Review Novel The Lion Above the Door: Kisah Anak Mengungkap Sejarah yang Terlupakan

Hayuning Ratri Hapsari | Ardina Praf
Review Novel The Lion Above the Door: Kisah Anak Mengungkap Sejarah yang Terlupakan
Novel The Lion Above the Door (goodreads.com)

Onjali Q. Raúf kembali membuat novel anak yang tak sekadar menyenangkan, tapi juga mengangkat isu penting dengan cara yang ramah untuk pembaca muda.

The Lion Above the Door adalah salah satu bukunya yang patut mendapat perhatian lebih, karena tak hanya bercerita tentang petualangan dua anak, tetapi juga tentang sejarah yang jarang disingkap.

Sinopsis Singkat

Buku ini mengisahkan tentang Leo, seorang anak laki-laki yang sering merasa dirinya berbeda di sekolah.

Bersama sahabatnya, Sangeeta, yang sama-sama dianggap ‘aneh’ oleh teman-teman mereka, Leo menjalani hari-hari dengan rasa ingin tahu yang besar.

Semua bermula saat rombongan sekolah mereka melakukan kunjungan ke sebuah katedral bersejarah.

Di sana, Leo tanpa sengaja menemukan sebuah lempengan marmer yang mencantumkan nama-nama pahlawan perang.

Betapa terkejutnya ia saat membaca namanya sendiri terukir di sana. Sejak saat itu, Leo bersama Sangeeta memutuskan untuk mencari tahu siapa sosok di balik nama tersebut, dan apa kisah yang tersembunyi di baliknya.

Dari sinilah cerita mulai berkembang. Pencarian mereka berkembang dan menemukan banyak hal baru.

Ulasan Novel The Lion Above the Door

Kisah ini menjadi cara Raúf menyentil tentang bagaimana sejarah sering kali ditulis dari sudut pandang tertentu saja.

Karakter-karakter di novel ini terasa sangat hidup dan menyenangkan. Leo digambarkan memiliki sifat yang penuh rasa ingin tahu. Ada juga karakter Sangeeta yang cerdas dan setia.

Tokoh-tokoh pendukungnya pun tak kalah menarik, seperti Olivia yang selalu merasa paling benar, dan Tuan Scott, guru yang punya kebiasaan mengetuk meja setiap kali ingin menekankan pendapatnya.

Semua karakter dalam The Lion Above the Door digambarkan begitu hidup dan relatable, sampai-sampai pembaca seolah bisa melihat suasana kelas mereka dengan jelas.

Mulai dari guru yang suka mengetuk meja hingga teman sekelas dengan karakter khas masing-masing.

Di sela tema serius soal sejarah dan ketidakadilan, Raúf menyisipkan humor yang pas.

Momen-momen lucu seperti itu menjadi selingan yang menyegarkan, bikin cerita tetap ramah dibaca anak-anak tanpa kehilangan makna.

Tapi kekuatan novel ini justru terletak pada caranya menyampaikan hal-hal emosional tanpa terkesan menggurui.

Beberapa bagian terasa cukup menggetarkan hati, apalagi ketika membahas mengenai keluarga, perjuangan di masa perang, hingga kisah pahlawan dari komunitas minoritas yang sering diabaikan sejarah.

Menariknya, Raúf juga cerdas menanamkan pesan agar pembaca muda berani bertanya dan berpikir kritis tentang siapa saja yang seharusnya mendapat tempat dalam catatan sejarah. Buku ini bukan cuma bacaan, tapi juga bisa jadi pemantik diskusi berharga di kelas maupun di rumah.

Ia menantang anak-anak untuk mempertanyakan kembali narasi sejarah yang selama ini mereka pelajari, dan menyadari bahwa masih banyak kisah heroik yang tak pernah tercatat hanya karena alasan ras atau kebangsaan.

Pesan ini disampaikan dengan cara yang sederhana, tanpa kesan menggurui, sehingga mudah dipahami oleh pembaca anak-anak sekalipun.

Buku ini juga sangat cocok dijadikan bahan diskusi di sekolah, khususnya dalam pelajaran Sejarah atau Bahasa Inggris.

Secara keseluruhan, The Lion Above the Door menjadi salah satu novel anak yang direkomendasikan untuk dibaca. Tidak hanya menghibur, tapi juga mengajarkan banyak hal.

Onjali Q. Raúf berhasil mengemas pesan moral, sejarah, dan petualangan dalam satu cerita yang hangat dan penuh makna.

Kalian bisa merekomendasikan buku ini untuk dibaca anak-anak hingga orang dewasa yang ingin memperluas wawasan tentang dunia di luar ruang kelas.

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak