Mengenal Maria Merian Lewat Buku The Girl Who Drew Butterflies

Ayu Nabila | Ranti Riani Jhonnatan
Mengenal Maria Merian Lewat Buku The Girl Who Drew Butterflies
Cover buku The Girl Who Drew Butterflies (Amazon)

Maria Merian, seorang seniman juga naturalis berkebangsaan Jerman yang lahir pada tahun 1647 di Frankfurt, Jerman. Pada masa itu, perempuan masih memiliki gerak yang terbatas dan dianggap hanya mampu mengurus urusan domestik.

Namun, Maria tidak menghabiskan seluruh waktunya untuk hal tersebut, ia juga sibuk membantu ayah tirinya yang merupakan seorang pelukis dan ia gemar mengamati metamorfosis kupu-kupu.

Melalui buku The Girl Who Drew Butterflies karya Joyce Sidman kita akan mengenal Maria lebih jauh dan melihat pencapaian-pencapaiannya yang mengagumkan.

Bagaimana ia mendalami dunia sains dan seni, bagaimana perjalanannya dalam melakukan penelitian dan proses demi prosesnya berhasil memukau saya.

Joyce Sidman menuangkan kisah kehidupan Maria dengan rapi dan detail di dalam buku ini. Bermula dari awal kehidupannya hingga ia tutup usia dituturkan dengan baik dan diselingi foto-foto yang berkaitan dengan metamorfosis kupu-kupu serta serangga lainnya.

Jika dilihat dari lingkup keluarganya, ayah kandung Maria merupakan seorang pengukir yang bernama Matthäus Merian. Lalu, ketika ayahnya meninggal dunia, ibunya menikah dengan Jacob Marrel yang mana merupakan seorang pelukis.

Namun, yang mengenalkan Maria kepada dunia seni adalah ayah tirinya mengingat saat ayah kandungnya meninggal dirinya baru berusia tiga tahun.

Maria benar-benar terampil dalam bidang yang digelutinya, baik itu seni maupun sains. Ia telah menerbitkan beberapa buku yang salah satunya berjudul Der Raupen wunderbare Verwandelung, und sonderbare Blumennahrung. Buku tersebut terbit saat ia berusia 32 tahun atau pada tahun 1679.

Maria benar-benar mengamati dengan baik sedari awal hingga proses akhir dari metamorfosis. Ketika terjadi kegagalan dalam prosesnya, ia dengan sabar mengulangi proses tersebut dari awal.

Pada masanya, belum ditemukan yang namanya kamera, maka cara untuk menyimpan hasil penelitiannya adalah dengan melukis langsung proses tersebut.

Hal tersebut tentu membutuhkan kecepatan dan ketepatan dalam melukis, bukan? Melalui buku ini, kita akan melihat sedikit dari banyaknya hasil lukisannya yang disertai dengan penjelasannya.

Maria menikmati apa yang dilakukannya sehingga ketika telah menikah dan memiliki anak pun ia tetap pada bidangnya.

Perjalanan hidupnya tidak hanya di Frankfurt, ia sempat tinggal di Nuremberg hingga pada akhirnya ia menetap di Belanda. Bahkan, ia sempat menetap sejenak di Paramo, Suriname bersama anaknya yang bernama Dorothea.

Perjalanannya ke Suriname merupakan salah satu bentuk keseriusannya dalam melakukan penelitian. Di luar pencapaiannya yang mengesankan, ia pun tak luput dari kritikan.

Ada yang mengkritik penemuannya dan ada pula yang mengkritik sebab ia pergi ke Suriname tanpa didampingi suami. Padahal saat itu ia memang sudah tidak memiliki suami.

Meskipun buku ini mengenai Maria, di dalamnya terdapat pula bagian khusus untuk membagikan informasi terkait beberapa hal yang relevan.

Ketika Maria sampai ke Suriname, terdapat bagian khusus yang membahas sedikit mengenai apa yang terjadi di Suriname pada era tersebut yang diberi judul Slavery in Surinam. 

Lalu, membaca buku ini juga artinya kamu akan menemukan banyak nama tokoh-tokoh lainnya disebutkan seperti Mark Catesby, Carl Linnaeus, Joachim von Sandrart dan masih banyak lagi.

Buku ini tidak mencapai 150 halaman, tapi rasanya saya penuh dengan informasi yang menarik dan menginspirasi.

Tak hanya itu, bahkan jika kamu tidak memiliki ketertarikan pada dunia sains dan seni, saya tetap merekomendasikan buku ini kepadamu.

Sebab lewat kisah Maria Merian dalam The Girl Who Drew Butterflies, kita dapat mempelajari banyak hal tentang kegigihan, keberanian dan keinginan untuk terus berkembang yang dari kisahnya dapat menginspirasi terutama bagi para perempuan.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak