Pernahkan kalian merasa trauma untuk jatuh cinta dengan seseorang setelah merasakan momen patah hati yang begitu hebat di masa lalu? Orang-orang yang merasa takut untuk jatuh cinta bisa saja sedang mengalami sebuah kondisi yang dinamakan sebagai sindrom Philophobia.
Sindrom ini ternyata pernah dialami oleh seorang tokoh besar dunia yaitu Ratu Elizabeth I. Pemimpin negara Inggris ini memutuskan untuk tidak menikah sehingga ratu ini dikenal dengan sebutan Virgin Queen, karena keputusannya untuk terus melajang semasa hidupnya.
Pada beberapa kasus kondisi tersebut bisa sangat parah dan memerlukan bantuan medis untuk bisa mengatasinya. Ada banyak hal yang menyebabkan seseorang merasa takut dan trauma untuk jatuh cinta dan menjalin hubungan dengan orang lain. Salah satunya adalah akibat trauma masa kecil yang belum bisa diterima secara utuh oleh diri sendiri.
BACA JUGA: Wajib Tahu! 4 Tanda Orang Mengalami Sindrom Kelelahan Kronis
Lalu selain trauma masa kecil apakah ada alasan lain yang membuat seseorang berpeluang besar untuk menderita sindrom philophobia ini?
Dirangkum dari artikel Clevelandclinic.org, ada 4 alasan utama yang membuat orang bisa mengalami gangguan philophobia semasa hidupnya, berikut informasi lengkapnya.
1. Punya riwayat hubungan/peristiwa sulit di masa lalu
Orang yang pernah mengalami peristiwa yang sangat menyakitkan di masa lalu ternyata rentan mengalami sindrom ini. Peristiwa tersebut tersebut termasuk hubungan dengan kedua orang tua, riwayat keguguran, hingga sering mendapat kekerasan fisik saat masih kecil.
Orang-orang dengan riwayat hidup tersebut umumnya akan kesulitan untuk menerima dan merasakan rasa kasih sayang, sehingga tidak mampu untuk menjalin sebuah hubungan dengan orang lain kedepannya.
2. Takut terhadap penolakan
Penolakan yang datang terlalu sering dan menyakitkan bisa membuat orang menjadi trauma akan rasa sakit yang datang. Misalnya, seseorang yang sering ditolak oleh pasangan maupun teman, akan membuat mereka takut akan rasa cinta.
Selain itu, kasus ini tak cuma dialami oleh orang dewasa saja, sindorm ini juga bisa dialami oleh anak yang pernah ditinggalkan oleh orangtua di masa lalu sehingga menjadi trauma dan timbul rasa takut terhadap perasaan cinta.
3. Budaya dan tekanan dari agama
Budaya tertentu dan peraturan yang datang dari sebuah agama juga bisa menjadi alasan yang membuat seseorang menderita philophobia.
Misalnya seseorang yang memiliki orientasi seksual sebagai LGBT akan merasa takut untuk menjalin hubungan cinta karena peraturan di agama mereka melarang hal tersebut.
BACA JUGA: Kenali Sindrom Bridezilla dan 4 Larangan untuk Mengatasinya
4. Menderita DESD (Disinhibited Social Engagement Disorder)
DESD merupakan sebuah gangguan yang dipengaruhi akibat peristiwa yang terjadi saat masih kecil. Efek yang disebabkan oleh kejadian tersebut akan membuat seseorang kesulitan untuk bisa menjalin hubungan secara emosional dengan orang lain.
Umumnya orang yang menderita DESD pernah merasakan sebuah kondisi dimana mereka tidak cukup mendapat perhatian, cinta, dan validasi dari orangtua mereka selama ini.
Berusaha untuk menjauhkan diri dari rasa sakit memang bukan hal yang salah untuk dilakukan, namun hal tersebut bisa menjadi masalah serius jika mempengaruhi kesehatan mental dan fisik kalian.
Jangan lupa untuk segera konsultasi dengan tenaga medis jika mulai muncul gejala serius yang membuat kalian kesulitan untuk mengatasinya.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS
Baca Juga
-
Kartika Coffee, Suguhkan Kedamaian di Tengah Hiruk Pikuk Kota Jombang
-
Punya Pesona Unik, 5 Grup Band Asal Korea Selatan yang Lagi Naik Daun
-
Menikmati Lezatnya Rawon Rosobo di Jombang, Bangkitkan Kenangan Masa Lalu
-
5 Lagu Xdinary Heroes yang Cocok untuk Baby Villains, Yuk Dengerin!
-
5 Idol Kpop yang Dikenal Piawai Bermain Gitar, Sering Bikin Cover Lagu Lho!
Artikel Terkait
-
5 Teknik Psikoterapi untuk Menangani Gangguan Mental, Ciptakan Coping Mechanism Sehat
-
Di Balik Gaun Pengantin, Luka Psikologis Pernikahan Dini
-
Dampak Psikologis di Balik Teror Terhadap Tempo: Trauma yang Tak Selalu Langsung Terlihat
-
Benarkah Merokok Berlebihan Bisa Rusak Kesehatan Mental? Ini Faktanya
-
Hari Perempuan Sedunia 2025: Saatnya Percepat Aksi untuk Kesehatan Mental Perempuan
Health
-
5 Tips Atasi Lelah setelah Mudik, Biar Energi Balik Secepatnya!
-
Mengenal Metode Mild Stimulation Dalam Program Bayi Tabung, Harapan Baru Bagi Pasangan
-
Kenali Tongue Tie pada Bayi, Tidak Semua Perlu Diinsisi
-
Jangan Sepelekan Cedera Olahraga, Penting untuk Menangani secara Optimal Sejak Dini
-
3 Tips agar Tetap Bugar saat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadan
Terkini
-
Review Anime My Stepmoms Daughter Is My Ex: Ketika Mantan Jadi Saudara Tiri
-
Novel Four Aunties and A Wedding: Pesta Pernikahan Berubah Menjadi Mencekam
-
Kembali Naik Peringkat, Timnas Indonesia Berpotensi Tempel Ketat Vietnam di Ranking FIFA
-
Review Film Broken Rage: Ketika Takeshi Kitano Menolak Bertele-tele
-
Hidup Itu Absurd, Jadi Nikmati Saja Kekacauannya