Brain fog atau dikenal dengan sebutan kabut otak adalah kondisi dimana otak mengalami penurunan kinerja dan produktivitas dalam berpikir, berkreativitas, berkarya, bahkan luput dalam mengingat hal-hal kecil. Meskipun kabut otak bukanlah termasuk ke dalam kondisi atau gejala medis yang serius dan berbahaya, tetapi kabut otak dapat sedemikian membuat seseorang mengalami tekanan batin, kekhawatiran, hingga berujung terganggunya kesehatan mental.
Bagi para pekerja dan kreator, banyaknya target atau deadline yang mesti diselesaikan sesuai tenggat ditambah lagi kesulitan berpikir akibat ditengarai oleh kabut otak, kian memperburuk kondisi tubuh dan mental. Nah, mungkin kalian memang jarang mendengar istilah brain fog ini. Namun, penting untuk diketahui supaya tidak asal melakukan self-diagnosis. Yuk disimak terlebih dahulu!
1. Multitasking
Istilah bahasa Inggris ini memang terdengar cukup keren, but it is indeed not as good as it looks like, multitasking atau kerja ganda adalah kecenderungan orang memaksa diri melakukan juggling terhadap tugas-tugas yang ingin diselesaikan demi mengedepankan target yang ingin dicapai atau ingin meningkatkan produktivitas kerja. Tetapi, pengimplementasian multitasking tak sedikit membuat seseorang akhirnya mengalami stres berat, seperti dilansir American Psychological Association (APA), multitasking menurunkan sedemikian produktivitas dan waktu kerja sebanyak 40% dari yang semestinya. Tak sampai disitu saja, para multitasker akan mendapati hasil pekerjaannya jadi kurang memuaskan.
Nah, dari stres yang meningkat ini akan menyebabkan kamu mengalami brain fog dengan gejala-gejala yang disebutkan tadi, apabila dirimu membiasakan multitasking.
2. Pola makan tak sehat
Dalam upaya untuk tidak melewatkan sedetik pun waktu berharga, tak sedikit pekerja akhirnya memiliki pola makan yang buruk seperti lebih memilih makan di restoran cepat saji, alih-alih masak sendiri. Lebih buruknya lagi, kebanyakan pekerja keseringan makan camilan yang tidak sehat di atas meja kantor. Biasanya, camilan yang mengandung tingkat garam dan lemak jenuh yang tinggi seperti keripik dan gorengan, akan membuat otak lemot dalam berpikir.
Kurangnya nutrisi yang memadai, seperti protein, karbohidrat, dan lemak sehat, tentu akan menekan fungsi otak sehingga menyebabkan otak diliputi kabut dan alami penurunan produktivitas.
3. Kurang istirahat
Apakah kamu pernah bekerja terlalu keras, sampai larut malam demi tenggat atau tengah terjebak toxic productivity sehingga kamu tidak bisa tidur karena dilanda kecemasan, kalau hal tersebut terjadi padamu berarti tanpa sadar kamu sudah merusak otak.
Selama periode tidur, otak akan memperbarui sel-selnya yang hilang. Jadi, bekerjalah sesuai porsi dan istirahatlah yang cukup.
4. Kurang terpapar sinar matahari
Saat terbakar selama berjam-jam di kantor dan pulang saat menjelang malam hari, tanpa adanya paparan langsung dan bahkan sangat jarang terpapar sinar matahari, tubuhmu takkan dapat mensintesis vitamin D, vitamin D sendiri bertanggung jawab dalam membangkitkan suasana hati, serta membantu meningkatkan kerja memori dan konsentrasi.
5. Kurang berolahraga
Poin ini adalah alasan terbesar orang-orang seringkali mengabaikan kesehatan fisik, paling umum adalah karena terlalu bergumul dengan kesibukan-kesibukan.
Tahukah kamu bahwa aktivitas fisik membuat darah bersirkulasi dengan baik sehingga menghasilkan endorfin atau hormon kebahagiaan yang diperlukan tubuh untuk membuat otak semakin sehat.
Itulah tadi penyebab brain fog. Nah, moga-moga dari penjelasan tadi, kamu dapat mengubah kebiasaanmu menjadi lebih baik.
Tag
Baca Juga
-
5 Tanda Kamu Sudah Dewasa Secara Emosional Menurut Ahli
-
5 Penemu Ini Menyesali Temuannya, Dihantui Rasa Bersalah meski Tak Membunuh
-
Ada Peringatan Hari Ciuman Internasional, Ini 6 Manfaat Ciuman Intim bagi Kesehatan Tubuh
-
Jangan Anggap Remeh, Waspadai 5 Tanda Kucing Terkena Rabies!
-
Ingin Makan Daging Tapi Takut Kolesterol? Atasi dengan 7 Sayuran Ini
Artikel Terkait
-
BLI Berupaya Terapkan Budaya K3 yang Baik Untuk Efisiensi Hingga Tingkatkan Produktivitas
-
Alasan Mengapa Banyak Orang Memilih Kerja Lembur
-
Dukung Tranformasi Pertanian Modern, Electrifying Agriculture PLN Raih 53.539 Pelanggan Baru di Tahun 2024
-
Minyakita Mahal! Kebijakan 'Wajib Pungut' Sri Mulyani jadi Tumbal Kemendag Saat Rakor Inflasi
-
Ulasan Buku Terjebak Hustle Culture, Fenomena Gila Kerja yang Melanda Gen Z
Health
-
Secondary Traumatic Stress : Rasa Simpati yang Justru Punya Dampak Negatif
-
Purging atau Alergi? Ini Cara Kenali Breakout Akibat Produk Baru
-
Waspada! Ini 3 Penyakit Menular yang Lazim Muncul saat Musim Hujan
-
Fenomena Fatherless di Indonesia dan Dampaknya bagi Perkembangan Anak
-
Seni Meronce Manik-Manik: Jalan Menuju Pemahaman Emosi dan Kesehatan Mental
Terkini
-
Segere Wes Arang-Arang, Fenomena Remaja Jompo dalam Masyarakat!
-
Sinopsis Film Berebut Jenazah: Bukan Horor, tapi Kisah Haru di Tengah Perbedaan
-
Ulasan Buku 'Kita, Kami, Kamu', Menyelami Dunia Anak yang Lucu dan Jenaka
-
Generasi Muda, Jangan Cuek! Politik Menentukan Masa Depanmu
-
Pesta Kuliner Februari 2025: Promo Menggoda untuk Para Foodie!