Sungguh tidak nyaman memiliki teman dekat yang terlalu banyak terlibat dalam kehidupan pribadi sehingga tidak ada lagi batasan atas kepemilikan benda, tidak ada batasan secara fisik dan emosional atau tidak ada batasan tentang nilai-nilai moral dan spriritual.
Teman dekat yang terlalu mencampuri urusan pribadi dan lebih tahu tentang diri kita yang sebenarnya dibandingkan pengetahuan kita tentang diri sendiri, sehingga secara tidak sehat bisa mempengaruhi pengambilan keputusan urgent dalam kehidupan kita.
Atau sebaliknya, saat kita telah mencampuri urusan pribadi teman dekat kemudian memasuki ruang privasi terlalu jauh sehingga mengurangi kebebasannya dalam menentukan sikap.
Menghadapi situasi semacam ini, kita patut menerapkan Personal Boundaries agar dapat menentukan batasan yang jelas untuk melindungi privasi dengan tetap mempertahankan hubungan personal yang sehat dengan teman dan kerabat.
Mengutip dari hellosehat.com, Personal Boundaries adalah sikap berani membatasi diri dalam pergaulan dengan orang-orang terdekat yang secara sehat dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh kenyamanan dan penghargaan terhadap dirinya sendiri juga orang lain, menentukan jarak aman dan nyaman secara tegas dalam dimensi ruang dan waktu dengan tetap mempertahankan hubungan personal yang berkualitas.
Sepintas, Personal Boundaries kelihatan kurang manusiawi dan egois sebab dianggap tidak bisa mewujudkan sebuah hubungan personal yang harmonis serta dianggap menciptakan kesenjangan.
Namun sebenarnya Personal Boundaries justru menciptakan hubungan menjadi lebih bermakna sebab kedua belah pihak bisa menciptakan hubungan personal yang sehat dengan saling menjaga privasi masing-masing.
Berdasarkan pandangan yang sehat, Personal Boundaries akan mengajarkan kepada kita bagaimana cara membatasi diri dalam sebuah pergaulan sosial yang terlalu mengikat bisa dikemas menjadi lebih bermakna untuk memperoleh tingkat kesejahteraan psikologis dan kesejahteraan sosial yang lebih baik.
Untuk menghindari kesalahpahaman dan kesenjangan sosial, sikap asertif semacam ini harus diawali dengan sebuah komitmen kuat yang harus dipegang teguh oleh kedua belah pihak ketika menerapkan Personal Boundaries yang sehat.
Dengan mengetahui batasan secara jelas untuk memahami diri sendiri, berani mengambil keputusan menerima atau menolak, berani untuk mengatakan ya atau tidak tentang sesuatu yang membuat kita tidak nyaman secara bertahap dan konsisten dalam kehidupan nyata.
Dengan saling menghargai, kamu mempunyai hak atas dirimu sendiri dan teman kamu memiliki hak atas dirinya sendiri, sehingga bisa membedakan antara ruang privat dan ruang pergaulan. Eksplorasi dirimu dalam hubungan personal yang sehat, me time and we time. Semoga bermanfaat.
Baca Juga
-
Menanggapi Catatan Kritis untuk Isu Disabilitas pada Kinerja Pemerintahan
-
Kemanusiaan dan Hierarki dalam Buku Psikologi Humanistik Karya Matt Jarvis
-
Buku 'Model Inovatif Logo Konseling Website' Dedikasi buat Kaum Netizen
-
Testimoni dan Introspeksi Diri dalam Buku Apakah Saya Toxic?
-
Bedakan Persepsi dan Fakta tentang Orang Sulit, Jangan Keliru Beri Label!
Artikel Terkait
-
Tak Mesti Branded, Kenyamanan Jadi Prioritas Marsha Aruan dalam Memilih Sepatu
-
Bolehkah Sholat Dhuha Jam 11? Ini Batasan Waktu Sesuai Syariat
-
Ulasan Buku Set Boundaries, Find Peace: Batasan Diri agar Hidup Lebih Sehat
-
Tingkatkan Kenyamanan dan Keamanan Konsumen, Ini yang Dilakukan Grab
-
Manfaat Penting Sarung Tangan Motor, Bukan Cuma Buat Gaya-gayaan Saja
Health
-
Strategi Mengelola Waktu Bermain Gadget Anak sebagai Kunci Kesehatan Mental
-
Suka Konsumsi Kulit Buah Kopi? Ini 3 Manfaat yang Terkandung di Dalamnya
-
Sehat ala Cinta Laura, 5 Tips Mudah yang Bisa Kamu Tiru!
-
4 Minuman Pengahangat Tubuh di Musim Hujan, Ada yang Jadi Warisan Budaya!
-
6 Penyakit yang Sering Muncul saat Musim Hujan, Salah Satunya Influenza!
Terkini
-
Ulasan Buku Struktur Cinta Yang Pudar, Melawan Kenangan yang Perih
-
Mantap! Intuisi Kakang Rudianto Dipuji Bojan Hodak usai Persib Raih 3 Poin
-
NCT Dream Raih Trofi ke-3 Lagu 'When I'm With You' di Program 'Music Core'
-
Ulasan Buku Bucket List: Khayal-Khayal Dahulu, Keliling Dunia Kemudian
-
Striker Vietnam Sebut Timnas Indonesia Bisa Juara AFF, Semakin Pesimis?