Ulasan Film Freakier Friday: Nostalgia Kocak dengan Sentuhan Multigenerasi

Ayu Nabila | Ryan Farizzal
Ulasan Film Freakier Friday: Nostalgia Kocak dengan Sentuhan Multigenerasi
Poster film Freakier Friday (IMDb)

Setelah 22 tahun, Disney akhirnya membawa kita kembali ke dunia penuh kekacauan dan tawa lewat Freakier Friday, sekuel dari film ikonik Freaky Friday (2003). Film ini bukan cuma sekadar nostalgia bomb, tapi juga berhasil menghadirkan cerita yang lebih fresh, lebih gila, dan pastinya lebih freaky! Disutradarai oleh Nisha Ganatra dan ditulis oleh Jordan Weiss, Freakier Friday tayang di bioskop Indonesia mulai 6 Agustus 2025, dan bener-bener bikin kita pengin bilang, “Wow, ini sih next level!” Yuk, langsung aja kita ulas bareng-bareng!

Freakier Friday melanjutkan kisah Tess Coleman (Jamie Lee Curtis) dan Anna Coleman (Lindsay Lohan), duo ibu-anak yang dulu pernah bikin aku ngakak dengan petualangan tukar tubuh mereka. Kini, 20 tahun berlalu, Tess udah jadi psikolog sukses yang siap rilis buku pertamanya, sementara Anna sekarang adalah ibu tunggal dari Harper (Julia Butters), seorang remaja 15 tahun yang hobi berselancar, dan manajer bintang pop Ella (Maitreyi Ramakrishnan). Anna juga lagi kasmaran sama Eric Davies (Manny Jacinto), duda ganteng yang punya anak perempuan, Lily (Sophia Hammons).

Konflik dimulai ketika dua keluarga ini mencoba nyatu. Harper dan Lily, sebagai remaja yang penuh drama, sering banget berantem. Nah, di tengah kekacauan ini, datanglah Madame Jen (Vanessa Bayer), seorang peramal yang memberikan mantra ajaib. Hasilnya? Boom! Pertukaran tubuh yang jauh lebih gokil dari film pertama: Tess bertukar dengan Lily, dan Anna dengan Harper. Bayangin, nenek tiri dalam tubuh remaja, dan ibu dalam tubuh anaknya yang moody. Chaos? Pasti!

Ceritanya nggak cuma soal kekocakan tukar tubuh, tapi juga tentang dinamika keluarga modern. Film ini ngomongin soal penerimaan, komunikasi lintas generasi, dan bagaimana cara ngadepin perubahan hidup. Mulai dari tekanan media sosial sampai drama keluarga campuran, semua dikemas dengan ringan tapi tetap bikin kita mikir. Intinya, Freakier Friday bukan cuma sekuel yang numpang nostalgia, tapi punya hati yang bikin kita relate sama perjuangan keluarga mereka.

Ulasan Film Freakier Friday

Salah satu adegan di film Freakier Friday (IMDb)
Salah satu adegan di film Freakier Friday (IMDb)

Jamie Lee Curtis dan Lindsay Lohan adalah jiwa dari film ini. Chemistry mereka masih sama kuatnya seperti dulu, bikin kita ngerasa kayak ketemu temen lama. Jamie, dengan energi nenek yang over-enthusiastic, lucu banget pas “ngomong” dialog Gen Z dalam tubuh Lily. Sementara Lindsay, yang comeback-nya ke Hollywood bener-bener ditunggu, nunjukin sisi dewasa Anna dengan pesona yang effortless. Mereka berdua total banget, dan ini bikin setiap adegan tukar tubuh jadi natural dan ngakak abis.

Pemeran pendukung juga nggak kalah cemerlang. Julia Butters sebagai Harper bawa vibe remaja yang sarkastik tapi relatable, sementara Sophia Hammons sebagai Lily nambahin dinamika dengan sikapnya yang rebellious. Manny Jacinto sebagai Eric bikin hati meleleh dengan pesona “duda keren”, dan Vanessa Bayer sebagai Madame Jen sukses bikin kita ketawa dengan tingkahnya yang absurd. Oh ya, jangan lupa cameo dari pemeran asli kayak Chad Michael Murray sebagai Jake—nostalgia banget!

Secara visual, Freakier Friday punya sinematografi yang lebih modern dibandingkan film pertama, thanks to Matthew Clark. Warna-warna cerah dan editing yang dinamis bikin film ini terasa hidup. Musiknya juga asik, apalagi dengan kembalinya band fiksi Pink Slip yang bikin penggemar lama senyum-senyum sendiri. Tapi, ada beberapa momen yang terasa agak kuno, kayak leletnya pacing di beberapa bagian dan gaya komedi yang masih ala 2000-an. Meski begitu, ini nggak terlalu ganggu karena chemistry para pemain dan humor slapstick-nya tetep bikin aku ketawa.

Humor di film ini adalah salah satu kekuatan utama. Dialog seperti Lily yang ngejek Tess sebagai “kulit tas Birkin yang berkerut” bikin aku dan penonton ngakak. Adegan-adegan tukar tubuh, seperti Tess (dalam tubuh Lily) yang berusaha ngikutin tren TikTok atau Anna (dalam tubuh Harper) yang bingung sama slang Gen Z, bener-bener jadi highlight. Tapi, ada kalanya cameo dari pemeran lama terasa dipaksain, seperti Disney pengin banget mengulang “nostalgia” di setiap kesempatan.

Di balik kekocakan, Freakier Friday punya pesan yang hangat tentang keluarga. Film ini ngajarin kita buat sabar, dengerin sudut pandang orang lain, dan nerima perubahan, nggak peduli seberapa gila hidup ini. Lindsay Lohan sendiri bilang, “Selama keluargamu ada untukmu, kamu bisa menghadapi perubahan apa pun.” Pesan ini bikin film ini lebih dari sekadar komedi; ini adalah pengingat bahwa keluarga, mau blood-related atau chosen family, adalah tempat kita pulang.

Freakier Friday adalah sekuel yang sukses bikin kita bernostalgia sambil tetap relevan dengan isu-isu modern. Dengan akting ciamik dari Jamie Lee Curtis dan Lindsay Lohan, humor yang menggelitik, dan pesan keluarga yang heartwarming, film ini cocok banget buat ditonton bareng keluarga atau temen. Meski kadang terasa agak jadul dan pacing-nya nggak selalu ngebut, kekuatan cerita dan chemistry para pemain bikin film ini layak jadi tontonan wajib. Jadi, siap-siap ketawa ngakak dan mewek haru di bioskop mulai 6 Agustus 2025!

Ratingku untuk film ini: 8/10. Karena nostalgia yang bikin hati hangat dan perut kram karena ketawa!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak