukkan berbagai tingkatan dan manifestasi obsesi. Ada penggemar fanatik yang rela melakukan apa saja untuk idolanya, produser yang terobsesi dengan kesuksesan dan kontrol, serta individu-individu yang terperangkap dalam obsesi masa lalu atau keinginan yang tidak terpenuhi. Melalui interaksi antar karakter, anime ini menunjukkan bagaimana obsesi dapat merusak hubungan, menciptakan konflik, dan menghancurkan kehidupan.
Oshi no Ko tidak hanya menggambarkan obsesi sebagai kekuatan negatif semata. Dalam beberapa kasus, obsesi terhadap tujuan atau impian dapat menjadi pendorong untuk mencapai hal-hal besar. Namun, anime ini dengan jelas memperingatkan tentang bahaya ketika obsesi menjadi tidak sehat, membutakan dan menghilangkan empati terhadap orang lain.
Bagi yang mencari anime dengan cerita yang tidak biasa dengan tema yang kelam, anime Oshi no Ko adalah pilihan yang sangat direkomendasikan.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.