Scroll untuk membaca artikel
Hikmawan Firdaus | Winka Orlando Saputra, S.Tr.Gz
ilustrasi nyeri pada vagina (freepik.com/jcomp)

Sebagian wanita mungkin pernah merasakan nyeri di area vagina saat memasuki masa menstruasi atau disebut juga dengan PMS. Nyeri yang dirasakan tersebut dapat mengganggu aktivitas serta mempengaruhi mood, sehingga ikut menurunkan produktivitas dalam bekerja.

Di samping itu ternyata ada beberapa wanita yang pernah merasakan sakit di area vagina meski tidak mengalami PMS. Lantas apa saja penyebab timbulnya rasa nyeri tersebut? Berikut pembahasannya.

1. Adanya Infeksi

Infeksi menjadi penyebab utama lain di samping PMS yang bisa menimbulkan rasa nyeri pada vagina. Melansir dari Healthline.com, infeksi yang terjadi pada vagina bisanya disebabkan oleh jamur dan bakteri yang tumbuh di area vagina.

Selain rasa nyeri, gejala infeksi ini juga disertai juga dengan rasa gatal, panas, dan keluarnya keputihan yang kental dari vagina. Oleh sebab itu para wanita harus memahami pentingnya menjaga kebersihan di area vagina untuk mencegah tumbuhnya jamur, serta menghindari perilaku seks bebas yang bisa menimbulkan infeksi menular seksual.

2. Gangguan Saraf

Gangguan saraf yang terjadi pada vagina biasanya diakibatkan oleh proses persalinan yang berat, operasi, saraf kejepit, hingga akibat infeksi jamur yang parah. Hal itulah yang memicu terjadinya rasa nyeri kronis atau disebut Vulvodynia.

Rasa nyeri ini berbeda saat wanita mengalami PMS, karena bisa bertahan hingga 3 bulan lamanya, seperi yang dikutip pada laman nhs.uk.com.

3. Kista Bartholin

Bartholin merupakan kelenjar yang terletak di kedua sisi bibir vagina. Kelenjar ini berukuran sangat kecil sehingga tidak mudah terdeteksi oleh tangan atau mata. Kelenjar Bartholin berfungsi  untuk mengeluarkan cairan yang berperan sebagai pelumas atau lubrikasi saat berhubungan seksual.

BACA JUGA: Psikolog Buka Suara Soal Betrand Peto dan Sarwendah: Jangan Hujat Mereka!

Melansir dari Cleveland Clinic, saat terjadi penyumbatan pada kelenjar bartholin, maka cairan tersebut akan tertampung di dalam saluran atau kembali masuk ke dalam kelenjar.

Lama-kelamaan, hal itu akan menyebabkan saluran atau kelenjar membengkak dan membentuk kista. Wanita yang memiliki kista bartholin biasanya akan mengalami rasa sakit dan pembengkakan pada area vagina, bahkan benjolan kista tersebut juga bisa mengeluarkan nanah yang tentunya dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.

4. Vagina Kering

Perubahan hormon estrogen akibat penggunaan pil KB, masa menyusui ataupun menopause bisa menyebabkan vagina menjadi kering. Hal ini juga menjadi alasan mengapa timbul rasa nyeri pada vagina, seperti yang dikutip pada laman alodokter.com

5. Penggunaan Sabun Pembersih Vagina

Paparan bahan kimia yang berasal dari cairan pembersih, sabun yang mengandung parfum, ataupun tisu untuk area kewanitaan dinilai dapat meningkatkan risiko terjadinya radang vagina. Tentu hal ini dapat menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman pada area vagina.

Itulah tadi lima penyebab rasa nyeri pada vagina. Jika Anda merasakan gejala nyeri seperti ini ada baiknya untuk berkonsultasi pada dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat, semoga bermanfaat!

Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.

Winka Orlando Saputra, S.Tr.Gz