Ulasan Novel Hana Tara Hata: Spin-off Penuh Kejutan dari Seri Bumi!

Ayu Nabila | Oktavia Ningrum
Ulasan Novel Hana Tara Hata: Spin-off Penuh Kejutan dari Seri Bumi!
Novel Hana-Tara-Hata (goodreads)

Bagi penggemar setia Bumi Series karya Tere Liye, kehadiran Hana-Tara-Hata (buku ke-17) terasa seperti undangan untuk kembali menyusuri bentang semesta yang luas. Penuh misteri, dan tidak pernah kehabisan cerita. Novel ini adalah spin-off yang memberi sudut pandang baru, terutama pada tokoh Hana, penghuni Padang Perdu Klan Matahari, sekaligus membuka petualangan generasi berikutnya—putranya, Mata.

Identitas Buku

  • Judul: Hana-Tara-Hata
  • Penulis: Tere Liye
  • Penerbit: Sabakgrip Nusantara
  • Tahun Terbit: 2025
  • Tebal: 384 Halaman
  • Serial: Bumi (Buku ke-17)
  • Genre: Fiksi

Sejak kecil, Hana digambarkan sebagai anak yang menjalani kehidupan sederhana layaknya anak-anak lain: bermain, belajar, dan tumbuh bersama lingkungan sekitarnya. Namun, ia memiliki keistimewaan langka—kemampuan membaca alam sekitar. Hanya ada dua peristiwa besar di masa kecilnya yang menunjukkan betapa istimewanya kekuatan itu, cukup untuk membuatnya disegani di Klan Matahari.

Tentang Garis Keturunan Mata: Pewaris Kekuatan Langka

Kisah Hana di buku ini memang lebih personal. Tere Liye menampilkan sisi lembutnya sebagai seorang ibu, lengkap dengan pengorbanan, kehilangan, dan luka batin yang harus ia lalui. Namun menariknya, sekitar 80% alur cerita justru beralih fokus pada sosok Mata, putra semata wayang Hana, yang menjadi pusat konflik dan petualangan dalam buku ini.

Mata bukanlah anak biasa. Ia tampan, gagah, dan mewarisi kekuatan unik. Kombinasi berbagai kekuatan dari klan-klan yang berbeda. Tidak hanya mewarisi, Mata juga mampu memodifikasi kekuatan itu, menjadikannya petarung yang bahkan melebihi para pejuang hebat dari klan lain.

Bersama tiga sahabatnya—Leta, Teta, dan Cara—Mata mengikuti Festival Bunga Matahari, ajang penting yang sarat intrik dan misteri. Perjalanan ini bukan sekadar lomba; di sepanjang jalan, mereka harus menghadapi tantangan alam berbahaya, hewan buas, hingga monster legendaris demi menemukan lokasi Bunga Matahari pertama yang akan mekar.

Petualangan yang Penuh Kejutan

Ciri khas Tere Liye kembali terasa di setiap halaman: penggambaran lanskap yang memukau, penjelasan ilmiah yang sederhana namun memikat, serta detail dunia yang hidup. Pembaca dibuat hanyut dalam deskripsi medan Klan Matahari, aroma hutan, kilau bunga, dan suara alam yang nyaris bisa didengar.

Tak hanya itu, bumbu humor khas Tere Liye tetap diselipkan di tengah ketegangan. Adegan-adegan konyol—seperti aksi “kayang” di saat genting—menjadi jeda yang membuat pembaca tersenyum di tengah kisah serius. Ada pula sentilan-sentilan halus tentang realita politik, yang menambah kedalaman makna di balik cerita fantasi ini.

Antara Cinta, Luka, dan Pengorbanan

Di balik duel, festival, dan misi mencari bunga legendaris, Hana-Tara-Hata sejatinya berbicara tentang hubungan ibu dan anak, tentang warisan bukan hanya kekuatan fisik tetapi juga luka dan pengorbanan. Hana adalah gambaran seorang ibu yang menyayangi anaknya sepenuh hati, namun juga harus melewati pahitnya kehilangan. Mata adalah cerminan generasi baru yang mewarisi kekuatan, tetapi juga beban tanggung jawab besar.

Catatan Kritis Buku Ini: Judul yang Menipu? 

Bagi sebagian pembaca, judul Hana-Tara-Hata mungkin terasa kurang sesuai karena kisah lebih banyak berpusat pada Mata. Namun, jika melihat pola penamaan seri Bumi yang lainnya di mana buku Bumi justru bercerita tentang Klan Bulan, atau Bulan mengulas Klan Matahari.

Pola “menipu” ini memang sudah menjadi ciri khas Tete Liye di series dunia paralel ini. Justru kehadiran buku Ceroz dan Batozar adalah kehadiran unik pertama yang sesuai dengan isi buku. Dilanjut dengan Selena dan Bibi Gill. Buku ini bukan sekadar tambahan di semesta Bumi, melainkan jembatan yang menghubungkan kisah lama dengan kemungkinan petualangan yang lebih besar. 

Kita tidak benar-benar tahu akhir sesuatu sebelum itu benar-benar berakhir. Dan ketika sesuatu berakhir, mungkin itu justru awal dari cerita lain.”

Bagi penggemar Tere Liye, Hana-Tara-Hata adalah petualangan baru yang wajib dibaca—penuh kejutan, menghangatkan hati, dan tentu saja, tak terduga hingga akhir.

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak