Pernah dengar pepatah jodoh nggak kemana? Barangkali itulah yang diadaptasi oleh penulis Tyass Effendy ke dalam salah satu karyanya yang berjudul Life After You.
Life After You adalah novel terbitan Media Pressindo yang mengusung nuansa romantis dalam balutan konflik perang di negara Kuwait, dengan begitu banyak amanat yang dapat dipetik.
Buku ini memiliki ketebalan 232 halaman, dengan cover dedaunan mapel yang berguguran dan seutas kalimat: cinta yang tak pernah mengering.
Life After You mengisahkan seorang anak perempuan bernama Mahya Hafidzah yang gemar mengumpulkan spesimen herbarium dedaunan.
Hingga suatu hari, dia kedatangan tetangga baru yang memiliki seorang anak laki-laki bernama Muhammad Muharram. Meski usia mereka terpaut 2-3 tahunan, mereka bisa menjadi akrab dan sering mengumpulkan spesimen herbarium sepulang sekolah.
Pernah juga saat sedang memetik buah mahoni, Muharram digigiti semut api sekujur badan. Walau begitu, dia nggak marah pada Mahya yang memang ingin memiliki buah mahoni itu lho. Sweet lah adek ini!
Sayangnya, kebersamaan mereka harus berakhir saat keluarga Muharram pindah rumah. Novel lantas mengambil time skip yang cukup lama. Ketika Mahya Hafidzah yang seorang jurnalis bertemu kembali dengan Muhammad Muharram sebagai seorang dokter.
Pertemuan mereka cukup haru dan mengandung romansa tipis sih menurutku, karena sikap Muharram masih sopan nan green flag, walau sorot matanya menyimpan ketertarikan pada Mahya.
Mereka lantas bertukar cerita seperti sedia kala. Bahkan, mengenang masa kecil dengan setumpuk herbarium tua di rumah Mahya. Nggak hanya itu, Mahya pun mengetahui bahwa Muharram memiliki adik bernama Muhammad Safar yang menderita autisme.
Rupanya, kedekatan mereka ini cukup didukung oleh masing-masing keluarga lho. Yah, walau romansa di antara mereka nggak terlalu ditonjolkan dalam novel.
Situasi yang adem ayem ini bubar saat Mahya mendapat tugas untuk meliput situasi konflik perang di Kuwait. Dia yang belum sempat pamitan pada Muharram, melesat pergi bersama grup jurnalis dari berbagai negara.
Di Kuwait, dia bertemu Jihad, seorang anak petinggi perusahaan minyak sekaligus seorang guide untuk para jurnalis. Sebab, situasi di sana begitu mencekam, sehingga harus extra hati-hati dalam mencari celah.
Lalu, apakah Muharram selamanya nggak tahu bahwa Mahya pergi ke Kuwait?
Nggak dong. Muharram yang mengetahui kabar ini dari keluarga Mahya segera mendaftar sebagai dokter relawan untuk pergi ke Kuwait. Hingga kesempatan mereka bertemu, yang nggak hanya haru tapi juga lucu karena diikuti oleh kecemburuan Jihad. Sebab, pemuda itu menaruh hati pada Mahya.
Konflik kian memanas, saat Mahya tertangkap oleh tentara Kuwait karena dianggap mata-mata, sehingga Muharram dan Jihad bekerja sama untuk membebaskannya. Yah, walau mereka berdua uring-uringan sih. Apalagi saat Muharram ogah-ogahan mengobati luka tembak Jihad, hingga membuat Mahya murka.
Pokoknya tipe-tipe tsundere cemburu, yang saling sindir lawan. Kocak, tapi tetap estetik menurutku.
Aku sendiri memberikan nilai 10 dari 10 untuk novel ini. Bukan hanya dari konflik cinta segitiga yang tetap disampaikan dengan sopan dan rapi, melainkan ada sentuhan kemanusiaan tepatnya saat Mahya ditangkap oleh tentara Kuwait. Sisi Islaminya cukup kuat disini ya.
Penggambaran perlakuan tentara kepada Mahya yang baik, sopan, bahkan memberikan makanan yang sama dengan yang mereka makan, serta memberikan selimut telah menunjukkan kontradiksi terhadap stigma dunia yang dilekatkan pada Islam. Beberapa stigma buruk yang melekat, ditentang habis-habisan disini.
Walau Life After You memberikan happy ending bagi Mahya dan Muharram dengan ikatan pernikahan, rupanya novel ini menyajikan bad ending bagi Jihad.
Pemuda itu meninggal setelah berjuang melawan pneumonia, yang diperparah karena semat menjadi korban kebakaran kilang minyak.
Cintanya yang tulus kepada Mahya, dan semangat hidup yang dia wariskan kepada rivalnya Muharram. Semua itu dikemas dengan cantik, dan kalimat-kalimat yang bikin aku nangis sih.
Di ending, kita akan disuguhi keberadaan anak Mahya dan Muharram yang mengidap autisme. Meski begitu, aku cukup puas dengan perjalanan Mahya lewat novel Life After You ini. So, kamu bermjnat baca?
BACA BERITA ATAU ARTIKEL LAINNYA DI SINI