Review Film The Conjuring: Last Rites, Penutup Seri Horor yang Menyeramkan!

Hayuning Ratri Hapsari | Ryan Farizzal
Review Film The Conjuring: Last Rites, Penutup Seri Horor yang Menyeramkan!
Poster film The Conjuring: Last Rites (IMDb)

Kalau kamu penggemar film horor yang bikin jantung copot, pasti udah nggak sabar nunggu The Conjuring: Last Rites. Ini nih, film keempat dan katanya penutup saga utama dari universe Conjuring yang udah bikin kita takut sejak 2013.

Aku baru aja nonton premiere-nya di CGV Maspion Square Surabaya, dan wow, ini bener-bener klimaks yang nggak main-main.

Disutradarai Michael Chaves (yang juga menggarap Conjuring 3 dan The Nun II), film ini balik lagi ke akarnya: kisah nyata pasangan paranormal Ed dan Lorraine Warren yang legendaris.

Tapi kali ini, mereka menghadapi kasus terakhir yang bikin semuanya jadi lebih personal dan brutal. Siap-siap, ini ulasan lengkap tanpa spoiler berat, tapi penuh insight biar kamu makin hype!

Pertama-tama, ceritanya. The Conjuring: Last Rites mengambil inspirasi dari kasus Smurl Haunting tahun 1986 di Pennsylvania, AS.

Keluarga Smurl – Jack, Janet, dan anak-anaknya – pindah ke rumah duplex yang keliatan biasa aja, tapi ternyata dirasuki entitas jahat yang nggak kenal ampun.

Dari bau amis aneh, suara benturan keras, sampai kekerasan fisik dan pelecehan supranatural, semuanya bikin rumah itu jadi neraka hidup. Ed dan Lorraine (Patrick Wilson dan Vera Farmiga) dipanggil buat menyelidikinya, tapi ini bukan kasus biasa.

Mereka udah rencana pensiun, tapi kekuatan gelap ini nggak cuma menganggu keluarga Smurl, tapi juga menyerang secara pribadi Warren couple.

Plotnya dibangun pelan-pelan, mulai dari investigasi klasik ala Conjuring – rekaman suara, sesi clairvoyant Lorraine, sampai exorcism yang intens.

Tapi Chaves nambahin twist emosional: ini soal keluarga Warren sendiri, termasuk putri mereka Judy (Mia Tomlinson) dan pacarnya Tony (Ben Hardy). Jadi, nggak cuma horor, tapi juga drama yang bikin aku mikir, "Apa iya ini akhirnya?"

Review Film The Conjuring: Last Rites

Salah satu adegan di film The Conjuring: Last Rites (IMDb)
Salah satu adegan di film The Conjuring: Last Rites (IMDb)

Yang bikin film ini standout adalah chemistry Wilson dan Farmiga. Mereka udah main Ed dan Lorraine sejak film pertama, dan di sini, aktingnya makin matang.

Wilson sebagai Ed yang tangguh tapi protektif, Farmiga sebagai Lorraine yang sensitif tapi kuat – duo ini bener-bener ikonik. Farmiga khususnya, visinya yang mencekam dan ekspresi ketakutannya bikin aku ikut merinding.

Pemeran pendukung juga solid: Ben Hardy (dari Bohemian Rhapsody) membawa energi fresh sebagai Tony, sementara Rebecca Calder dan Elliot Cowan sebagai Janet dan Jack Smurl nambahin nuansa realisme.

Steve Coulter balik lagi sebagai Father Gordon, yang selalu jadi penyelamat di momen krusial. Oh ya, ada juga cameo-cameo dari elemen universe Conjuring sebelumnya, tapi nggak over-the-top, justru bikin nostalgia.

Secara teknis, film ini top banget. Durasi 2 jam 15 menit terasa pas, nggak bosenin. Sinematografi-nya gelap dan claustrophobic, terutama di rumah Smurl yang desainnya bikin aku ngerasa terjebak.

Sound design-nya? Gila! Suara-suara subtle seperti bisikan atau langkah kaki bikin bulu kuduk merinding, apalagi pas jump scare datang – nggak murahan, tapi timed perfectly.

Score dari Benjamin Wallfisch (ganti Joseph Bishara) lebih orchestral dan haunting, nambahin tension emosional. Chaves sebagai sutradara emang paham banget genre ini; dia nggak cuma andalin CGI berlebihan seperti di Conjuring 3, tapi balik ke practical effects yang bikin horornya lebih grounded.

Rating R-nya justified abis: ada bloody violence dan terror yang intens, tapi nggak gore gratisan. Ini horor yang bikin aku mikir soal keimanan, keluarga, dan batas antara hidup dan mati.

Jika aku bandingin sama film Conjuring sebelumnya, ini lebih bagus dari The Devil Made Me Do It (yang agak lambat dan kurang fokus). Conjuring 1 dan 2 tetap juara soal atmosfer, tapi Last Rites punya stakes lebih tinggi karena ini finale.

James Wan sebagai produser (dan co-writer story) memastikan nuansa khasnya tetap ada – haunted house vibes yang timeless.

Kalau kamu suka film horor berbasis true story seperti The Exorcist atau Hereditary, ini wajib nonton sih. Tapi fair warning: kalau kamu sensitif sama tema pelecehan supranatural atau kekerasan keluarga, siap-siap tutup mata aja deh.

Nah, soal tayang di Indonesia, kabar baik nih! Film ini bakal rilis lebih cepat dari global premiere. Di bioskop Tanah Air, The Conjuring: Last Rites dijadwalkan tayang mulai 3 September 2025, dua hari sebelum US (5 September 2025).

Kamu bisa nonton di jaringan XXI, CGV, Cinepolis, dan lainnya. Cek jadwal di app Cinema XXI atau TIX ID, soalnya udah ada pre-sale tiket. Harga tiket standar sekitar Rp35.000-Rp100.000 tergantung lokasi dan daerah, oh iya ada promo juga loh buat student atau midnight show.

Menariknya, buat hype-in, CGV lagi reissue film Conjuring 1-3 mulai Agustus, jadi kamu bisa refresh dulu sebelum nonton finale. Jangan sampai ketinggalan, guys – ini kesempatan terakhir liat Ed dan Lorraine lawan demon di layar lebar!

Secara keseluruhan, The Conjuring: Last Rites adalah penutup yang epik dan satisfying. Rating akhir dari aku: 8.5/10. Ini bukan cuma horor, tapi tribute buat franchise yang udah menghasilkan $2 miliar global.

Kalau kamu fans berat, ini bakal bikin kamu nangis haru sekaligus takut setengah mati. Tapi meski ini akhir saga Warren, universe Conjuring katanya lanjut ke phase 2 – mungkin spin-off baru seperti Crooked Man.

Pokoknya, buruan booking tiket dan siapin pop corn. Nonton di bioskop, jangan sendirian ya, biar ada teman pegangan pas demon-nya muncul! Kalau kamu udah nonton, share pendapatmu di komentar dong. Stay spooky, ya Sobat Yoursay!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak

Mau notif berita penting & breaking news dari kami?