Berasarkan pengertian dari International Diabetes Federation pada tahun 2010, Diabetes Melitus dapat diartikan sebagai penyakit kronis dengan karakteristik hiperglikemia atau tingginya kadar glukosa dalam darah. Hal ini disebabkan karena kurangnya produksi insulin atau insufisiensi atau resistensi insulin.
Diabetes Melitus juga dapat didefinisikan sebagai penyakit progresif yang disebabkan oleh ketidakmampuan tubuh dalam memetabolisme karbohidrat, lemak, dan protein sehingga terjadi hiperglikemia.
Ada beberapa klasifikasi dari diabetes, dilihat dari produksi insulin dan penyebabnya. Kebanyakan disebabkan oleh produksi insulin yang kurang.
Tanda dan gejala yang biasanya dialami oleh penderita diabetes dapat dikenali. Manifestasi klinik yang klasik pada semua tipe atau klasifikasi diabetes dikenal dengan istilah 3P.
Dikutip dari buku yang berjudul Latihan Fisik pada Pasien Diabetes Melitus karya Dewy Haryanti Parman, berikut ini adalah penjelasan dari ketiga istilah tersebut.
1. Poliuria
Tanda dan gejala pertama pada penderita diabetes adalah poliuria. Poliuria merupakan suatu kondisi peningkatan frekuensi dalam berkemih.
Hal ini dapat terjadi karenanya adanya penumpukan glukosa dalam darah, menyebabkan hiperosmolaritas pada serum. Cairan akan berpindah dari intraseluler ke sistem sirkulasi. Peningkatan volume pembuluh darah akan meningkatkan aliran darah menuju ginjal, menyebabkan diuretik osmosis yang akhirnya meningkatkan jumlah urin.
2. Polidipsia
Tanda dan gejala yang kedua adalah polidipsia. Polidipsia adalah suatu kondisi yang terjadi karena penurunan cairan di intraseluler dan peningkatan pengeluaran urin sehingga menyebabkan dehidrasi di tingkat sel.
Hal ini ditandai dengan mukosa mulut menjadi kering disertai rasa haus yang menyebabkan peningkatan asupan cairan.
3. Polifagia
Tanda ketiga adalah polifagia. Polifagia adalah kondisi ketika sensitivitas insulin untuk membantu glukosa masuk ke dalam sel menyebabkan terjadinya penurunan metabolisme dan pembentukan energi. Penurunan jumlah energi ini akan menstimulus rasa lapar sehingga meningkatkan keinginan untuk makan.
Penyandang diabetes juga mengalami penurunan berat badan karena glukosa tidak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi. Tubuh mendapatkan energi dari sumber lain yaitu protein lemak. Asam amino meruapakan cadangan protein yang tersimpan dalam otot akan dipecah untuk memenuhk kebutuhan energi. Hal ini lah yang menyebabkan penurunan berat badan.
Baca Juga
-
Ikuti Perjalanan Hampa Kehilangan Kenangan di Novel 'Polisi Kenangan'
-
3 Novel Legendaris Karya Penulis Indonesia, Ada Gadis Kretek hingga Lupus
-
Geram! Ayu Ting Ting Semprot Netizen yang Hujat Bilqis Nyanyi Lagu Korea
-
Haji Faisal Akui Sempat Syok dengan Konten Atta Halilintar yang Disebut Netizen Sentil Fuji
-
Outfit Bandara Seowon UNIS Jadi Sorotan, K-netz Perdebatkan Usia Debut
Artikel Terkait
-
Waspada Penyakit Ginjal! Ini Tanda-Tanda yang Muncul di Kulit
-
CEK FAKTA: Raffi Ahmad Sebut Air Garam Bisa Atasi Diabetes
-
Hipertensi sampai Kolesterol, Waspadai 6 Penyakit yang Rentan Terjadi saat Lebaran
-
Pasien Jantung Tipe Ini Dilarang Mudik Lebaran Naik Pesawat, Apa Alasannya?
-
Strategi Cerdas Pasien Diabetes Menikmati Lebaran Tanpa Khawatir
Health
-
Mengenal Metode Mild Stimulation Dalam Program Bayi Tabung, Harapan Baru Bagi Pasangan
-
Kenali Tongue Tie pada Bayi, Tidak Semua Perlu Diinsisi
-
Jangan Sepelekan Cedera Olahraga, Penting untuk Menangani secara Optimal Sejak Dini
-
3 Tips agar Tetap Bugar saat Menjalankan Ibadah Puasa Ramadan
-
Intermittent Fasting vs. Keto, Mana yang Lebih Efektif untuk Panjang Umur?
Terkini
-
Dungeons and Dragons: Honor Among Thieves, Saat Game RPG Dijadikan Film
-
Visual One Love Bikin Kamu Serasa Terbang ke Jamaika Tahun 70-an!
-
Jadi Cameo 'The Divorce Insurance', Jo Bo Ah Bakal Perankan Biksu Wanita?
-
4 Drama Korea Tayang Bulan April, Mana yang Paling Kamu Tunggu?
-
Hari Raya Idul Fitri, Memaknai Lebaran dalam Kebersamaan dan Keberagaman