Sistem gacha merupakan sebuah konsep yang awalnya unik, tetapi kian lama menjadi semakin menjengkelkan. Untuk yang masih awam dengan gacha, istilah tersebut dapat dipahami sebagai hadiah dalam sebuah gim (umumnya gim online dan mobile) yang berupa sebuah kotak hadiah dengan konten yang bersifat acak.
Isi dari kotak hadiah tersebut dapat memiliki berbagai tingkat nilai kelangkaan dari item yang didapatkan. Tidak jarang, hadiah yang didapatkan merupakan perlengkapan yang dapat membantu pemain untuk lebih unggul dan mempermudah dalam permainan. Namun, semakin tinggi kualitas atau nilai sebuah item, semakin langka dan kecil peluangnya untuk didapatkan. Sehingga, sistem gacha sangat mengandalkan keberuntungan belaka.
Awal mulanya sistem gacha
Sistem gacha diperkenalkan dalam bentuk loot box oleh beberapa gim seperti CSGO, Star Wars: Battlefront 2, dan belakangan ini dipopulerkan oleh gim seperti Genshin Impact. Loot box tersebut berisi berbagai objek yang oleh beberapa gim bersifat visual saja, sehingga hanya mengubah tampilan dari karakter tanpa mengubah kemampuan dari karakter yang kita mainkan. Namun, beberapa gim lainnya menyertakan item yang memberikan keuntungan besar bagi pemainnya dalam bentuk item yang langka.
Keresahan para gamers terhadap sistem gacha yang menggerogoti industri gim modern
Awalnya, sistem gacha merupakan sistem yang diminati karena berpeluang untuk mendapatkan item acak dengan berbagai kualitas merupakan pengalaman yang memacu adrenalin. Namun, saat sistem gacha diimplementasikan menjadi mekanik utama dalam sebuah permainan, mengakibatkan permainan tersebut hanya mengandalkan keberuntungan bagi mereka yang memperoleh item langka tersebut.
Tidak jarang beberapa gim memberikan fitur bagi pemainnya untuk membeli loot box atau kotak hadiah dengan konten acak. Sehingga, semakin banyak loot box yang dibeli, akan semakin tinggi peluang untuk mendapatkan item yang membantu pemainnya lebih unggul daripada pemain lainnya. Hal tersebut tentu membuat keunggulan bagi pemain yang rela merogoh saku untuk memperoleh item yang langka, dan membuat pemain lainnya tertinggal. Kasarnya, sistem ini membuat para pemain yang lebih "kaya" mengungguli pemain lainnya yang tidak bersedia untuk membayar uang lebih demi mendapatkan item yang bagus.
Gacha identik dengan perjudian dan mengandalkan hoki belaka
Kritik terhadap sistem gacha mulai dilayangkan oleh pihak media seperti Yomiuri Shimbun (5/2012) yang menyuarakan keresahan mereka terhadap para pemuda di Jepang yang mulai ketagihan dengan gim bersistem gacha. Pemuda-pemuda yang belum matang psikisnya dapat kecanduan gim gacha layaknya sebuah perjudian dan harus mengeluarkan banyak uang demi mendapatkan item yang mereka inginkan.
Layaknya sebuah permainan judi, sistem gacha membuat sebuah gim hanya mengandalkan hoki ketimbang kemampuan. Pemain dengan kemampuan dan pemahaman yang mendalam mengenai mekanik gim dapat mudah dikalahkan oleh orang-orang yang mengeluarkan banyak uang untuk mendapatkan item yang membuat mereka lebih unggul. Sehingga, sebuah gim hanya mengandalkan uang yang dikeluarkan dan hoki mendapatkan item langka berkualitas tinggi.
Sistem gacha merupakan sebuah sistem yang bagi beberapa pihak meresahkan. Rasa ketagihan yang ditimbulkan dari peluang mendapatkan item secara acak mendorong para gamers untuk membeli kucing di dalam karung dan bertaruh uang sungguhan demi benda virtual. Bagaimana denganmu? Apakah kamu termasuk para penentang atau pendukung sistem gacha?
Baca Juga
-
Mengenal Orang Tua Alyssa Daguise: Calon Besan Ahmad Dhani Ternyata Bukan Sosok Sembarangan
-
Profil Hestia Faruk: Tante Thariq yang Dahulu Sempat Dikenalkan ke Fuji
-
Menentukan Monster Sesungguhnya dalam Serial Kingdom: Manusia atau Zombie?
-
5 Langkah Awal Memulai Karier sebagai Desainer Grafis, Mulailah dari Freelance!
-
Menekuni Kegiatan Content Creating: Berangkat dari Hobi Menuju Karier
Artikel Terkait
-
Kevin Diks Ketakutan Habis Cedera di Timnas Indonesia vs Jepang: Saya Sampai Lakukan...
-
Review Film River, Terjebak dalam Pusaran Waktu
-
Intip Keseruan Idola SM Entertainment di Teaser Program The Game Caterers 2
-
Profil Febru Danar Surya, Ilustrator Bantul di Balik Koreografi Godzila Vs Gundala saat Lawan Jepang
-
Ilustrator di Balik Koreo Gundala vs Godzila di Laga Indonesia Lawan Jepang, Karyanya Curi Perhatian Dunia!
Hobi
-
Akui Man City Sedang Rapuh, Pep Guardiola Optimis Pertahankan Gelar Juara?
-
Motor M1 Masih Bermasalah, Yamaha Minta Maaf ke Alex Rins
-
Berjaya sebagai Pembalap, Berapa Total Kekayaan Marc Marquez?
-
Jelang Piala AFF 2024, Erick Thohir Bicara soal Peluang Maarten Paes Tampil Berama Timnas Indonesia
-
Satu Tahun di Ducati, Marc Marquez Puji Kepemimpinan Gigi Dall'Igna
Terkini
-
Ulasan Buku Patah Paling Ikhlas, Kumpulan Quotes Menenangkan Saat Galau
-
Laris Banget! Lagu 'Tak Segampang Itu' Tembus 500 Juta Streams di Spotify
-
Sinopsis Film I Want To Talk, Film Terbaru Abhishek Bachchan dan Ahilya Bamroo
-
Tetap Kuat Menjalani Hidup Bersama Buku Menangis Boleh tapi Jangan Menyerah
-
Trailer Film Popeye the Slayer Man: Teror Maut Si Pelaut Bertangan Besi