Scroll untuk membaca artikel
Hernawan | Oktavia Ningrum
Ilustrasi buku (pexels)

Menerbitkan buku sendiri merupakan impian besar para penulis. Terkadang  saking inginnya cepat-cepat menerbitkan buku, penulis justru terjerumus pada penerbit yang tidak sesuai ekspektasinya. Dan seringkali, itu menjadi penurun semangat untuk menulis buku selanjutnya. Untuk menghindari risiko seperti itu, simak 6 tips menerbitkan buku berikut ini! 

1. Jangan Terburu-buru

Tergesa-gesa atau terburu-buru bukan merupakan sikap yang bijak. Kerap kali kita justru akan menyesali hasil dari sikap ini. Oleh karena itu, tetap tenang dan kendalikan ambisimu. Alon-alon asal kelakon! 

Ingat nggak kisahnya J. K Rowling dengan buku legendnya Harry Poter? Berapa banyak penerbit yang menolaknya, sampai akhirnya bisa terbit dan mendunia? Kalau kamu mengalami yang namanya ditolak penerbit, tetaplah semangat berjuang untuk merevisi naskahmu. Jangan sampai kamu menyerah lalu membiarkan naskahmu jatih di tangan yang tidak tepat. 

2. Aktif Mencari Informasi

Tidak hanya menulis cerita atau buku aja nih yang memerlukan riset, mau menerbitkan buku  juga harus riset dulu. Jangan berperang tanpa senjata. Maksudnya, jangan maju tanpa mengetahui apapun tentang lawanmu. Karena hal itu sama dengan bunuh diri. 

Cari tahu sebanyak-banyaknya tentang penerbit tujuanmu. Mulai dari jenis tulisan yang dicari, target pasar, kualitas kertas, kerapian layout, jenis cover, dan lain sebagainya. Apakah itu sudah sesuai dengan yang kamu mau? Jangan sampai kamu kecewa di akhir nanti. 

3. Pastikan Kualitas Penerbit

Untuk memastikan kualitas penerbit A, B, C dan lainnya baik atau tidak, kamu bisa mencari tahu lewat penulis yang telah menerbitkan  karyanya di sana.

Kamu bisa tanyakan apapun yang belum kamu mengerti, pada penulis yang telah berpengalaman menerbitkan  karyanya di sana. Apakah pendapat penulis itu tentang penerbit yang sekarang cukup positif atau justru sebaliknya? Dari sana kamu bisa lebih yakin atas keputusanmu nanti!  

4. Pastikan Naskah Benar-benar Fix

Meskipun penerbit menyediakan tim editor dan layout sendiri, sebisa mungkin lakukan revisi dan tata letak serta design secara mandiri. Ini bukan tentang meringankan tugas editor, tapi kepuasanmu dalam penerbitan buku itu sendiri. 

Karena ketika bukumu dijual kepada umum, apa kamu sudah lega dengan naskahmu? Jadi itulah pentingnya revisi gila-gilaan. Karena tidak semua penerbit menyediakan editor yang komunikatif dengan penulis asli. Emang kamu mau, naskahmu diedit tanpa konsultasi denganmu dahulu? Pasti enggak kan? 

5. Hindari Peluang Copyright

Terkena pasal Hak cipta atau copyright adalah hal paling dihindari di dunia seni dan sastra. Bukan hanya tulisan saja yang bisa terkena copyright, tapi semua bagian yang meliputi buku itu, berpeluang terkena copyright.

Mulai dari jenis font yang digunakan baik di dalam ataupun di luar buku, background buku, vector art yang menjadi cover (jika ada), kutipan orang lain yang menyertai di dalam naskah, parafrase yang gagal, ide cerita, dan lain sebagainya. Jadi hati-hati ya, karena tuntunan ganti ruginya juga gak main-main! 

6. Utamakan Komunikasi

Carilah penerbit yang punya hubungan baik dengan penulisnya. Pastinya dong, kalian nggak suka kalau ketemu penerbit yang diktator? Jadi inilah pentingnya komunikasi yang baik antara penerbit dan penulis. Kalian sedang berkolaborasi, ibarat kata penulis adalah orang tua yang menyerahkan anaknya (naskah) ke sebuah sekolah (penerbit). Jadi ini bukanlah hal yang dapat disepelekan!

Sekian 6 tips menerbitkan buku di atas. Semoga dapat menjadi manfaat bagi pembaca. Salam literasi! 

Oktavia Ningrum