Dracula: A Love Tale adalah film terbaru garapan sutradara kenamaan Luc Besson yang rilis di bioskop Indonesia pada 29 Agustus 2025. Diadaptasi dari novel klasik Dracula karya Bram Stoker, film ini membawa angin segar dengan pendekatan romansa yang lebih dominan ketimbang horor gotik ala vampir pada umumnya.
Dibintangi oleh Caleb Landry Jones sebagai Pangeran Vlad II alias Dracula, Zoë Bleu sebagai Elisabeta/Mina Harker, Matilda De Angelis sebagai Maria, dan Christoph Waltz sebagai pemburu vampir, film berdurasi 129 menit ini punya ambisi besar untuk menyajikan kisah cinta abadi yang tragis.
Tapi, apakah film ini berhasil bikin penonton klepek-klepek atau justru bikin ngantuk? Yuk, langsung simak ulasannya!
Film ini dimulai di Wallachia, Rumania, abad ke-15, di mana Pangeran Vlad II (Caleb Landry Jones) hidup bahagia bersama istrinya, Elisabeta (Zoë Bleu). Mereka digambarkan mesra banget, sampai-sampai Vlad ogah ninggalin istrinya buat perang melawan Kekaisaran Ottoman.
Tapi, takdir berkata lain. Elisabeta tewas tragis dalam sebuah penyergapan, dan Vlad, yang patah hati, ngamuk ke Tuhan. Dalam keputusasaan, dia menerima kutukan abadi dan jadi vampir.
Fast forward ke abad ke-19 di London dan Paris era Belle Époque, Vlad ketemu Mina, yang wajahnya mirip banget sama Elisabeta.
Dari sini, petualangan cinta Dracula dimulai, penuh drama, obsesi, dan dilema antara hidup abadi dan keinginan untuk bersatu kembali dengan belahan jiwanya. Alur ceritanya sebenarnya gampang diikuti. Besson nggak bikin penonton bingung dengan plot yang berbelit-belit.
Kisahnya fokus pada perjalanan emosional Dracula, dari pangeran penuh cinta sampai jadi vampir yang terjebak dalam kesedihan dan dendam. Tapi, di beberapa bagian, ceritanya terasa agak lambat, kayak kebanyakan adegan repetitif yang cuma pengen nunjukin betapa sedihnya Dracula.
Buat yang berharap ketegangan horor ala vampir, siap-siap kecewa, karena film ini lebih ke melodrama romantis daripada bikin bulu kuduk merinding.
Review Film Dracula: A Love Tale

Caleb Landry Jones sebagai Dracula bener-bener jadi highlight. Dia berhasil memerankan vampir yang penuh emosi—sedih, marah, patah hati, sekaligus obsesif—tanpa bikin karakternya terasa lebay. Ekspresinya saat nunjukin rasa kehilangan atau saat ketemu Mina lagi bikin penonton ikut ngerasain bebannya.
Zoë Bleu juga oke banget sebagai Elisabeta dan Mina, membawa aura lembut tapi kuat yang bikin chemistry mereka believable.
Christoph Waltz sebagai pemburu vampir, sayangnya, nggak terlalu banyak ruang buat unjuk gigi, tapi kehadirannya tetep bikin suasana lebih hidup.
Matilda De Angelis sebagai Maria juga punya peran penting, meski karakternya agak kurang dieksplor. Secara keseluruhan, akting para pemain solid dan jadi penutup kekurangan alur yang kadang terasa datar.
Satu hal yang nggak bisa disangkal dari Dracula: A Love Tale adalah visualnya yang aduhai. Dengan anggaran €40–45 juta, film ini jadi salah satu produksi Prancis termahal di 2025, dan duitnya kelihatan banget di layar.
Latar abad ke-15 di Wallachia sampai keindahan Paris dan London abad ke-19 digambarkan dengan detail yang memukau. Kostum, sinematografi, dan efek khususnya bikin penonton betah.
Adegan-adegan intim antara Vlad dan Elisabeta, misalnya, difilmkan dengan penuh gairah tapi tetap elegan. Tapi, kadang estetika ini terasa kebanyakan, sampai-sampai ceritanya sendiri jadi agak tenggelam di balik keindahan visual.
Kelebihan film ini jelas ada di pengembangan karakter Dracula yang lebih manusiawi. Besson berhasil bikin vampir legendaris ini nggak cuma monster haus darah, tapi juga sosok tragis yang dikuasai cinta.
Visualnya yang ciamik dan akting yang kuat juga jadi nilai plus. Trailer resmi yang udah beredar di YouTube juga sukses bikin aku penasaran dengan konflik utama dan suasana kelamnya.
Tapi, ada beberapa hal yang bikin film ini kurang maksimal. Pertama, ritmenya agak lambat di tengah, bikin beberapa aku merasa bosan sih. Kedua, buat penggemar horor, elemen seramnya hampir nggak ada.
Film ini lebih cocok disebut drama romantis dengan sentuhan fantasi ketimbang horor. Terakhir, ceritanya terlalu melodramatis dan kurang punya ketegangan yang bikin greget.
Dracula: A Love Tale adalah film yang cocok buat kamu yang suka cerita cinta tragis dengan balutan estetika gothic yang cantik.
Kalau kamu pengin lihat Dracula dari sisi yang lebih lembut dan penuh emosi, film ini bakal bikin kamu baper. Tapi, kalau ekspektasimu adalah aksi horor penuh taring dan ketegangan, mungkin kamu bakal ngerasa kurang puas, tapi tetap layak ditonton kok, apalagi di bioskop dengan layar lebar yang bikin visualnya makin nampol.
Buat yang pengin nonton, film ini tayang di XXI, CGV, dan Cinepolis mulai 29 Agustus 2025. Kalau mau legal dan kualitas terbaik, hindari situs seperti LK21 atau Rebahin, dan tunggu rilis resmi di platform streaming berbayar setelah masa tayang bioskop selesai ya, Sobat Yoursay!