Review Film Swamp Dogg Gets His Pool Painted: Absurd, Nyentrik, tapi Unik!

Sekar Anindyah Lamase | Athar Farha
Review Film Swamp Dogg Gets His Pool Painted: Absurd, Nyentrik, tapi Unik!
Poster Film Swamp Dogg Gets His Pool Painted (IMDb)

Kalau Sobat Yoursay pikir film dokumenter itu selalu kaku, serius, dan penuh data sejarah yang berat, Film Swamp Dogg Gets His Pool Painted akan membalikkan semua bayangan itu. 

Disutradarai Isaac Gale bersama Ryan Olson dan David McMurry, dokumenter ini terasa seperti pesta besar yang penuh warna dan keanehan yang justru membuatnya begitu hidup. 

Film yang tayang perdana pada 8 Maret di SXSW Festival dan memenangkan Best Documentary Award di Whistler Film Festival 2024, menampilkan bintang Tom Kenny (si pengisi suara SpongeBob SquarePants), Johnny Knoxville, hingga berbagai nama besar lainnya yang menambah rasa absurd sekaligus menyenangkan yang mengalir sepanjang film.

Kisahnya tentang apa sih? Sini merapat dan kepoin bareng!

Sekilas tentang Film Swamp Dogg Gets His Pool Painted

Film berdurasi ±95 menit ini mengisahkan tentang Jerry Williams Jr., alias Swamp Dogg, si musisi cult yang (mungkin) belum dikenal luas di generasi sekarang, tapi punya jejak besar dalam sejarah musik Amerika. 

Ceritanya sederhana di permukaan: Swamp Dogg sedang merenovasi kolam renangnya. Namun, di balik proses mengecat kolam itu, terhampar perjalanan hidupnya yang penuh warna. Mulai dari membuat album cover aneh (termasuk dirinya sendiri dalam bentuk hot dog), memproduksi musik lintas genre, hingga menjadi figur penting di balik awal mula hip hop West Coast. 

Dari memanajeri Dr. Dre di masa awal bersama World Class Wreckin’ Cru hingga ikut dalam tur Jane Fonda. Dan ya, perjalanan karir Swamp Dogg benar-benar seluas itu. 

Kisahnya memang simpel sih, tapi kenapa bisa dijadikan dokumenter? Sini kepoin lagi buat yang penasaran!

Impresi Selepas Nonton Film Swamp Dogg Gets His Pool Painted

Dalam dokumenter ini, aku merasa seperti lagi duduk-duduk santai di ruang tamu Swamp Dogg, mendengarkan ceritanya yang melompat-lompat antara kenangan manis, kisah lucu, hingga momen kehilangan yang menyentuh hati. 

Dia tinggal bersama dua sahabatnya yang juga musisi, Moogstar dan Guitar Shorty (yang sayangnya wafat saat proses syuting). Ketiganya membentuk semacam trio eksentrik yang terasa seperti keluarga, bukan sekadar rekan kerja. Dan aku bisa merasakan betapa rumah mereka, dengan segala dekorasi nyentrik dan koleksi aneh, menjadi semacam kuil kecil buat semangat kebebasan bermusik mereka. 

Visual film ini juga nggak kalah nyentrik. Dengan transisi halusinatif, kartu judul funky, dan selipan puisi yang melayang di layar. Aku dibuat merasa seperti sedang menelusuri isi kepala Swamp Dogg sendiri. Semua estetika yang biasanya dianggap bertabrakan—dari musik funk, soul, country, hingga cameo bintang yang nggak terduga—anehnya malah menyatu di sini. 

Rasanya setiap kali muncul wajah baru, seperti Tom Kenny atau Knoxville, aku sempat mengernyit bingung, tapi kemudian sadar, "Oh, ini masuk akal dalam semesta Swamp Dogg yang penuh kejutan."

Bahkan kemunculan cameo itu nggak cuma gimmick, melainkan cerminan betapa luas jejaring pengaruh Swamp Dogg yang menjangkau lintas budaya dan generasi.

Nah, paling mengena buatku justru bukan soal keanehan atau gelak tawa yang ditawarkan film ini. Saat Swamp Dogg bicara tentang mendiang istrinya, Yvonne, aku bisa merasakan betul betapa besar peran cinta dan dukungan dalam membentuk perjalanan karirnya. 

Yvonne nggak cuma istri, tapi juga mitra bisnis yang mendorongnya berani melangkah, termasuk berinvestasi di skena hip hop yang dulu masih dianggap liar. 

Hubungan mereka digambarkan bukan sekadar romantis, tapi juga saling menguatkan secara profesional. Momen itu, bersama dengan kehangatan saat dia bercerita tentang putrinya yang kini jadi dokter, membuat potret Swamp Dogg terasa utuh. Ya, nggak cuma ikon nyeleneh, tapi juga gambaran pria yang setia, bangga, dan penuh kasih.

Sebagai penonton, sekali lagi aku merasakan, Film Swamp Dogg Gets His Pool Painted bukan hanya daftar panjang prestasi Swamp Dogg yang impresif, melainkan pada caranya menghidupkan semangat. 

Pesannya sederhana: Hidup itu lebih seru kalau kamu berani jadi unik. Swamp Dogg di layar terasa begitu khas, sampai-sampai sulit membayangkan dia bisa tampil berbeda begitu kamera mati. Dia bilang, "Just be cool. And it’s also fun being yourself. It’s fun like a mother f*cker, but you gotta find yourself." Dan film ini seolah-olah jadi cermin dari filosofi itu.

Secara struktur, dokumenter ini menolak dikurung dalam format baku. Kadang terasa seperti tur rumah, kadang kayak pelajaran sejarah musik, kadang seperti acara kumpul teman lama.

Justru, kekacauan terstruktur yang membuatnya segar dan berusaha menyalurkan semangat "nggak peduli aturan" yang selama ini jadi napas Swamp Dogg.

Skor: 3,9/5

CEK BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak