Ulasan Film Pusaka: Horor Sadis yang Bakal Bikin Kamu Jantungan!

Hayuning Ratri Hapsari | Ryan Farizzal
Ulasan Film Pusaka: Horor Sadis yang Bakal Bikin Kamu Jantungan!
Poster film Pusaka (IMDb)

Film Pusaka (2024), karya sutradara Rizal Mantovani, adalah horor thriller Indonesia yang berhasil bikin bulu kuduk merinding sekaligus jantungan. Dirilis pada 18 Juli 2024, film produksi MVP Pictures dan A&Z Films ini mengusung cerita yang terinspirasi dari legenda keris Empu Gandring—senjata sakti yang konon membawa kutukan mematikan.

Dengan durasi 90 menit, Pusaka menghadirkan ketegangan yang intens, adegan gore yang brutal, dan sinematografi apik, meski nggak luput dari beberapa kekurangan.

Buat kamu penggemar horor yang doyan jumpscare dan darah-darahan, film ini wajib masuk watchlist tontonanmu! Tapi, apa benar Pusaka sehebat yang digadang-gadang? Yuk, langsung simak aja ulasan berikut!

Pusaka bercerita tentang sebuah vila tua milik kolektor barang antik, Risang Wisangko (Slamet Rahardjo Djarot), yang ingin diubah jadi museum oleh anak-anaknya, Randi (Bukie B. Mansyur) dan Bian (Shofia Shireen).

Untuk keperluan renovasi, sekelompok pekerja dipimpin Nina (Shareefa Daanish) ditugaskan mendata artefak di vila tersebut. Tim ini terdiri dari Hanna (Susan Sameh), David (Ajil Ditto), Sandra (Ully Triani), dan Ade (Ikhsan Samiaji), dibantu Profesor Dirga (Joseph Kara) dan Mayang (Sahila Hisyam).

Semuanya berjalan normal sampai mereka menemukan ruang bawah tanah rahasia yang menyimpan keris terkutuk. Tanpa sengaja, Sandra memicu kutukan keris itu, dan dari sinilah teror mengerikan dimulai. Satu per satu, nyawa melayang dengan cara yang sadis, sementara mereka berjuang untuk bertahan hidup.

Menurutku dari segi premis ceritanya sebenarnya nggak terlalu orisinal sih—rumah tua berhantu, benda kuno yang membawa petaka, sudah sering banget kita lihat di film horor.

Tapi, Pusaka punya daya tarik karena mengangkat kearifan lokal, yaitu legenda Empu Gandring yang konon mengutuk tujuh keturunan Ken Arok. Ini yang bikin film ini terasa “Indonesia banget” dan punya nilai budaya, meski dikemas dengan gaya modern.

Alur ceritanya juga to the point, nggak bertele-tele, langsung masuk ke ketegangan setelah 15 menit pertama. Buat yang suka horor cepat tanpa basa-basi, ini bisa jadi poin plus kamu.

Ulasan Film Pusaka

salah satu adegan di film Pusaka (IMDb)
Salah satu adegan di film Pusaka (IMDb)

Salah satu yang paling menonjol dari film Pusaka adalah visualnya. Rizal Mantovani tahu banget cara bikin suasana mencekam. Pencahayaan yang gelap tapi nggak bikin mata lelah, framing yang detail, dan gerakan kamera yang dinamis bikin setiap adegan sadis terasa nyata.

Adegan darah menyiprat, organ tubuh yang tercerai-berai, sampai wajah yang dikuliti (yup, sampai segitunya!) disajikan dengan jelas tanpa bikin jijik.

Sinematografinya juga sukses menangkap momen-momen jumpscare yang bikin penonton kaget, apalagi didukung scoring musik yang pas banget untuk menambah ketegangan. Vila tua yang jadi setting utama punya aura creepy yang bikin ngeri, apalagi ruang bawah tanahnya yang penuh artefak misterius.

Dari segi akting, kurasa para pemain Pusaka tampil total. Slamet Rahardjo sebagai Risang Wisangko membawa wibawa meski cuma muncul sebentar. Shareefa Daanish sebagai Nina berhasil memerankan pemimpin tim yang tegas tapi cepat panik, sementara Susan Sameh sebagai Hanna mencuri perhatian dengan emosi yang kuat, terutama di adegan klimaks.

Ajil Ditto, Ully Triani, dan Sahila Hisyam juga bermain oke, meski karakternya agak klise—cowok cool, cewek penutup, dan arkeolog misterius. Dialognya natural sih, ya memakai bahasa sehari-hari yang mudah dicerna, jadi nggak terlihat kaku.

Sayangnya, pengembangan karakter di film ini lemah. Kita nggak dikasih cukup waktu untuk kenal sama mereka, jadi ketika mereka mulai “dihabisi” satu per satu, emosinya jadi kurang ngena.

Beberapa karakter juga bikin geregetan karena keputusannya yang super bodoh—misalnya, ngapain sih buka-buka keris yang jelas-jelas mencurigakan? Ini sih trope horor klasik, tapi tetap bikin aku sebagai penonton ngelus dada.

Pusaka punya banyak momen yang bikin adrenaline naik. Adegan gore-nya nggak main-main, dengan rating 18+ yang benar-benar diperuntukkan untuk penonton dewasa.

Pengaruh Evil Dead terasa banget di vibe brutal dan chaos-nya, tapi Pusaka tetap punya identitas sendiri lewat elemen budaya lokal. Jumpscare-nya juga pas, nggak berlebihan, dan audio yang mendukung bikin suasana makin horor.

Plot twist di ending, meski agak dipaksakan, cukup bikin kaget dan meninggalkan pertanyaan buat aku: apa benar kutukan sudah selesai?

Meski seru, Pusaka nggak bebas dari cela. Ceritanya terlalu mengandalkan trope horor standar, seperti grup yang terjebak, benda terkutuk, dan pengorbanan di menit akhir.

Beberapa adegan klimaks terasa maksa sih, apalagi ending yang bikin bingung—apakah ini setup buat sekuel atau cuma pengin bikin penonton penasaran? Karakter yang kurang mendalam juga bikin empati kita terbatas. Selain itu, meski gore-nya sadis, ada momen efek visualnya agak kaku, seperti darah yang kelihatan CGI banget.

Secara keseluruhan, Pusaka adalah horor thriller yang menghibur dengan visual ciamik, akting solid, dan ketegangan yang bikin deg-degan. Inspirasi dari legenda Empu Gandring jadi nilai tambah, apalagi buat penonton yang suka cerita rakyat dikemas modern.

Namun, kelemahan di pengembangan karakter dan ending yang agak nanggung bikin film ini nggak sepenuhnya memuaskan. Buat kamu yang suka horor berdarah-darah seperti Siksa Kubur atau Kereta Berdarah, Pusaka bakal cocok banget deh. Tapi kalau kamu cari cerita yang dalam atau horor psikologis, mungkin agak kurang sreg sih.

Rating dari aku: 7.5/10. Layak ditonton streaming di Netflix, tenang sudah tersedia sejak bulan April 2025 kok. Pastikan nonton di platform resmi, ya, biar nggak kena risiko cyber dari situs bajakan seperti LK21!

Siap-siap aja deh buat tutup mata ketika adegan sadisnya, atau malah teriak bareng teman pas nonton bareng. Gimana, kamu berani menghadapi kutukan keris Empu Gandring?

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak