Hutan bukan hanya deretan pepohonan hijau yang menjulang tinggi, tapi sistem penyangga yang menjaga keseimbangan alam sekaligus masa depan manusia. Sayangnya, ancaman deforestasi dan perubahan iklim membuat peran hutan semakin genting. Kenapa kita perlu peduli? Kenapa kita harus ikut andil dalam gerakan #JagaHutan?
Langkah kecil dalam menjaga lingkungan yang pertama adalah kesadaran diri. Sadar akan pentingnya menjaga keseimbangan alam, dan sadar akan segala tindakan yang kita lakukan berdampak pada ekosistem. Setidaknya ada tiga alasan besar yang membuat hutan terlalu berharga untuk diabaikan.
1. Hutan Menjaga Kesehatan Daerah Aliran Sungai
Hutan berperan penting dalam mengatur aliran air, mencegah erosi, dan menyaring polutan. Akar-akar pohon membantu tanah menyerap air hujan, lalu melepasnya secara perlahan ke sungai. Tanpa hutan, air hujan akan langsung mengalir ke permukaan, menyebabkan banjir bandang di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau.
Selain itu, hutan juga bertindak seperti filter alami. Ia mampu menyaring berbagai polutan sebelum air masuk ke sungai dan akhirnya dikonsumsi manusia. Bayangkan jika filter alami ini hilang—kualitas air yang kita minum bisa semakin buruk, mahalnya biaya pengolahan air bersih pun jadi konsekuensi.
2. Hutan Memberi Manfaat Ekonomi
Bagi masyarakat yang tinggal di sekitar hutan, keberadaannya bukan sekadar soal ekologi, tapi juga soal ekonomi. Hasil hutan kayu dan non-kayu seperti madu, rotan, getah, hingga tanaman obat menjadi sumber pendapatan yang nyata.
Tak hanya itu, hutan juga menyimpan potensi besar di sektor pariwisata. Dari ekowisata di Kalimantan, wisata petualangan di Sumatra, hingga rekreasi hutan pinus di Jawa, keindahan hutan Indonesia telah membuka banyak lapangan kerja baru. Dengan kata lain, menjaga hutan sama artinya dengan menjaga ekonomi lokal tetap hidup.
3. Hutan adalah Penyerap Karbon, Penjaga Iklim
Di tengah krisis iklim, hutan adalah sekutu utama kita. Melalui fotosintesis, pohon menyerap karbon dioksida dari atmosfer lalu menyimpannya sebagai biomassa. Mekanisme ini membuat hutan berperan sebagai penyerap karbon alami yang membantu mengurangi efek rumah kaca, penyebab utama pemanasan global.
Tak hanya itu, hutan juga mampu mengurangi energi pancaran gelombang panjang bumi yang berasal dari radiasi matahari, serta menyerap polutan udara berbahaya. Artinya, menjaga hutan bukan hanya tentang pepohonan, melainkan juga tentang menjaga udara yang kita hirup setiap hari.
Hutan Indonesia: Paru-Paru Dunia
Dengan luas mencapai 105,86 juta hektare atau sekitar 63% dari total daratan, hutan Indonesia termasuk salah satu yang terbesar di dunia. Peran ini membuat Indonesia dijuluki sebagai salah satu “paru-paru dunia”.
Pemerintah melalui Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim (Ditjen PPI – KLHK) terus berupaya memperkuat peran ini, di antaranya dengan:
- Mempercepat kepastian status hukum kawasan hutan.
- Membuka data dan informasi sumber daya hutan.
- Meningkatkan kualitas tata kelola dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan.
- Bahkan, pemerintah menargetkan tambahan 19,9 juta hektare kawasan hutan untuk memperkuat perlindungan alam. Upaya ini penting, namun tentu saja tidak cukup tanpa dukungan masyarakat luas.
Jaga Hutan, Jaga Hidup
Tiga alasan di atas hanyalah sebagian kecil dari betapa pentingnya hutan bagi kita. Dari air yang kita minum, udara yang kita hirup, hingga stabilitas iklim global—semuanya tak bisa dilepaskan dari keberadaan hutan.
Maka, gerakan #JagaHutan bukan sekadar kampanye, melainkan panggilan bagi kita semua. Entah dengan menanam pohon, mendukung produk berkelanjutan, atau menyuarakan isu lingkungan di media sosial—setiap langkah kecil bisa memberi arti besar. Karena menjaga hutan, pada akhirnya, adalah menjaga hidup kita sendiri.
Baca Juga
-
Ulasan Novel Selamat Tinggal: Ketika Hukum Tak Lagi Gagah dalam Kebenaran
-
Kamu Bukan Sekadar Penonton: Saatnya Jadi Suara untuk Alam
-
Ulasan Novel Komet: Hati-Hati Menaruh Kepercayaan pada Manusia
-
Membangun Ketahanan Ekosistem: Mengapa Kita Harus Menjaga Hutan?
-
Ulasan Novel Bibi Gill: Terkadang Musuh Terbesar Kita adalah Diri Sendiri
Artikel Terkait
-
Sederhana tapi Berdampak: Euforia Kemerdekaan dengan Peduli Lingkungan
-
Merdeka Bukan Soal Berburu Diskon, Tapi Bebas dari Sampah dan Polusi
-
7 Kebiasaan Sepele yang Diam-Diam Bikin Kamu Pahlawan Bumi
-
Merdeka di Tengah Krisis Iklim, Bagaimana Gen Z Menyikapinya?
-
Kamu Bukan Sekadar Penonton: Saatnya Jadi Suara untuk Alam
Rona
-
Sederhana tapi Berdampak: Euforia Kemerdekaan dengan Peduli Lingkungan
-
Merdeka di Tengah Krisis Iklim, Bagaimana Gen Z Menyikapinya?
-
Seni Perang Lawan Sampah Makanan: Selamatkan Sisa Nasi, Lawan Inflasi
-
Merdeka dengan Sepeda: Mengayuh untuk Bumi yang Lebih Hijau
-
Membangun Ketahanan Ekosistem: Mengapa Kita Harus Menjaga Hutan?
Terkini
-
Ulasan Novel Selamat Tinggal: Ketika Hukum Tak Lagi Gagah dalam Kebenaran
-
Premier League: Altay Bayidir Blunder, Ini Kata Pelatih Manchester United
-
4 Rekomendasi Serum yang Ampuh Redakan Jerawat dan Lawan Penuaan
-
Siap Jajal Persijap Jepara, Marc Klok Ungkap Target Utama Persib Bandung
-
BRI Super League: Eduardo Perez Dedikasikan Kemenangan Perdana untuk Fans