Siapa yang tahun ini menargetkan dapat menuliskan satu buku? Hayo, sudah sampai mana tahapannya? Jangan-jangan kamu masih wacana saja ini ya mau menerbitkan buku? Eits, nggak papa, mumpung tahun 2022 masih di bulan Mei, mari kita rencanakan lebih baik lagi.
Bagaimana sih caranya menuliskan buku dalam waktu 100 hari? Bisa nggak ya selesai beneran? Hm, itu tergantung kamu sendiri sih. Tapi, kali ini aku mau coba mengulik lagi materi yang disampaikan oleh Kak Anita Hairunnisa. Ada beberapa tips yang dibagikannya.
Ada 3 hal yang paling penting yang harus kamu garis bawahi jika memang benar-benar ingin menyelesaikan project menulis satu buku.
- Passion and creativity
- Determination
- Commitment
Tiga hal di atas adalah modal awal kamu untuk melangkah maju. Passion and creativity tentu saja tentang bakatmu menulis dan kreativitasmu membuat alur cerita sebuah buku. Menarik tidaknya buku tergantung dari ini. Poin kedua tentang kebulatan tekad dari dalam dirimu. Kamu sungguh-sungguh mau menerbitkan buku? Hal ini juga berhubungan dengan poin ketiga, yaitu komitmen. Kamu harus bisa meyakinkan diri dan mendisiplinkan diri dalam proses menulis ini. Selesai tidaknya project ini tergantung sama komitmen dirimu.
"The writer must have a good imagination to begin with, but the imagination has to be muscular, which means it must be exercised in a disciplined way, day in and day out, by writing, failing, succeeding and revising." - Stephen King
Proses Menulis dalam 100 Hari
Ada 5 tahapan yang akan kita lalui di sini:
- Prewriting (5-10 hari)
- Writing/drafting (45-60 hari)
- Revision (10 hari)
- Edit (10 hari)
- Publish
Oke mari kita bahas satu persatu.
1. Prewriting
Pada tahap pertama ini, kita akan melakukan brainstorming, research, dan membuat sistem untuk mengatur hasil temuan itu untuk menyusun outline. Jadi kita mengumpulkan bahan yang akan kita jadikan tulisan nantinya. Bisa dengan kegiatan riset, ngobrol, ketemu orang di lapangan, dari pengalaman, film, baca buku atau artikel, dan lain-lain. Sebenarnya waktunya nggak sesingkat itu juga sih. Mungkin ini sudah bahan dari lama ya. Jadi dalam waktu singkat 5-10 hari, kita kumpulin itu semua untuk bahan buku kali ini.
2. Writing/drafting
Nah, di tahapan ini, kita udah mulai nih nulis. Tuangin semua ide dan kreativitas kita sesuai dengan outline yang udah kita buat. Disiplin penting banget di tahap ini, ya tiap hari coba kita agendakan waktu khusus buat nulis buku ini. Sesuai dengan outline dan bahan yang udah kita kumpulin. Menjaga semangat dan memperkaya diksi. Mungkin dalam waktu 45-60 hari kalau kita fokus, draft itu bisa selesai.
3. Revision
Tahapan selanjutnya tinggal kita cek tulisan yang udah selesai kita tulis tadi. Jangan sedikit-sedikit di revisi sebelum naskah selesai. Yang ada satu buku nggak kelar-kelar draftnya. Selesaikan dulu, revisi belakangan. Nah, di tahapan ini kalian juga bisa banget minta pendapat dari orang lain, dari teman yang suka baca buku misalnya, masukan positif dari keluarga, komunitas yang kita ikuti, penulis yang udah terkenal, kira-kira apa ya tanggapan mereka tentang tulisan kita? Bisa jadi membantu kita merevisi tulisan yang sekiranya kurang pas di situ.
4. Editing
Ini tahapan yang lebih jeli selanjutnya, mengecek draft keseluruhan dan jika perlu dihilangkan supaya lebih enak dibaca, itu bisa juga. "Every cut is necessary, and every cut hurts. But something new always grows." begitu pesan kak Anita waktu itu. Nggak papa, ada kebaikannya pasti buat tulisan kita jadi lebih sempurna.
5. Publish
Oke, yang satu ini mungkin tahapan yang nggak mudah sih ya. Pertama yang bisa kita lakukan, kita bisa sharing terlebih dahulu di media sosial yang kita punya. Mencari pembaca, secara nggak langsung kita sebenarnya juga mengundang para penerbit untuk melirik karya kita. Ini tergantung kreativitas kita dalam pemasaran sih ya. Jauh sebelum buku itu terbit tentu saja kita harus memperkenalkan diri terlebih dahulu lewat karya. Semua memang perlu proses.
Sekarang ini mencari penerbit lebih mudah sih ya dari pada yang dulu-dulu. Kita siap naskah, ajukan ke penerbit, proses pun berjalan lebih cepat. Tapi nggak mau juga kan nantinya buku kita nggak laku dan cuman dipajang di rak buku? Yang lebih penting daripada nerbitin buku sih kita juga harus persiapkan dengan matang tentang pemasaran karya kita. Lihat juga bagaimana para penulis yang udah berhasil menerbitkan banyak buku itu memasarkan karya-karyanya. Kita bisa belajar banyak dari sana.
Oke segitu aja dulu sharingnya tentang menulis buku. Ayo mulai bulan ini kita realisasikan project ini. Nulis buku dalam 100 hari. Aku tunggu ya karyamu.
Baca Juga
Artikel Terkait
-
Jangan Memulai Apa yang Tidak Bisa Kamu Selesaikan: Sentilan Bagi Si Penunda
-
Belajar Menerima Trauma Masa Lalu dari Buku Merawat Trauma
-
Ulasan Buku Tahu Gak Tahu, Bahas Fenomena Sosial Lewat Ilustrasi yang Unik
-
Ulasan Buku Perkabungan untuk Cinta, Ungkap Perasaan Duka Saat Ditinggalkan
-
Psikologi Feminisme di Buku Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan
Hobi
-
Kalahkan Shi Yu Qi, Jonatan Christie Segel Tiket Final China Masters 2024
-
Bambang Pamungkas Sebut Mimpi Indonesia ke Piala Dunia Masih Ada, Kenapa?
-
F1 GP Las Vegas 2024, Bisakah Max Verstappen Kunci Gelar Juara Dunia?
-
AFF Cup 2024 Resmi Gunakan Teknologi VAR, Kabar Buruk Bagi Timnas Vietnam?
-
Belum Dilirik STY untuk AFF Cup 2024, Apakah Jens Raven Tak Masuk Kriteria?
Terkini
-
Menyantap Pecel Lele Faza, Sambalnya Juara
-
Antara Kebencian dan Obsesi, Ulasan Novel Malice Karya Keigo Higashino
-
Jangan Memulai Apa yang Tidak Bisa Kamu Selesaikan: Sentilan Bagi Si Penunda
-
Novel 'Mana Hijrah': Ujian Hijrah saat Cobaan Berat Datang dalam Hidup
-
Hidden Game, Pesona Cafe Bernuansa Minimalis di Kota Jambi