Review Film Kuncen: Teror Nggak Kasatmata dari Lereng Merbabu

Hayuning Ratri Hapsari | Athar Farha
Review Film Kuncen: Teror Nggak Kasatmata dari Lereng Merbabu
Poster Film Kuncen (Instagram/cinevarastudio)

Kira-kira apa yang membuat kisah pendakian gunung terasa memikat? Pemandangan indah, udara dingin, rasa lelah yang terbayar sama betapa indahnya cakrawala. Ya, itulah daya pikatnya. Namun, bagaimana kalau perjalanan itu berubah jadi mimpi buruk yang nggak bisa dibayangkan? Film Kuncen dibuat untuk menjawab rasa penasaran itu, membawa penonton masuk ke lorong-lorong gelap misteri dan teror gaib yang mengurung Gunung Merbabu.

Disutradarai Jose Poernomo, Film Kuncen yang tayang mulai 6 November 2025 ini memadukan keseruan pendakian dengan elemen horor yang sarat dengan ketegangan lho. Masa sih? Sejak menit awal, film ini langsung menancapkan suasana mencekam, seolah-olah mengingatkan bahwa ada hal-hal yang nggak boleh dilanggar ketika memasuki wilayah yang dijaga makhluk nggak kasatmata.

Sudah kerasa ngerinya belum, Sobat Yoursay? 

Bercerita tentang Apa Sih?

Scene Film Kuncen (Instagram/ cinevarastudio)
Scene Film Kuncen (Instagram/ cinevarastudio)

Jadi tuh, ada kalanya cinta mendorong seseorang melangkah ke tempat yang seharusnya nggak dijamah manusia. Itulah yang dilakukan Awindya (Azela Putri), siswi SMA yang keras kepala tapi berhati lembut. Selama dua puluh empat jam terakhir, pacarnya nggak ngasih kabar sejak mendaki Gunung Merbabu. Awalnya, dia mencoba menenangkan diri, berpura-pura yakin semuanya baik-baik saja. Namun, waktu berjalan terlalu lama, dan rasa cemas berubah jadi keputusan gila. Awindya menyusul ke sana.

Awindya nggak sendiri. Dua temannya, Agnes (Vonny Felicia) dan Mojo (Mikha Hernan), ikut menemani perjalanan yang semula hanya dimaksudkan untuk menjemput seseorang yang hilang kabar. Mereka bertiga naik dengan rasa nekat, tanpa tahu kalau Merbabu bukan sekadar gunung yang tinggi, tapi juga tempat di mana batas antara dunia manusia dan dunia arwah bisa runtuh kapan saja.

Begitu tiba di desa terakhir sebelum jalur pendakian, suasana terasa aneh. Warga menatap mereka dengan sorot mata yang nggak biasa. Nggak lama, kabar buruk datang. Sang kuncen gunung ditemukan tewas mengenaskan. Bukan karena binatang, bukan pula karena manusia, tapi karena sesuatu yang lebih gelap. Luka di tubuhnya terlalu aneh untuk dijelaskan, dan warga yakin, ilmu hitam yang bertanggung jawab. 

Kematian kuncen itu bukan musibah biasa. Dalam kepercayaan para penjaga Merbabu, gunung tanpa kuncen ibarat rumah tanpa tuan. Energi gaibnya menjadi liar, dan makhluk-makhluk yang selama ini terkurung di perbatasan alam bebas berkeliaran. nggak ada lagi yang mengatur, nggak ada yang menjaga keseimbangan.

Dalam pencarian yang diselimuti kabut dan bisikan gaib, Awindya dan teman-temannya bertemu dua pendaki lain: Yoga (Cinta Brian) dan Diska (Davina Karamoy). Mereka pun punya luka yang sama (orang-orang terkasih mereka juga hilang di gunung itu). Entah karena firasat, atau karena putus asa, mereka berlima akhirnya sepakat menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi di Merbabu, dan mencari siapa yang seharusnya menjadi penerus kuncen yang mati.

Namun semakin dalam mereka menjejak, semakin banyak kejanggalan muncul. Langkah kaki bergema padahal nggak ada siapa pun di belakang. Angin malam membawa suara rintihan, seolah-olah gunung sedang berbicara. Beberapa di antara mereka mulai diganggu bayangan-bayangan yang memanggil dengan suara orang yang mereka rindukan.

Apakah Awindya dan kawan-kawannya akan menemukan kuncen baru sebelum terlambat? Atau mereka justru akan menjadi korban berikutnya, terjebak dalam lingkaran kutukan yang sudah lama menunggu mangsa di puncak berkabut itu? Tonton sendiri deh kalau mau tahu!

Menarik Sih, Tapi ....

Scene Film Kuncen (Instagram/ cinevarastudio)
Scene Film Kuncen (Instagram/ cinevarastudio)

Sejak awal Film Kuncen punya niat besar untuk menciptakan suasana yang intens. Latar Gunung Merbabu yang luas, sunyi, dan berkabut benar-benar dimanfaatkan. Nggak perlu terlalu banyak jumpscare, tapi suasana sunyi dengan shot hutan yang menyempit sudah cukup membuat dada terasa sesak. Setiap kali kamera menyorot jalan setapak panjang, aku selalu menunggu apakah akan ada sesuatu yang muncul dari antara pepohonan.

Soal Makhluk halusnya gimana? Menurutku, makhluk halus yang digambarkan nggak ditampilkan secara berlebihan. Terkadang hanya berupa siluet atau suara. Teror yang nggak terlihat terasa lebih menakutkan daripada yang ditampilkan jelas. 

Hal menarik lainnya adalah adanya unsur romansa di tengah cerita. Aku awalnya sempat mengira ini akan mengurangi intensitas horor, tapi ternyata nggak. Romansa itu jadi jeda emosional yang membuat karakter tampak lebih hidup.

Film ini juga menyimpan teka-teki besar yang membuatku terus mengikuti ceritanya. Siapa sebenarnya Kuncen? Apa rahasia yang disembunyikan di gunung itu? Jawabannya nggak diberikan sekaligus, melainkan perlahan, membuat rasa penasaran terus terjaga.

Biarpun gitu, kisah film ini berdiri di atas keklisean soal cinta dan petualangan naik gunung yang terlalu biasa saja. Sayang banget deh!

Terlepas dari itu, jika Sobat Yoursay penikmat film bertema gunung, hutan, pendakian, dan misteri makhluk nggak kasatmata, Film Kuncen menawarkan pengalaman menegangkan yang mungkin akan membuatmu berpikir dua kali sebelum naik gunung malam-malam. Selamat nonton ya!

Tulisan ini merupakan kiriman dari member Yoursay. Isi dan foto artikel ini sepenuhnya merupakan tanggung jawab pengirim.

Tampilkan lebih banyak