Saat teman ingin mencurahkan perasaan sedihnya terhadap kita—orang yang dekat dan dipercaya—sudah semestinya kita membantu menemukan tiap solusi atas masalah mereka. Namun, tak semua orang mampu menjadi pendengar yang baik dan cenderung memposisikan diri ke sudut pandang lain, alih-alih berempati, sehingga tak hanya membuat mereka merasa tak nyaman berada di dekat orang tersebut.
Terdapat 4 perilaku yang mesti kamu hindari bila teman memilihmu sebagai tempat berkeluh kesahnya, dari jangan beradu nasib hingga berperilaku menghindar, berikut adalah pemaparannya!
1. Jangan beradu nasib
Saat teman tengah dihadapkan oleh berbagai masalah kehidupan, mereka biasa mencurahkan segala keluh-kesah kepada orang terdekatnya agar mendapatkan perhatian dan solusi terbaik. Sayang, kita terkadang justru menaksir masalah yang mereka hadapi tak sebanding dengan apa yang kita lalui dan alami, bahkan cenderung menggurui.
Sikap ini nyatanya termasuk ke dalam pergumulan toksik, mengapa tidak? Membandingkan nasib kita dengan orang lain sama saja memupuk sikap acuh, suka menghakimi, hingga mengenyahkan rasa empati. Saat teman mencari dirimu untuk dijadikan wadah berkeluh-kesah, berarti kamu adalah orang yang tepat dan sangat diandalkannya. Oleh sebab itu, jangan menimpali dengan nasihat sebelum dimintai, alih-alih jadilah pendengar yang baik.
2. Hindari 'Tough Love'
Terdapat dua cara dalam menyampaikan rasa terkasih kita kepada orang terdekat, yakni tender love dan tough love. Tender love adalah cara penyampaian cinta, kasih sayang, dan rasa empati dengan kelembutan. Sementara, tough love menyampaikan cinta, kasih sayang, dan rasa empati dengan melalui perkataan dan tindakan yang tegas.
Contoh tough love dalam konteks pertemanan, let's say, dirimu menasehati teman dengan kata-kata menampar dan menohok, seperti menegur teman yang tengah bersedih sehabis diputuskan oleh pasangannya dengan berkata “Nangis kok karena cewek, keep it up bro, ada jutaan cewek di dunia ini.”
Meskipun, tough love sebetulnya termasuk bentuk kepedulian untuk mendorong seseorang supaya lebih baikan dan termotivasi. Nyatanya, tough love ini tidak bisa diberlakukan untuk semua orang dan lebih parahnya, bisa memperburuk kondisi mental orang yang ingin dihibur. Itu karena kita biasa fokus terhadap masalah, bukan perasaan campur aduk seperti apa yang dirasakannya.
Alih-alih, cobalah berempati dengan menyimak dan mengangguk saja, akui bahwa depresi itu nyata dan sulit diobati. Juga, ingatkan mereka bahwa pengobatan tersedia dan mereka layak mendapatkan dukungan menghadapi masa-masa sulit.
3. Berlagak seolah ahli dalam menasihati orang lain
Mendorong teman yang tengah depresi untuk mendapatkan bantuan profesional adalah hal terpenting demi menjaga kesehatan mental mereka. Kamu jelas tidak dapat “menyembuhkan” teman dengan cara membicarakan sesuatu atau sekedar memberikan nasihat, sekalipun kamu pernah melalui hal yang sama. Ingatlah tiap orang memiliki karakter yang berbeda-beda dan tak semua hal dapat dipukul rata.
Dilansir dari Forbes Health, seseorang yang memiliki gejala depresi berat tidak dapat disembuhkan hanya dengan kata-kata. Bawalah mereka kepada seorang profesional terlatih untuk penanganan lebih lanjut dan serius. “Jangan berpikir bahwa dirimu dapat mengelola gejala mereka sendiri,” kata Dr. Bates. “Cukup temani mereka dengan cara yang mendukung dan tidak menghakimi.”
4. Berprilaku menghindar
Seseorang yang tengah mangalami perasaan sedih dan depresi biasanya diikuti dengan perasaan membenci diri sendiri, sulit berempati, dan mudah sekali tersinggung terhadap perkataan orang lain. Dilansir dari situs yang sama, orang yang mengalami perasaan campur aduk tersebut memang membuat mereka lebih sensitif sehingga mudah meluapkan amarah, perasaan jengkel, dan gusar, tetapi sebetulnya bukan bermaksud menyerang seseorang secara personal.
Jangan meninggalkan mereka begitu saja apabila mendapati perkataan yang dilontarkan menyinggung perasaanmu. Fokuslah terhadap sisi orang itu ketika mereka sehat dan temukan cara untuk memulihkan perasaan mereka, seperti mengajak beraktivitas atau main game, hal ini akan sangat membantu. Memang kamu tidak dapat mengontrol gejala penyakit teman, tetapi kamu dapat mengupayakan untuk mengontrol dirimu supaya tidak membalas reaksi secara berlebihan.
Itulah tadi 4 perilaku yang mesti dihindari apabila berhadapan dengan teman yang lagi bersedih. Nah, apabila kamu mendapati teman-temanmu tengah mengalami masa sulit. Sebagai teman yang baik, jadilah wadah untuk keluh kesah mereka.
Baca Juga
-
5 Tanda Kamu Sudah Dewasa Secara Emosional Menurut Ahli
-
5 Penemu Ini Menyesali Temuannya, Dihantui Rasa Bersalah meski Tak Membunuh
-
Ada Peringatan Hari Ciuman Internasional, Ini 6 Manfaat Ciuman Intim bagi Kesehatan Tubuh
-
Jangan Anggap Remeh, Waspadai 5 Tanda Kucing Terkena Rabies!
-
Ingin Makan Daging Tapi Takut Kolesterol? Atasi dengan 7 Sayuran Ini
Artikel Terkait
-
Ulasan Novel Beautiful Broken Love, Kisah Cinta setelah Kehilangan
-
Menang Piala Citra 2024, Ini 4 Rekomendasi Film Terbaik Nirina Zubir
-
Ulasan Novel 'Beautiful World, Where Are You': Menggali Makna Hidup dan Cinta
-
Paylater dan Cicilan: Solusi atau Jalan Pintas Menuju Krisis?
-
Ulasan Novel Under the Influence Karya Kimberly Brown, Kisah Cinta dan Kesempatan Kedua
Health
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Suka Konsumsi Kulit Buah Kopi? Ini 3 Manfaat yang Terkandung di Dalamnya
-
Sehat ala Cinta Laura, 5 Tips Mudah yang Bisa Kamu Tiru!
-
4 Minuman Pengahangat Tubuh di Musim Hujan, Ada yang Jadi Warisan Budaya!
-
6 Penyakit yang Sering Muncul saat Musim Hujan, Salah Satunya Influenza!
Terkini
-
4 Rekomendasi Blush On Berbentuk Stick, Anti Ribet dan Praktis!
-
Film Wicked Debut Box Office Hollywood dengan Raup Rp1,81 Triliun
-
Performa Red Bull Naik Turun, Max Verstappen Bakal Kabur ke Tim Lain?
-
AFF Cup 2024: Jadi Ajang Pembuktian Bagi Seorang Asnawi Mangkualam?
-
We Are Pharmacists: Webtoon Soal Edukasi Obat-obatan dan Sistem Apotek!