Duh, kok rasanya ada yang aneh dengan El Barca belakangan ini. Ada apa? Lalu, gimana? Terus, solusinya apa? Niat menang atau pamer penguasaan bola?
Mengejutkan sekali ketika Barcelona harus takluk dari tim papan bawah seperti Cadiz. Betul memang, bahwa kekalahannya hanya 1:0. Tapi, yang namanya kalah, ya kalah saja. Setipis apapun skornya, tetap saja kalah.
Bersua dengan Cadiz di Camp Nou pada lanjutan La Liga jornada ke-32, asuhan Mas Xavi Hernandez harus tersungkur dan tertunduk lesu. Gol semata wayang Lucas Perez tak hanya membuat El Bara menelan kekalahan dua kali secara beruntun, di Camp Nou pula. Akan tetapi, membuat Cadiz mampu berpongah dan naik kasta dari jurang degradasi.
Lha, kok bisa sekelas Barcelona harus takluk kepada tim bawah? Ya bisa, lah. Kalau nggak bisa, bukan Barcelona namanya.
Nah, betul juga. Bahwa Blaugrana sebelum kalah 3:2 atas Frankfurt di Camp Nou itu, El Barca meraih rentetan apik. Pasalnya 15 laga di semua kompetisi tak terkalahkan. Sempurna? Hayya, jelas.
Tapi, inilah sandungannya.
Seketika Barcelona hancur lebur dibungkam Frankfurt 3:2 di Camp Nou, semudah itukah polesan Mas Xavi Hernandez goyah? Artinya, 15 laga yang awalnya tak tersentuh kekalahan, sekali kalah, kini dalam waktu 4 hari langsung keok dua kekalahan beruntun. Lucunya, sama-sama terkapar di markas sendiri.
Penguasaan bolanya, jelas tak tertandingi. Sayangnya penyelesaian akhirnya, semacam orang baru main bola. Pusing, bingung, mau dioper atau ditendang langsung? Alhasil, tendangan Dembele dan kolega tidak tepat sasaran. Melambung, meleset, meledak Bummm!
Di pinggir lapangan, Mas Xavi Hernandez kelihatan pusing. Sana-sini memberi arahan. Tapi, tak satupun keinginannya tercapai. Gol tidak ada. Pas memasuki kotak enam belas, bola mudah lepas.
Padahal, di sisi tengah, penguasaan bolanya lumayan oke, jos, mantap.
(Lihat sendiri saja statistiknya berapa? Saya lagi malas)
Misalkan ada yang nyeletuk gini, "Enak saja ya jadi orang cuma nyalahin pemain, pelatih dan semacamnya. Coba main sendiri, sulit nggak?"
Jawab saja sambil kombinasikan dengan senyuman.
"Namanya juga penikmat bola, ya terserah, lah mau ngapain. Lagi pula, efek sampingnya buat Barca apa? Apa ketika dinyinyirin Barcelona kian bapuk? Padahal, belum tentu Barcelona baca tulisan ini?"
"Iya, benar juga, ya,"
Baca Juga
-
Final Piala Super Spanyol: Mengurai Benang Kusut Permasalahan Barcelona
-
Chat Dosen Pembimbing Harus Sopan biar Tugas Skripsi Lancar Itu Nggak Cukup
-
5 Tradisi yang Dulu Sering Dilakukan, tapi Kini Sudah Jarang, Apakah di Kampungmu Juga?
-
Wisata Goa Soekarno Sumenep: Dulu Berkawan Keramaian, Kini Berteman Kesepian
-
3 Cara agar Video TikTok Ditonton Banyak Orang meski Sedikit Pengikutnya, FYP Bos!
Artikel Terkait
Hobi
-
Indra Sjafri Kembali! Mampukah Pertahankan Emas SEA Games di Kandang Thailand yang Penuh Dendam?
-
Beri Kans Panggil Marselino, Indra Sjafri Paham Lini Tengah Timnas Besutannya Kurang Kreatif?
-
Tak Hanya Lolos, Indonesia Bisa Panen Poin Besar Jika Menang di Ronde Empat
-
SMAN Raha 2: Dari Drama Penalti ke Glory AXIS Nation Cup 2025!
-
Bukan Cuma Kompetisi, AXIS Nation Cup 2025 Jadi Ajang Sportainment!
Terkini
-
Bukan Sekadar Omon-Omon: Kiprah Menkeu Purbaya di Ekonomi Indonesia
-
Adoh Ratu, Cedhak Watu: FKY 2025 Merayakan Etos Adat Gunungkidul
-
BGN Tanpa Ahli Gizi: Komposisi Pimpinan yang Memicu Kritik
-
Review Film No Other Choice: Ketika PHK Membuatmu Jadi Psikopat!
-
Novel Semesta Terakhir untuk Kita: Ketika Ego dan Persahabatan Bertarung