Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang sering kali dianggap dapat membahayakan kesehatan. Selain dinilai dapat menyebabkan berbagai penyakit, merokok juga memperburuk kondisi kesehatan. Salah satu kebiasaan merokok yang perlu dihindari adalah merokok setelah makan.
Ada beberapa alasan di balik larangan merokok setelah makan. Berikut ini adalah 8 alasan tersebut disadur dari berbagai sumber:
Meningkatkan risiko kanker lambung
Asap rokok mengandung berbagai zat berbahaya, termasuk nikotin, tar, dan karbon monoksida. Zat-zat tersebut dapat merusak lapisan lambung dan meningkatkan risiko kanker lambung.
Adalah jurnal Cancer Research yang menyebutkan jika perokok memiliki risiko 2,5 kali lebih tinggi untuk terkena kanker lambung dibandingkan dengan bukan perokok.
Memperburuk gejala maag
Maag merupakan penyakit yang ditandai dengan nyeri atau rasa tidak nyaman di perut bagian atas. Merokok setelah makan dapat memperburuk gejala maag, karena nikotin dalam rokok dapat melemahkan katup antara kerongkongan dan lambung.
Hal ini menyebabkan asam lambung naik ke kerongkongan, sehingga menyebabkan nyeri dan rasa terbakar di dada.
Meningkatkan risiko penyakit jantung
Merokok setelah makan dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dan menurunkan kadar kolesterol baik (HDL). Hal ini dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, seperti serangan jantung dan stroke.
Sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal Journal of the American Heart Association menemukan bahwa perokok yang merokok setelah makan memiliki risiko 25% lebih tinggi untuk terkena penyakit jantung dibandingkan dengan perokok yang tidak merokok setelah makan.
Meningkatkan risiko stroke
Stroke merupakan penyakit yang terjadi ketika aliran darah ke otak terhambat atau terputus. Merokok setelah makan dapat meningkatkan risiko stroke, karena dapat menyebabkan penyempitan dan pengerasan pembuluh darah.
Merangkum hasil penelitian oleh jurnal Stroke menyatakan bahwa perokok yang merokok setelah makan memiliki risiko 20% lebih tinggi untuk terkena stroke dibandingkan dengan perokok yang tidak merokok setelah makan.
Meningkatkan risiko diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 merupakan penyakit yang ditandai dengan kadar gula darah tinggi. Merokok setelah makan dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2, karena dapat merusak sel-sel pankreas yang memproduksi insulin.
Sebuah penelitian si jurnal Diabetes Care mengungkapkan bahwa perokok yang merokok setelah makan memiliki risiko 22% lebih tinggi untuk terkena diabetes tipe 2 dibandingkan dengan bukan perokok.
Meningkatkan risiko penyakit paru-paru
Merokok setelah makan dapat meningkatkan risiko penyakit paru-paru, seperti bronkitis kronis dan emfisema. Hal ini karena asap rokok dapat mengiritasi dan merusak paru-paru.
Merujuk hasil penelitian jurnal The Lancet menemukan bahwa perokok yang merokok setelah makan memiliki risiko 25% lebih tinggi untuk terkena penyakit paru-paru dibandingkan dengan bukan perokok.
Meningkatkan risiko kanker paru-paru
Kanker paru-paru merupakan jenis kanker yang paling umum terjadi di dunia. Merokok merupakan faktor risiko utama kanker paru-paru.
Sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal Cancer Research menemukan bahwa perokok yang merokok setelah makan memiliki risiko 30% lebih tinggi untuk terkena kanker paru-paru dibandingkan dengan bukan perokok.
Menyebabkan kerusakan gigi
Asap rokok mengandung tar dan nikotin yang dapat merusak gigi dan gusi. Merokok setelah makan dapat meningkatkan risiko kerusakan gigi, karena asam lambung dapat merusak enamel gigi.
Berdasarkan alasan-alasan di atas, di satu sisi merokok setelah makan merupakan kebiasaan yang dinilai kurang bagus bagi kesehatan. Namun, ada juga yang berpendapat jika merokok bisa membuat pikiran rileks. Akhirnya, semua kembali kepada pribadi masing-masing individu.
Cek berita dan artikel lainnya di GOOGLE NEWS.
Baca Juga
-
Menyambangi Bukit Rhema dan Eksplorasi Perjalanan Spiritual di Gereja Ayam
-
Sudah Tahu Well Being? Ini Cara Mewujudkannya agar Hidupmu Jadi Lebih Baik
-
Mengulik Polemik Iuran Tapera yang Diprotes Banyak Pekerja
-
7 Cara Menghadapi Orang Sombong Menurut Psikolog Klinis, Hadapi dengan Santai!
-
Orang Tua Harus Waspada, Apa Saja yang Diserap Anak dari Menonton Gadget?
Artikel Terkait
-
4,6 Juta Nyawa Bisa Terselamatkan! Ini Peran Metode THR dalam Pengendalian Rokok di Indonesia
-
Masih Duduk di Kursi Roda, Pak Tarno Ngotot Terima Job: Senang Lihat Orang Tertawa
-
Abidzar Al Ghifari Ngaku Pernah Habis 4 Bungkus Sehari, Ini Bahaya Merokok Selain Kanker Paru-paru
-
Lebih Baik Beli Telur Ketimbang Rokok? Ini Kata Ahli Gizi
-
Indonesia Darurat Rokok, Bisakah Tobacco Harm Reduction Jadi Solusi?
Health
-
Secondary Traumatic Stress : Rasa Simpati yang Justru Punya Dampak Negatif
-
Purging atau Alergi? Ini Cara Kenali Breakout Akibat Produk Baru
-
Waspada! Ini 3 Penyakit Menular yang Lazim Muncul saat Musim Hujan
-
Fenomena Fatherless di Indonesia dan Dampaknya bagi Perkembangan Anak
-
Seni Meronce Manik-Manik: Jalan Menuju Pemahaman Emosi dan Kesehatan Mental
Terkini
-
4 Inspirasi Clean Outfit ala Hwang In-youp, Gaya Makin Keren Tanpa Ribet!
-
Kalahkan China 3-1 dan Cetak Sejarah, Indonesia Juarai BAMTC 2025
-
Piala Asia U-20: Menerka Formula Indra Sjafri untuk Kejutkan Uzbekistan
-
Jelang Lawan Uzbekistan, Timnas Indonesia U-20 Dihantui Statistik Buruk Indra Sjafri
-
Demi Efisiensi Anggaran, Pendidikan Dikorbankan: Bijakkah Keputusan Ini?