Ada satu hal yang selalu bikin aku ngeri lebih dari setan atau darah muncrat dalam film horor, yakni kisah keluarga yang hancur perlahan-lahan karena sesuatu yang nggak kelihatan. Bukan hantunya yang bikin trauma, tapi rasa sepi, kehilangan, dan luka batin yang nggak sembuh.
Nah, itulah yang langsung aku rasakan waktu nonton Sihir Pelakor, film horor Indonesia terbaru garapan Bobby Prasetyo yang tayang sejak 31 Juli 2025.
Film ini diadaptasi dari kisah nyata yang sempat viral di podcast YouTube RJL 5 berjudul: Sihir Pelakor: Sabdo Pandito. Dari awal, aku kira ini cuma film horor dengan tema perselingkuhan biasa yang dibumbui sihir, tapi ternyata jauh lebih dari itu.
Penasaran, kan? Yuk, kepoin lebih lanjut!
Sinopsis Film Sihir Pelakor
Tampak Vita (diperankan Neona Ayu), gadis SMP yang hidupnya berubah drastis sejak ayahnya, Pak Edi (Fathir Muchtar), tergoda perempuan lain, Rini (Asmara Abigail).
Ini bukan cinta biasa. Rini bukan ‘pelakor’ dalam arti harfiah, melainkan pengguna ilmu hitam Sabdo Pandito, semacam bentuk sihir kuno yang dipercaya bisa menundukkan hati dan pikiran seseorang.
Sejak ayahnya berpaling, Vita melihat sendiri bagaimana keluarganya mulai dihantui gangguan gaib. Mulai dari suara-suara aneh di malam hari, perubahan kepribadian sang ayah yang mendadak kasar dan dingin, sampai sang ibu Jumiati (Marcella Zalianty) yang jatuh sakit karena tekanan psikis dan gangguan nggak kasatmata.
Semenarik itu deh kisahnya!
Review Film Sihir Pelakor
Buatku, cara film ini menyoroti trauma anak yang tumbuh di tengah keluarga yang retak, terbilang bagus. Horornya bukan cuma karena ada jin Dasim atau buku Sabdo Pandito yang jadi sumber kekuatan sihir si pelakor, tapi karena diriku pun ikut merasakan bagaimana Vita mencoba mempertahankan cinta sang ayah yang makin menjauh.
Teror demi teror terjadi, bukan cuma dari sosok supranatural, tapi juga dari dinginnya meja makan yang sepi, tatapan kosong sang ayah, dan jerit ibu yang makin melemah. Horor psikologisnya dapet banget. Bahkan sampai Vita dewasa (diperankan Hana Malasan), bekas luka itu nggak pernah sembuh sepenuhnya. Dan aku percaya banyak dari kita, entah sadar atau nggak, punya luka yang mirip.
Bobby Prasetyo memang jago membangun suasana. Gaya penyutradaraannya yang sudah terbukti di Film Thaghut, di sini terasa lebih tenang tapi tetap bikin bulu kuduk berdiri. Rumah yang jadi lokasi utama bukan rumah besar menyeramkan ala film barat, tapi rumah biasa, khas keluarga Indonesia. Karena terlalu biasa itulah, rasa takutnya jadi lebih lekat.
Pencahayaan yang minim, suara bisikan halus di sudut ruangan, dan kamera yang bergerak pelan bikin suasana jadi intens banget. Jumpscare ada, tapi nggak asal-asalan. Lebih banyak permainan atmosfer dan ketegangan sunyi yang bikin dada sesak. Aku sempat tahan napas lama waktu salah satu adegan Vita kecil sembunyi di bawah meja sambil dengar ibunya kesurupan di ruang tamu. Gila sih.
Neona Ayu jadi kejutan di sini. Biasanya penyanyi dan bintang anak-anak, tapi di film ini dia tampil total jadi anak SMP yang rapuh tapi kuat. Ekspresi matanya waktu menangis diam-diam di kamar, atau ketika memeluk ibunya sambil bilang, “Aku cuma mau ayah pulang,” itu nusuk banget.
Marcella Zalianty sebagai ibu yang perlahan sakit karena tekanan batin tampil oke banget. Lelah, hancur, tapi tetap mencoba jadi pelindung. Asmara Abigail sebagai pelakor berhati dingin pun tampil menggoda dan mengancam dalam waktu bersamaan. Dan Fathir Muchtar? Dia berhasil bikin penonton kesal bukan main.
Jangan lupakan cameo Adhisty Zara dan Indra Birowo yang ngasih warna di tengah suasana gelap. Kehadiran Jared Ali juga memperkuat dinamika remaja yang ada di sekitar Vita. Begitulah performa film ini yang ternyata cukup di luar dugaan.
Oh, iya. Rasa kehilangan, ketidakadilan, dan beban mental anak-anak akibat konflik rumah tangga dibahas dalam lapisan yang dalam, tanpa terasa menggurui lho.
Tanpa spoiler detail, ending-nya bukan yang menyenangkan. Dan aku bisa menerima itu. Kehidupan setelah trauma nggak selalu penuh pelangi, tapi ada harapan di balik kesedihan. Ada perlawanan dari si kecil Vita yang akhirnya memilih berdamai dengan masa lalu. Dan itu bikin aku makin tersentuh.
Film ini bukan cuma cocok buat Sobat Yoursay yang suka horor, tapi juga buat kamu yang pernah merasa kehilangan anggota keluarga karena pengkhianatan. Sihir Pelakor berhasil menggabungkan drama emosional, horor mistis lokal, dan isu sosial dalam satu sajian.
Dengan durasi ±93menit, film ini mengajak kita masuk ke ruang paling gelap dalam rumah tangga yang dihancurkan bukan hanya sama si pelakor, tapi juga sihir yang menyamar jadi cinta.
Tontonlah sebelum turun layar!